Seira Adam Hanida adalah Ayi Mahogra atau Ratunya Kharisma Jagat yang harus memimpin pasukan kharisma jagat di zaman modern untuk melawan Bagaskara yang menggunakan makhluk ghaib untuk mengendalikan manusia agar menyembah iblis yang dia sembah.
Untuk melawan balik, Bagaskara hendak menculik anak kedua Ayi dan menggunakannya agar bisa mewujudkan kutukan kuno, kutukan itu adalah, setiap Ayi Mahogra atau ratunya kharisma jagat, kerajaannya akan runtuh digulingkan oleh anak perempuannya sendiri. Karena itu Ayi Mahogra meminta suaminya Malik Rainan dan juga pasukan kharisma jagat membawa kabur anaknya agar selamat dari penculikan dan dia bisa menjaga umat manusia dan kerajaannya dari serangan Bagaskara.
Selama proses pelarian ini, Malik dan pasukan kharisma jagat menemui banyak kesulitan karena serangan dari Bagaskara dan pasukannya, lalu apakah mereka berhasil melindungi anak perempuan Ayi Mahogra atau dia akan menjadi anak yang terkutuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muka Kanvas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 3 : Penyelamatan Fani 3
Saat Ayi akan menjelaskan semuanya, Aam masuk ke ruangan itu dan membisiki Ayi sesuatu, ekspresi Ayi jadi sangat marah.
“Mereka memang brengsek!” Ayi sampai memukul bangku karena geram.
“Ada apa Ayi?” Fani bertanya.
“Fani, istirahatlah, kau sudah melalui banyak hal, kau akan istirahat di salah satu kamar asrama AKJ ya.” Fani menurut dan salah satu pelayan memapah Fani untuk dibawa ke kamar.
“Kenapa bisa tubuhnya hilang?!” Ayi marah, bukan pada Aam tapi pada kenyataan kalau mereka kalah lagi dari Bagaskara.
“Dia sudah dijaga ketat, tapi saat kita sedang sibuk membebaskan ruh Fani dan Sandi, jujur, penjagaan di sana jagi lebih sedikit karena aku meminta penjagaan di sini yang diperketat, selama Ayi di sana, saat Bagaskara tahu kau masuk ke dunia gendam, kemungkinan mereka juga mengutus pasukan lain untuk mengambil tubuh Sandi selain mengutus pasukan ke dunia gendam untuk menangkap Ayi.
Mereka tahu kalau Ayi mungkin akan tidak tertangkap, jadi mereka mengulur waktu agar bisa mengambil tubuh Sandi.”
“Kalau tubuhnya sudah diambil, sudah pasti ruhnya akan di lepas dan Sandi akan menjadi pasukan Bagaskara, aku tahu, ini maksud mereka, mereka tahu aku akan menjaga Fani dan Fani serta anaknya dikendalikan dari jauh oleh Sandi.
Meski tahu kenyataan ini, aku tak bisa melepas Fani! Brengsek! Mereka terus menaruhku di keadaan yang buruk, seperti buah simalakama, jika aku menolong Fani, kenyataan bahwa anaknya kelak akan memberontak, karena … tak peduli sebaik apapun aku merawat mereka, ayahnya Sandi tetaplah mampu membuat mereka berpaling dariku.
Tapi … jika aku tak melindungi mereka, Fani akan diambil dan dicelakakan, karena mereka hanya butuh anaknya! Mereka terus menekanku sampai sejauh ini!” Ayi memukul meja sampai meja itu patah.
Aam hanya melihat dengan wajah sedih, kakaknya yang begitu hebat terus dipaksa menjadi ratu boneka oleh gerombolan aliran sesat pengikut iblis! Terkadang Aam merasa bahwa, seharusnya Ayi mengikuti saja mau mereka, mengikuti mereka akan jauh lebih mudah dan bisa saja dia masih berkumpul dengan anak dan suaminya.
Tapi Aam tahu dengan pasti bahwa Ayi itu berbeda dengan kebanyakan orang yang memegang kuasa, dia selalu mendahulukan keselamatan orang-orang dibanding dirinya dan keluarga.
