NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:4.2M
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Surat Perjanjian

Hari menjelang petang, Iffah—ibunya Shanum sudah siuman, hanya saja tidak bisa dijenguk. Keluarga hanya bisa melihat dari jendela ruang HCU yang saat ini dibuka. Shanum bisa melihat wajah ibunya yang tampak lemas dan pucat, ingin sekali ia masuk dan memohon maaf berkali-kali. Namun, apa daya hanya bisa melihat dari kejauhan.

“Keadaan Ibumu ini, gara-gara kamu! Dasar anak tidak tahu diri!” sergah Ayah Aiman ketus dan penuh kebencian padanya.

Shanum hanya bisa menatap ayahnya, ia tidak menyanggah sama sekali, ia akui semua yang terjadi pada ibunya karena ulahnya.  

“Dididik, dirawat dengan baik, malah dibalas dengan keburukan! Karma apa yang aku terima punya anak sulung seperti ini!” gumam Ayah Aiman pelan, tapi masih terdengar oleh Shanum.

Susah payah Shanum menelan ludahnya, pandangannya kembali menatap ibunya. Lalu, tak lama kemudian bergerak mundur menjauh dari depan ruang HCU seorang diri.

Ia mengusap ujung matanya yang mulai kembali basah. Ingin rasanya ia berteriak, ‘Shanum juga hancur, Ayah! Shanum sangat menyesal! Shanum juga tidak ingin jadi seperti ini, Ayah! Tolong maafkan anakmu ini ’ Sayangnya ia hanya bisa berteriak di dalam hatinya saja.

Dan, langkah kakinya berhenti di depan lift, entah ke mana ia harus pergi, yang jelas ia pun ingin menenangkan dirinya. Sedangkan bibinya sejak tadi sudah pulang untuk mengurusi acara pernikahannya yang terbengkalai, walau sudah ada pak RT yang mewakilkan di sana setelah acara ijab kabul di rumah sakit.

Suara dentingan pintu lift terbuka, tanpa melihat dengan jelas Shanum masuk ke dalam, namun ada tangan besar yang menyentuh lengannya.

“Eh!”

“Mau ke mana?”

Shanum mengangkat kepalanya, melihat siapa yang bertanya padanya.

Gadis itu lantas tersenyum hambar saat melihat sosok pria tersebut. “Mau cari makan, kenapa? Ada keperluan dengan saya lagi?” tanyanya dengan matanya yang masih tampak basah.

Tanpa menjawab pria itu turut masuk ke kotak besi itu. “Kebetulan saya datang memang ingin bicara denganmu,” balasnya, suaranya terkesan dingin dan serasa menusuk jiwa yang sedang menangis dalam diam.

Shanum menghela napas, dan tak ada lagi yang bersuara sampai kotak besi tersebut turun ke lantai lobi rumah sakit. Dan, pria itu terlebih dahulu keluar dari sana. Kemudian disusul oleh langkah Shanum yang tidak terlalu dekat dengan pria yang berstatus suaminya.

Namun apakah Shanum mengikuti langkah suaminya? Tentu tidak, jika Ervan melangkah ke arah coffe shop yang terlihat mahal, maka Shanum berbelok menuju kantin yang harga makanannya cocok dengan kantongnya.

Dan, Ervan baru menyadari saat ia akan masuk ke dalam coffe shop. “Ck, ke mana dia? Bukannya ngikuti aku!” Pria itu tampak kesal, dan terpaksa ia tak jadi masuk. Pandangan matanya mengedari setiap sudut mencari keberadaan Shanum.

Lebih sialnya lagi Ervan yang mau mencoba menghubungi Shanum melalui ponselnya, ia baru teringat tidak memiliki nomornya. Dengan terpaksa ia harus mencarinya sendiri.

“Nambah kerjaan aja!” gerutu Ervan kesal. Tujuan ia langsung mencarinya ke kantin, mengingat gadis itu ingin mencari makanan. Dan, benar saja ia langsung menemukan gadis itu di depan counter makanan, terlihat sedang memilih makanan.

“Oh, bagus ya, kamu di sini enak-enakkan pesan makanan, dan saya disuruh keliling cari kamu!” seru Ervan terdengar menggema di telinga Shanum, saking dekatnya posisi pria itu.

Perlahan-lahan gadis itu menoleh, matanya mengerjap. “Lah, tadi saya kan udah bilang memang mau cari makanan. Terus kenapa Pak Ervan cari saya?” kata Shanum dengan santainya.

