Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 12
Laki-laki yang selama ini dia percayai, bahkan menjadi pengacara pribadi keluarganya hampir tiga tahun lamanya dan kini_,
"Kau bajingan Gray!" teriak Victoria lagi.
Gray yang langsung mendorong Gracia dan menyambar apa saja untuk menutupi diri segera mendekati Victoria.
"Vic, ini hanya kesalahan, maksud ku ini hanya kesenangan, aku dan Gracia_'
"Apa kau bilang, hanya kesenangan?, dan kau pikir aku percaya kalau kau juga tidak terlibat dengan apa yang sudah terjadi?!" teriak Gracia dengan tatapan mata tajam dan penuh kebencian.
"Vic, tolonglah, aku mencintai mu dan semua ini_"
"Kami hanya merayakan saja, karna Grey juga ikut merencanakan"
"Diam kau Gracia!" sahut Grey.
"Apa?, memang kenyataannya begitu" Gracia dengan entengnya bicara sambil membenarkan baju untuk menutupi tubuhnya yang tadi masih telan-jang.
"Aku melakukan bukan untuk menyakiti mu Vic, kau tau aku sangat menyukai mu, aku mencintaimu!"
"Kau Gila!, aku istri orang yang membayar mu bekerja Grey, apa kau lupa?"
"Dan dia mengkhianati mu dengan Gracia, apa kau juga lupa?" jawab Grey.
"Lalu kau sendiri?" ucap Victoria mundur selangkah saat Grey maju untuk mendekati.
"Aku dan Gracia tidak ada apapun, kami hanya bersenang-senang, dan yang di perutnya bukan anakku, dia darah daging suami mu"
Victoria tertawa, dengan tatapan tajam penuh dengan rasa jijik akan sosok Grey yang ada di hadapannya, tak menyangka sama sekali jika selama ini yang dilakukan padanya hanya palsu belaka.
Disaat Victoria masih berusaha mencerna dan terkejut akan semua kenyataan yang ada didepannya, Grey hanya menatap dan memohon agar mendapatkan hatinya.
Sementara, Gracia berjalan tenang, mengambil sesuatu dan melemparkan ke sebuah meja, di mana Victoria berada di dekatnya.
"Semua aset mu sudah aku miliki, bukan untukku sih, tapi itu hak anak suamimu yang masih ada dalam kandungan ku, Grey hanya mendapatkan sepuluh persen saja, anggap itu bayaran karena dia yang mengurus legalitasnya, jadi aku harap, kau pergi tanpa rasa penasaran lagi, dan aku harap kau tau diri, karena tanpa gadis kecil itu, kau bukan siapa-siapa lagi, mengerti?"
Victoria merasa marah, namun tak bisa berbuat apapun karena apa ya g di ucapkan benar adanya, tanpa Sella, dia bukan siapa-siapa, apalagi anak yang ada dalam kandungan wanita yang ada didepannya adalah darah keturunan suaminya.
"Vic, aku mohon, mengertilah, aku mencintaimu, sungguh, dan aku bantu Gracia karena ingin mendapatkan mu, jadilah milikku dan kita akan bahagia bersama" tangan Grey menyentuh Victoria yang masih terdiam tanpa kata.
Sejenak hening, Victoria hanya melihat tangan Grey yang kini menyentuh tangannya, lalu tertawa, dan dengan cepat menyingkirkan nya.
"Aku tidak butuh barang bekas" ucap Victoria lalu berbalik dan pergi begitu saja.
Masuk ke dalam mobil yang tidak mewah dan bahkan keluaran lama, dan itulah yang mampu dimiliki oleh Victoria saat ini, mengemudi dengan perlahan, mengingat semua kejadian, dan pada akhirnya_
"Akh!!, kalian semua brengsek!!" teriaknya kencang saat mobil di hentikan di tepian jalan.
Victoria menangis sejadi-jadinya, menumpahkan semua kekesalan dan amarah dalam hatinya, merasa di khianati oleh semua orang dan sakit karena tak bisa menyelamatkan sosok kecil yang mengisi hatinya selama ini.
Seolah jiwanya yang memberontak keluar, dengan cepat mengemudikan mobilnya, merasa kehidupan telah mempermainkan, Victoria begitu tidak terima, dengan tangan gemetar menemui seseorang.
