Queen Mafia'S Son, Wants Me

"Irina? Ada apa kau datang kemari tanpa pemberitahuan lebih dulu?"

Seseorang tampak terkejut melihat Irina. Bukan hanya itu, dia juga melihat ke belakang Irina dan ingin memastikan apakan Irina datang sendiri atau membawa anak buahnya.

Namun yang ia lihat hanyalah Dale, dan tidak ada lagi yang lain. Itu berarti Irina tidak satang dengan sesuatu yang serius.

"Jangan tegang begitu, Arne? Aku hanya ingin berkunjung. Sesama teman, tidak ada salahnya mengunjungi bukan?" ucap Irina. Wanita itu menunjukkan sikap yang santai seolah-olah tengah bertemu dengan teman lama.

Arne Petrov tersentak. Teman, itu adalah hubungan yang tidak mungkin diantara mereka berdua. Meskipun mereka tidak saling bermusuhan, namun mereka tidak mungkin bisa menjalin hubungan pertemanan. Apalagi setelah peristiwa itu.

"Ada apa, Irina? Katakan apa yang kau inginkan sampai datang kemari secara tiba-tiba dan tanpa memberitahuku lebih dulu," ucap Arne. Dia tidak ingin membuang waktunya, dan dia juga tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Irina.

"Oh ayolah, Arne. Aku hanya ingin berkunjung,"ujar Irina. Dia menyilangkan kakinya dengan anggun.

"Tidak, kamu pasti memiliki niat lain,"tukas Arne cepat. Tatapan mata menyelidik itu mencoba mencari apa yang saat ini sedang dipikirkan oleh tamu tak diundangnya.

Irina tersenyum. Ia tahu intuisi seorang pimpinan mafia tidaklah dangkal. Arne Petrov tentu memiliki pemikiran lain dengan kedatangan dirinya, itu lah yang saat ini ada di kepala Irina.

Hahahaha

Irina tertawa dan itu membuat Arne gelisah.

"Matamu memang tajam, Arna. Ya tentu saja, kalau tidak tajam kau tak akan bisa menduduki posisi yang seharusnya diduduki oleh kakak perempuanmu,"ucap Irina.

"Apa maksudmu, Irina. Kenapa kau membawa nama dia di sini sekarang? Kau tahu kan, kami sudah tidak lagi bisa disebut saudara,"sahut Arne sengit. Ekspresi wajahnya nampak sekali tidak suka saat Irina membicarakan saudaranya.

"Hmmm, ya aku dengar kalian tidak akur. Tapi aku tidak menyangka bahwa kau akan sebegitunya membenci saudaramu itu," tukas Irina.

Dalam lingkungan dunia bawah, Arne dan Alma Petrov adalah saudara yang tidak akur. Mereka berebut tahta kepemimpinan klan Balck Rose. Dan dimana Arne yang menjadi pewaris sedikit membuat semua orang terkejut. Pasalnya selama ini Alma lah yang digadang-gadang akan menjadi pimpinan Black Rose berikutnya setelah 'ibu' mereka tiada.

"Sudahlah Irina, cepat katakan apa tujuanmu kemari. Aku masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan,"ucap Arne.

"Baiklah Arne, aku di sini ingin bertanya terkait apa yang terjadi di 10 tahun yang lalu. Apa kau yakin bahwa Black Rose tidak terkait dengan penyerangan yang dilakukan Robert Sanders terhadap Chernyye Rozy?"

Akhirnya Irina mengatakan juga apa yang dia ingin tanyakan sedari tadi. Tujuannya kemari memang hanya untuk itu meski dia harus berbas-basi lebih dulu.

"Ya Tuhan, Irina. Kau masih mencurigai kami? Kau masih mencurigai ku soal itu. Aku bersumpah atas nama Ibu ku, aku bersumpah atas nama Black Rose bahwa aku sama sekali tidak terkait tentang hal itu,"pekik Arne. Matanya membelalak. Ada rasa terkejut dan sedikit marah disana tentang apa yang dikatakan oleh Irina.

Irina bisa melihat ekspresi itu, dan baginya hal tersebut adalah hal yang wajar. Tapi mau tidak mau dia memang harus memastikan kembali. Ada banyak hal yang janggal terkait nama Black Rose yang dibawa oleh Roberts Sanders.

"Maafkan aku, Arne. Tapi bajingan itu terlalu berani membawa nama organisasi mu jika hanya untuk dijadikan tameng. Aku merasa dia terkait dengan salah satu anggota mu. Kau tahu kan dia sudah menghancurkan hidupku? Jadi aku sungguh masih ingin terus mengejarnya. Arne, coba kau pikirkan. Adakah hal yang aneh di masa-masa itu. Sekecil apapun aku harap bisa jadi petunjuk. Seandainya memang ada anggota mu yang berkerja sama dengan pria itu, aku tak akan menyentuh Black Rose, karena ini adalah urusan personal,"ucap Irina panjang. Dia berharap ada informasi lain yang akan didapat.

"Irina, sudah ku katakan bahwa kami sama sekali tidak terkait. Aku sungguh kecewa karena kau mencurigai ku seperti ini. Kita memang tidak punya hubungan yang baik. Tapi kita tidak pernah sekalipun berseteru, jadi jangan menyulut api meski itu sangat kecil, Irina," sahut Arne tegas.

Arne kini terlihat sangat kesal sekali. Dia bahkan keluar dari ruangan itu meninggalkan Irina sendiri.

Fyuuuh

Irina membuang nafasnya kasar. Melihat reaksi dan juga ekspresi wajah wanita itu, Irina tentu tahu bahwa apa yang dikatakan adalah sesuatu yang sungguh-sungguh.

"Kita pulang, Dale. AKu sudah cukup mendapat jawaban,"ucap Irina. Dia bangkit dari tempat duduknya dan melenggang peri.

"Ya, Queen,"sahut Dale. Dia pun juga melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Arne bicara dengan sungguh-sungguh dan bukannya diselimuti dengan kebohongan.

Irina dan Dale akhirnya peri meninggalkan markas Balck Rose. Sedangkan Arne, wanita itu melihat kepergian Irina dan Dale dari lantai atas ruang kerjanya.

"Sudah lama, sudah lama sekali hal itu terjadi. Tapi kau masih ingin mencari kebenarannya, Irina. Ya, siapa yang tidak sakit dikhianati begitu bahkan sampai meninggalkan seorang anak dan membuat seorang ayah terbunuh. Maafkan aku Irina, aku pun tidak tahu apa-apa tentang itu,"gumam Arne.

Dia lalu membalikkan tubuhnya, dan memanggil seseorang.

"Kemana lagi dia sekarang?"

"Ke sebuah negara tropis, Nyonya. Pulau Bali namanya, dia pergi kesana."

TBC