Mata elang Ervan agak menyipit, “Seharusnya tadi kamu itu ikuti saya, bukannya ke sini!” balas Ervan tanpa mengeluarkan suara tinggi tapi penuh penekanan.

“Memangnya tadi Pak Ervan minta saya ikuti? Enggak, kan?”

Ervan semakin geram melihat tanggapan gadis yang sudah dinikahinya menunjukkan ekspresi tak berdosa kepadanya.

“Ikut saya, sekarang juga! Dan, jangan banyak ngomong!” titahnya, tampak tak mau dibantah.

“Tapi Pak, saya mau makan.”

“Ikut saya, Shanum!” Suara Ervan meninggi, matanya mulai berkobar api.

“Hhmm.” Gadis itu mendesah kesal.

Shanum membatalkan pesanannya, dan mengekori langkah Ervan. Ia tidak ada niatan untuk berjalan berdampingan dengan pria tampan itu. Lebih tepatnya, harus tahu diri, sebelum kata-kata pedas meluncur dari bibir Ervan.

“Ren ... Ren, pantas saja kamu memilih kabur keluar negeri, rupanya pacarmu itu kurang se-ons,” sindir Ervan pelan.

Lagi-lagi Shanum bisa mendengarnya, apakah ia harus marah? Tidak. Ia menelan mentah-mentah begitu saja.

“Sabar ... sabar ... Shanum, biarlah orang terus menerus merendahkan kita. Hitung-hitung dosa kita berkurang, udah diambil sama yang nyindir. Semoga aja yang nyindir tidak jatuh cinta sama Shanum,” gumam Shanum sembari mengusap dadanya.

Sekejap, pria itu menoleh ke belakang bahu dengan lirikan tajamnya. Shanum pura-pura melihat ke arah lain ketimbang harus beradu pandang dengannya.

Lidah Ervan berdecak kesal, lalu kembali berjalan dan masuk ke dalam coffe shop. “Duduk!” Lagi-lagi Ervan memerintah layaknya seorang bos pada Shanum, ketika melihat ada meja kosong dekat jendela.

Tanpa banyak berkata gadis itu duduk, dan Ervan duduk berseberangan dengannya. Tak lama kemudian ia memanggil waiters untuk memesan makanan.

“Pilih apa yang mau kamu makan.”

Shanum yang sudah menerima buku menu, agak susah payah menelan ludahnya saat melihat harga menunya. Walau di tas kecilnya ada uang mahar dari Ervan, rasanya agak berat untuk membayar makannya yang cukup mahal itu. Lebih baik ia makan di kantin, atau cari nasi goreng di luar.

“Minum aja, air mineral,” ucap Shanum sembari menutup buku menunya.

Kening Ervan mengernyit heran. “Air mineral saja? Yakin? Bukannya tadi kamu katanya mau makan?”

“Tidak jadi, laparnya hilang. Kalau Pak Ervan mau makan ... makan saja.”

Ervan menarik napas dalam-dalam, kemudian menatap waiters yang masih menunggu pesanan mereka. “Pesankan yang tadi untuk dua orang, itu aja, Mbak, sama tambah air mineral dua, dan coffe latte satu,” pinta Ervan.

“Baik Pak.”

Shanum memilih melihat ke arah jendela selagi pria itu memesan.

Sepeninggalnya waiters tersebut, Ervan mendorong map coklat yang sejak tadi ia pegang ke arah gadis itu.

“Tanda tangan surat yang ada di dalam amplop ini. Dan patuhi segala peraturan yang ada di dalam ini,” titah Ervan dengan tatapan intimidasinya.

Gadis itu menatap amplop tersebut, dan lekas membukanya. Tanpa membacanya lagi ia mengambil pulpen yang sudah tergeletak di sisi map tersebut, kemudian langsung membubuhi tandatangan di kolom pihak kedua.

Kening Ervan mengernyit. “Kenapa langsung tanda tangan? Kamu tidak ingin membacanya dulu?” tanya Ervan penasaran dengan tingkah Shanum.

Shanum menegakkan pandangannya, lalu meletakkan pulpen di atas meja. Gadis itu tersenyum tipis dibalik paras ayu, yang sebenarnya amat cantik. Namun, karena statusnya hanya anak sopir jadi paras cantiknya tenggelam.

