Citra Arinda gadis cantik, manis, ceria, dan juga cerdas menjadi bintang di sekolahnya, sekolah elit tempat para anak pengusaha menimba ilmu.
papa Arinda menjodohkan Arinda dengan anak teman nya namun ternyata sang calon suami berstatus duda, akankah Arinda menyetujui perjodohan itu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecewa Arinda
Tak puas dengan satu gaya Marco menurunkan tubuh sang istri dan meminta nya berbalik badan memunggungi dirinya.
Marco mencumbu punggung mulus Arinda, menciumi dari atas hingga bawah tepat di bokong Arinda
Arinda spontan membungkukkan tubuhnya dan Marco langsung memasukan Juniornya dengan gaya doggy style
" oouuuhhh... Aaaaahhhh " Arinda terus meracau gerakan Marco membuatnya kehilangan rasa malu hingga terus mengeluarkan suara surgawi yang membuat Marco semakin gila
" aaakkkhhh... Sayang aku hampir sampai " ujar Marco
" keluarkan boo.." ujar Arinda
hingga akhirnya mereka sama-sama mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa
Marco menggendong tubuh polos sang istri untuk berbaring di sofa, tubuh Arinda terkulai lemas.
" istirahat lah dulu " ujar Marco lalu ia masuk ke kamar mandi di ruang kerja nya untuk memberikan tubuh nya yang penuh dengan keringat
Marco keluar dengan wajah yang lebih fresh dan rambut yang masih basah membuat dirinya terlihat begitu maskulin
" boo " Arinda yang masih polos menarik sang suami hingga duduk di sampingnya dan tanpa Marco duga Arinda naik ke pangkuannya dan kembali melahap bibir sang suami
" sepertinya kamu belum puas " bisik Marco
" biarkan aku yang bermain " ucap Arinda
Lalu ia membuka celana suaminya dan melumat pusaka Marco yang kini sudah kembali berdiri tegak
" aaaakkkhhhh.... Luar biasa sayang " lenguh Marco saat Arinda menghisap ulur pusakanya
Peperangan kembali terjadi di bawah kendali Arinda, Marco tak menyangka sang istri bisa sebuah itu, memberikan servis yang sangat memuaskan padanya
Malam itu melebihi malam pertama yang mereka lakukan, Marco dan Arinda sama-sama tak mau kalah saling menyerang.
hingga tubuh keduanya terasa tak bertulang, dan berbaring saling memeluk melepaskan rasa lelah
berkali-kali Marco mencium sang istri, rasa sayang dan cintanya naik ribuan kali lipat setelah Arinda mampu membuatnya mabuk malam ini.
" boo... " panggil Arinda
" hemm "
" mau lagi??? " tanya Arinda
" hems... " Marco tersenyum lebar
" apa kamu masih punya tenaga? " tanya Marco
" demi kepuasan suamiku aku akan selalu ready " ujar Arinda
" aku bukan monster yang akan melahap mu hingga titik darah penghabisan " kata Marco
" aku akan berikan apapun dan kapanpun kamu mau, asal kamu janji jangan pernah menyentuh tubuh wanita lain selain aku " ujar Arinda
" kamu bicara apa? untuk apa aku dengan yang lain kalau istriku begitu memabukan " ujar Marco
" janji jangan pernah menjamah tubuh wanita lain, karena yang aku dengar pebisnis muda seperti kamu yang sering pergi jauh meninggalkan istrinya akan sering jajan di luaran sana untuk melepas lelah nya " kata Arinda
" sejauh apapun aku pergi jika masih bisa untuk pulang, maka aku akan pulang untuk mencharge di rumah bersama istriku "
Arinda tersenyum " karena charger yang paling pas cuma ad dirumah " ucap Arinda mengelus pipi sang suami
Satu kecupan manis mendarat di bibir Arinda.
" aku sangat mencintaimu sayang " ucap Marco
" aku juga boo "
...