Jika dia memihak Bagaskara, lalu siapa yang akan memihak umat manusia yang hidupnya dikendalikan oleh iblis jahat untuk menjadikannya raja dunia dan membuat semua orang tersesat?
“Ayi, ini sangat sulit kan?” Aam menatap Ayi dengan wajah sedih.
“Dengar baik-baik, kita tak boleh menyerah atau kehilangan harapan Aam, ingat kan, dulu sekali kita bahkan tak punya AKJ, aku dan Pram hanya berdua melawan, tapi kita mampu, sekarang kita punya pasukan, maka tenanglah, kita pasti menemukan jalan keluar, aku hanya punya kalian yang kupercaya, jangan pernah kehilangan kepercayaan ya, Aam, karena kalau aku bisa kehilangan banyak hal, tapi tidak orang-orang yang kupercaya, itu kenapa aku melepas anakku Yasa, kalau dia terluka, aku pasti akan menggila.
Jadi, jangan kasihani aku, tapi tetap mendukungku, mengerti kan Aam?” Ayi tidak ingin Aam melemah karena ini semua.
“Ini salahku karena aku tidak menjaga Sandi dengan benar.”
“Tidak, ini salah Bagaskara yang memihak iblis itu!” Ayi mengusap pundak Aam untuk menenangkannya.
…
“Kalian sudah pulang? Aku sudah mendengar kabar tentang Fani, tapi soal Melia dan Bagja? Aku ingin dengar sepenuhnya.” Ayi menyambut kawanan junior di aula, Hanif masih belum bsia bergabung, sedang Aam ada di sana.
“Ayi, maaf karena ….” Merati menangis, wajahnya tertunduk.
“Biar aku yang cerita, Merati kau bisa istirahat bersama Asti, boleh kan Ayi?” Masti izin agar Merati istirahat, Ayi mengangguk karena dia paham, situasi ini mereka yang tahu.
Merati dan Asti keluar dari aula, Ayi sudah tak sabar mendengar ceritanya.
Masti lalu memulai dari mereka mengikuti pasukan Bagaskara untuk mencari benda abadi, lalu berpisah dengan Datona karena Datona harus menjaga tubuh Sandi, lalu mereka berhasil mendekati Bagja.
Terjebak di tubuh Melia, tidak bisa menemukan jalan keluar, lalu Merati melakukan perjanjian darah, setelahnya Melia mengorbankan diri, lalu akhirnya Bagja dilepaskan dalam keadaan sedikit gila dan tidak waras, berjalannya waktu tubuhnya juga penuh koreng. Meski kawanan junior tidak tahu kalau dia akhirnya sudah berada di kubu Bagaskara.
Ayi menghela napas.
“Jadi, sekarang Merati merasa bersalah karena telah membunuh saudara kembar perjanjian darahnya? Padahal dengan ada atau tidak adanya perjanjian darah, Melia memang harus tiada agar kalian bebas, karena tubuhnya seperti penjara bagi sukma yang ditahan, rupanya Bagja mampu menciptakan dunia ghaib dalam tubuh Melia, meski tubuh anaknya dikorbankan menjadi daging busuk setiap malam, beruntung dia memiliki kalung, kalung milik ibunya Melia yang terbuat dari batu istimewa, batu itu bisa meredam ruh jahat dalam diri seseorang melalui bantuan matahari, batuan itu didapatkan oleh kakeknya Melia kan? melalui pertapaan di bawah matahari selama 40 hari.
Kalungnya akan kita taruh di tempat yang aman, tidak akan kita gunakan karena kepemilikan tetap pada Melia, tapi satu hal yang harus selalu kalian katakan pada Merati tanpa lelah, kalau dia bukanlah penyebab Melai tiada, Bagjalah penyebab Melia tiada, dia yang tidak mau keluar dari tempat itu dengan alasan agar anak dan istrinya tidak tertangkap suku mereka, lalu setelah anaknya tidak selamat, Bagja masih terus mengusahakan dengan egois agar tubuh mati itu bisa bangkit, dengan tanpa sadar bukannya membangkitkan anaknya, tapi malah membangun dunia ghaib di dalam tubuh anaknya yang membuat anak itu menjadi makhluk kelaparan karena dunia ghaib di dalam tubuhnya selalu meminta tumbal untuk ditinggali, berupa sukma yang dia makan pada tubuh kalian.