“Surat perjanjian ini pasti hanya menguntungkan pihak pertama saja, jadi untuk apa saya membacanya. Toh, saya juga tidak meminta apa pun pada Pak Ervan. Cukup hanya status saja, dan ... semua hanya sementara sampai anak yang saya kandung lahir. Terima kasih sudah membantu saya, Pak Ervan,” tegas Shanum sembari mengembalikan surat perjanjian kontrak.

Bersambung ... ✍️

1
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Sandisalbiah
selalu keren karya² mom Ghina tp tetep gak bisa move on dr cerita Ghina dan Richard..
Sandisalbiah
dia tdk berniat menyakiti Ervan tp.. dia niat banget buat menyakiti Shanum.. sama aja itu dodol....
Sandisalbiah
jd kasihan ama Ikhsan.. pontang panting sampe gak ada waktu buat istirahat krn bos nya...
Sandisalbiah
Meirin emang gak waras dia.. stres krn kehilangan segalanya... ATM berjalan plus klinik hasil dr morotin duit Evan..
Sandisalbiah
hah.. dasar rubah licik.. udah hancur hidupnya tp masih berulah.. sekalian di blangsakin aja itu si Mending, biar buat vidio tik tok dia di jeruji besi
Sandisalbiah
hah.. emang itu org gak lihat berita viral ya.. kan udah di klarifikasi semua ama Ervan dan org kantor tentang isu murahan yg di tebar Meidina... tp emang dasarnya rubah.. temennya juga pasti satu spesies ama dia, jelas belain itu rubah betina lha
Sandisalbiah
hem.. mas Ervan...!!
Sandisalbiah
sikapmu ini semakin membuktikan, Meidina kalau perasaanmu ke Ervan itu adalah obsesi bukan cinta, kau terlalu nyaman krn Ervan selalu memanjakan mu secara pinansial makannya kamu gak rela kehilangan dia, sumber uangmu..
Sandisalbiah
berawal dr kesadaran Reinaldi dan semuanya akan menyusul menjadi lebih baik dannn itu artinya.. awal kehancuran utk Meidina dan keluarganya...
Sandisalbiah
wajar Shanum histeris... dan Meidina... giliranmu buat gak bisa tdr nyenyak... siap siap buat kehilangan semua ketenangan dlm hidupmu, bahkan mungkin kamu akan segera kehilangan kewarasanmu walau nyatanya kamu memang sudah tdk waras dgn membuat berita hoax ini
Sandisalbiah
jgn terlalu jumawa dgn pencapaiannya saat ini, Meidina... hal apapun yg di awali dgn kecurangan, kelicikan.. sebagus apapun itu gak akan pernah berakhir baik.. siap siap aja utk meratapi nasib burukmu nanti...
Sandisalbiah
kalau jaman dulu cinta di tolak dukun bertindak tp jaman sekarang cinta di tolak berita viral bertindak.. mereka memanfaatkan media sosial buat menebar gosip, fitnah dan bahkan ujaran kebencian...
Sandisalbiah
hati-hati Meidina... jgn sampai ini justru menjadi jalan buat kehancuran mulai sendiri..
Sandisalbiah
si tuan labil yg berakhir jd bucin..
Sandisalbiah
hem.. takdir membuat Ervan harus berada di sana dan kondisi Shanum juga jd alasan si bibi harus mengizinkan Ervan buat mendekat krn kondisi Shanum lebih utama
Sandisalbiah
usia hanya deretan angka.. tua tak menjamin seseorang bisa bersikap dewasa dan bijaksana.. contohnya Diba dan Nunuk.. walau usia Nunuk lebih muda tp cara pandang, sikap dia jauh lebih bijaksana dr Diba yg notabene nya sebagai kakak...
Sandisalbiah
ini org ngomong pd gak pake otak ya.. bilang masih cinta tp menyakiti sampai sedalam itu... hah..
Sandisalbiah
nyatanya anak anda yg kalian banggakan selepel gak lebih baik dr seorang perampok.. sempurna bibit bebet bobot tp nyatanya kalian gak lebih dr keluarga linta penghisap.. yg akhirnya akan jd benalu dlm hidup Ervan... pantas aja kalian gak terima ank kalian di tinggalkan Ervan krn kalian gak mau kehilangan tambang emas yg akan menopang hidup kalian.. dasar siluman rubah..
Sandisalbiah
* 𝓴𝓪𝓵𝓪𝓾 𝓼𝓾𝓭𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓪𝓭𝓪 𝓫𝓪𝓻𝓾 𝓽𝓮𝓻𝓪𝓼𝓪 *
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!