Brak!
"Nona Victoria?!" teriak laki-laki yang dengan cepat memberi hormat.
"Kau masih menyimpan semuanya?"
"Maksut nona?"
"Semua barang-barang ku" jawab Victoria.
"Nona, jangan seperti ini, apa yang terjadi?"
"Minggir!" teriak Victoria dengan suara yang membuat orang itu seketika takut.
Victoria menerobos masuk, mengambil sebuah pisau kembar yang mengkilat ditangannya, matanya memancarkan sesuatu yang begitu gelap.
"Nona saya mohon, kita berada di negara berbeda dan disini hukum yang akan berbicara, jika anda berbuat gegabah, maka_"
Brak!
Victoria menutup pintu itu cukup keras dan keluar tanpa kata-kata.
"Nona Victoria!" teriak laki-laki itu yang nampak ketakutan.
Dengan pikiran yang begitu gelap, seolah muncul sosok lain dalam dirinya, Victoria tak peduli lagi dengan apa yang bisa saja terjadi, hampir tengah malam, Victoria kini kembali ke sebuah Apartemen mewah.
Bel di bunyikan, Victoria hampir saja merobohkan pintu itu, beruntung seseorang segera membukanya dan_
Bug!
Victoria menghantam wajah Itu dengan keras, Grey terjungkal ke belakang tak menyangka jika Victoria bisa melakukan gerakan yang begitu kuat dan cepat.
"Apa yang kau lakukan Vic, jangan gila!" Grey bangkit, segera melawan, dan Victoria mendapati satu tendangan.
Sementara Gracia yang melihat segera berlari dan menjerit, masuk ke dalam kamar dan menguncinya, dengan cepat menghubungi keamanan.
Sementara, Victoria kini bergelut dengan Grey, pisau kembar miliknya ikut beraksi, beberapa sayatan berhasil di tancapkan, dan tubuh Grey kini bersimbah darah.
"Hentikan Vic, kau sudah melanggar hukum, kita bisa bicara baik-baik" Grey mundur dan berusaha menghindar.
"Bicara dengan iblis sepertimu bukan yang aku inginkan, katakan padaku sebelum aku membunuh mu, apa kalian juga terlibat akan kematian anakku?!" teriak Victoria seperti orang yang kehilangan akalnya.
"Kita bisa bicarakan ini Vic" sahut Grey yang kini mulai mengambil sesuatu dari dalam laci yang sebuah lemari kecil ya g tak jauh darinya.
Victoria semakin murka, dengan gerakan cepat melompat dan menyerang Grey, disaat yang tak diduga, Grey telah melepaskan sebuah tembakan, hingga kemudian _
"Akh!"
BRUG
Victoria terjatuh, dengan sebuah peluru menancap tepat di kakinya, dan disaat yang bersamaan, pintu Apartemen di masuki oleh beberapa petugas kepolisian, menodongkan senjata pada Victoria yang masih memegang kedua senjata pisau kembarnya.
Merasa terpojok, kini semua mata itu menatap Victoria seolah adalah penjahat nya, dan Victoria tertawa, melihat betapa tidak adilnya dunia ini, dan kini malah dia yang akan di hakimi.
"Sialan!, lebih baik aku mati!" Ucap Victoria lirih sebelum akhirnya bergerak dan mengejutkan semua orang, hingga satu peluru akhirnya menembus dadanya.
"No, Victoria!" teriak Grey.
Victoria kini benar-benar terjatuh, matanya terpejam, dan sesaat dirinya benar-benar tak sadarkan diri, terdengar suara riuh orang yang menghampiri, bukan menanyakan dia masih hidup, tapi apakah dia bisa di amankan sekarang.
Victoria tersenyum, ada air mata yang menetes, dalam hati berkata, " Inikah akhir dari seorang Victoria?"
Lalu kemudian hanya gelap dan tubuh yang begitu ringan dirasakan, tidak ada apapun, begitu hampa dan dingin, hanya ada sisa goresan luka di hatinya, sementara semua mengamankan sang penjahat yang sesungguhnya, sedangkan Victoria dibiarkan begitu saja, menunggu ambulan datang menjemputnya.
Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.
Bersambung.