Berat sekali menjadi pasukanku bukan?” Ayi memeluk Masti yang terlihat tegar, untuk pertama kalinya Masti menangis.
Masti selalu berpura-pura kuat karena kawannya selalu merasa dia harus kuat, dia harus pintar, makanya Masti selalu menyembunyikan apa yang dia rasakan.
Ayi sadar itu, karena Masti selalu menyebut nama-nama teman-temannya dalam cerita, tidak menyebut namanya sama sekali.
Itu berarti Masti menyembunyikan rasa takut dan sedih di dalam dirinya, tapi begitu Ayi pelik, Masti kembali menjadi anak muda yang lemah, seperti dipeluk ibunda.
“Aku tahu terkadang kau takut kan? di dunia ghaib itu pasti kau sempat berpikir tidak bisa keluar, ketakutan kalau Merati juga celaka dan kau tak bisa melakukan apapun kan?
Lain kali, saling peluk ya, lihat ini, bukan cuma Merati yang sedih, tapi Masti juga sedih.” Ayi meminta pasukan untuk jujur pada perasaan agar mereka bisa saling menguatkan, tidak hanya berfokus pada satu orang, karena satu orang lemah, yang lain juga pasti merasakan yang sama.
Atami melihat Masti dengan wajah yang sedih, Timo juga akhirnya menangis, karena memang kali ini sangat berat yang sudah mereka lalui.
“Baiklah, kalian tetap di sini, bantu aku dulu ya, aku perlu kalian di AKJ, karena keadaan juga kadang sangat genting di sini, jadi gunakanlah waktu untuk mengembalikan tenaga, mengembalikan suasana hati kalian menjadi lebih baik, mungkin akan sulit bisa bahagia di sini, tapi seseskali bersenang-senanglah, makan yang kalian suka, pergi ke tempat yang kalian mau, tapi jangan terlalu jauh.” Ayi memberikan mereka waktu untuk merasa lebih baik, untuk fisik dan juga mental.
“Tapi Ayi, apakah kawanan senior juga seperti kami? Harus libur untuk satu kasus yang berat?”
“Hmmm, jangan bandingkan diri kalian ya, karena kawanan senior itu sudah dibebani kasus sejak mereka kecil oleh Pak Mulyana, hidup mereka memang kasus, kalau mereka tanpa kasus, mereka akan merasa ada yang salah, jangan bandingkan dengan mereka, kalian adalah pribadi yang istimewa bagiku, kalian juga punya hak untuk lelah.
Aku butuh kalian yang sempurna, bukan kalian yang merasa terpaksa, jadi, kau harap kalian memanfaatkan waktu untuk berlibur di sini, ke tempat lain tapi tetap di wilayah yang aman dan satu lagi, jadilah senior untuk para cantrik di AKJ, kalian bisa melihat dedek-dedek gemes kalian yang belum sehebat kalian berlatih dengan gigih, ingin seperti kalian, jadi jangan merasa rendah diri ya. Ada waktu untuk mengejar, ada waktu juga untuk istirahat.”
Atami dan Masti mengangguk, mereka akan istirahat dan makan malam bersama untuk saling menguatkan, sementara Ayi masuk ke kamar, dia melihat pada bejana dan melihat Yasa sedang berlarian di halaman rumah, Ayi menitikkan air mata.
Dia mengatakan pada orang-orang untuk istirahat, sementara dia saja selalu dalam rasa khawatir yang tinggi.
“Yasa anak ibu yang sangat cantik, maafkan ibu ya nak.” Ayi menyentuh bejana berisi air itu, melihat anaknya dari jauh, Yasa tiba-tiba menengok ke arah jari Ayi menyentuh pipinya, Yasa merasakan sentuhan itu dan tersenyum sembari bergumam, ibu …..
penasaran kelanjutannya besok hehe
selalu jadi moodbooster buat aku, emak2
yg tiap hari berjibaku di rumah
hehee
semngat 💪💪