" gimana? Apa rencana berikutnya? " tanya Denis saat menemui Marco di ruangan kerja nya
" gue belum tau, rasanya belum siap untuk menemui anak itu " jawab Marco
" kenapa? " bukannya punya keturunan itu keinginan Lo sejak dulu? "
" iya, tapi momen nya ga tepat, gue takut Arinda ga bisa menerima anak itu, dan pergi meninggalkan gue "
" seharusnya waktu itu gue pastiin dulu kondisi Amanda " ujar Marco terlihat pusing
" udah yang pasti Lo yakinin dulu anak itu beneran anak Lo apa bukan baru ambil langkah selanjutnya " Kata Denis
" dan menurut gue Lo harus cerita soal ini ke orang tua Lo, jadi nanti mereka bisa bantu Lo ngomong ke Arinda " kata Denis
" iya gue bakal bilang soal ini ke orang tua gue dan juga Moreno agar mereka bisa bantu gue " kata Marco
Di tempat lain Arinda baru saja selesai mata kuliah terakhir dan hendak pergi ke rumah sakit mengunjungi orang tua nya yang rencana nya hari ini sudah di perbolehkan pulang
Arinda berjalan menuju mobilnya
" Arinda " panggil seseorang
Arinda menoleh
" Amanda " seru Arinda cukup kaget
" bisa kita bicara sebentar? " tanya Amanda
" mau apa? Aku ga punya banyak waktu " ujar Arinda
" hanya sebentar dan aku yakin kamu akan menyesal kalau kamu menolak ajakan ku " ujar Amanda membuat Arinda penasaran
" oke, bicara dimana? " tanya Arinda ketus
" di cafe Sedari "
Lalu mobil Arinda mengikuti mobil Amanda dan tanpa Arinda sadari Melinda pun mengikutinya
" Amanda mau bawa Arin kemana ya, aku harus ikutin jangan-jangan Amanda punya maksud buruk ke Arinda " kata Melinda
Mobil mereka iring-iringan hingga tiba di sebuah cafe yang tak jauh dari kampus Arinda
Amanda mengajak Arinda masuk dan duduk di salah satu meja di sudut dekat jendela kaca besar yang memperlihatkan view kesibukan kota siang itu
" apa yang mau kamu bicarakan? " tanya Arinda
" santai dulu, kenapa harus buru-buru " ujar Amanda
" kalau kamu ajak aku kesini hanya untuk menceritakan bagaimana cinta suamiku ke kamu dulu, itu ga penting untuk aku dengar dan aku ga tertarik " ujar Arinda
" kenapa sih ga sabaran banget, slow... Aku kesini ajak kamu duduk berdua untuk mendiskusikan masalah yang cukup serius " kata Amanda
" aku ga merasa punya kepentingan dengan kamu "
" kamu salah Arinda, justru seumur hidup kita akan selalu bertemu dalam satu kepentingan yang ga akan pernah ada putus nya "
" jangan berbelit-belit Amanda " ujar Arinda dengan nada sinis
" oke, lihat ini " Amanda menunjukan foto seorang anak laki-laki
" siapa dia? " tanya Arinda
" kamu lihat dengan jelas wajah anak itu persis dengan suamimu yang tak lain adalah mantan suamiku dan seharusnya kamu sudah bisa menebak siapa anak itu " kata Amanda
" duarrrrrr " hati Arinda seperti di sambar petir, pikiran nya mulai berputar dan menerka-nerka
" a... Apa itu anak Marco? " tanya Arinda gemetar
" ya... Itu anakku dan Marco " ucapan Amanda bagai Sambaran petir bagi Arinda
" ga mungkin, kenapa Marco ga pernah bilang sama aku, pasti ini akal-akalan kamu kan? Kamu ga rela Marco dan aku bahagia, iya kan??? " marah Arinda
" terserah kamu mau percaya atau ga, tapi yang jelas dia memang anak Marco " ujar Amanda
...
Sementara di tempat lain Marco sedang menceritakan apa yang terjadi kepada orang tua nya dan juga menghubungi Moreno agar membantunya di Singapura nanti
" selesaikan masalah ini dengan baik, dengan kepala dingin, papa yakin kamu bisa menyelesaikan nya " kata papa Hartawan
" tolong bantu Marco pah, Marco takut Arinda merasa di bohongi dan pernikahan Marco dan Arinda hancur " kata Marco
" papa akan bantu sebisa papa, lakukan apa yang harus kamu lakukan " kata papa
Marco mengangguk
...
Melinda yang mendengar kan percakapan Arinda dan Amanda pun tak kalah kaget, ia terus memantau Arinda
setelah puas mengompori Arinda Amandapun pergi meninggalkan Arinda sendiri
tak lama setelah Amanda pergi Arinda pun meninggalkan cafe
" Arinda mau kemana ya? lebih baik aku ikutin deh " lalu Melinda mengikuti
Ternyata Arinda pulang kerumah suaminya, hati Melinda merasa sedikit lega, setidaknya Arinda masih bisa berfikir jernih. Lalu ia pergi meninggalkan rumah Arinda
sementara itu Arinda menangis sendirian di kamarnya, Arinda bukan tak menerima anak itu tapi yang membuat Arinda sakit hati karena Arinda menganggap Marco tak pernah jujur soal anak itu padahal Marco saja baru tau tentang anak itu dari Amanda
