Camelia mengulurkan tangannya untuk Raisa, ketika mereka masih kecil. Camelia meminta orang tuanya mengadopsi Raisa, menjadi kakaknya, karena Raisa sudah menjadi yatim piatu akibat kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan.
Sayangnya setelah dewasa, keduanya jatuh cinta pada pria yang sama. Raisa yang merasa iri dengki pada Camelia yang mendapatkan segalanya. Bahkan tega meracuni kedua orang tua Camelia, juga Camelia. Bahkan membakar rumahnya.
Setelah itu, Raisa melakukan operasi plastik persis seperti wajah Camelia. Rayyan yang baru kembali dari luar negeri, membawa Camelia palsu ke rumahnya, menikahinya.
Tanpa dia tahu, Camelia yang asli tengah berjuang antara hidup dan mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Jahatnya Raisa
Raisa sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak setelah acara makan malam itu. Dia benar-benar tidak ingin melihat Rayyan dan Camelia menikah. Setiap harinya, dia terus memikirkan bagaimana caranya menggagalkan pernikahan itu.
Hingga ketika dia sedang minum bersama dengan teman-temannya sesama dokter yang memang berusaha menjilatt Raisa yang katanya adalah kerabat dari pemilik rumah sakit ini. Rumor itu juga Raisa sendiri yang menyebarkannya.
Beberapa teman melihat wajah Raisa tampak tidak senang.
"Dokter Raisa, bukankah ini operasi sukses pertamamu! pihak rumah sakit yang juga masih keluargamu itu pasti sangat bangga. Kenapa wajahmu ditekuk begitu?" tanya rekannya itu.
"Heh, aku sedang memikirkan sesuatu. Apa yang membuat seorang pria yang sangat mencintai seorang wanita, membatalkan pernikahan mereka. Apa yang kira-kira bisa membuat hal seperti itu terjadi?" tanya Raisa pada Widya.
"Hem, ada hal seperti itu? siapa memangnya yang kamu ingin gagalkan pernikahannya?" tanya Bianca, temannya yang lain.
"Camelia! dia sangat menyebalkan! dia selalu saja mengambil apa yang aku inginkan!" katanya terang-terangan.
Tapi bagi Widya dan Bianca, dia sudah tidak terkejut dengan semua hal itu. Karena dari apa yang ada ceritakan oleh Raisa kepada mereka orang tua mereka memang sedikit tidak adil kepada Raisa. Raisa di sekolah kan di asrama sedangkan adiknya itu malah dirawat dengan baik oleh kedua orang tuanya bukankah itu sama saja dengan tidak adil.
Keduanya juga melihat, segala hal baik selalu ada disekitar adiknya itu. Sementara Raisa, bahkan harus dipaksa bekerja keras meski dia orang kaya juga kan. Kedua teman Raisa ini, tidak ada yang tahu bahwa Raisa hanya seorang anak adopsi. Mereka berdua pikir, Raisa adalah anak kandung dokter Keanu dan Vania.
"Em, aku pikir adikmu itu memang menyebalkan. Beberapa dokter dan perawat pria di sini selalu membicarakannya setiap kali dia berkunjung ke rumah sakit ini kan? apa hebatnya dia? dia cuma seseorang yang punya mimpi menjadi seorang pelukis. Haih, kamu yang harus bekerja keras menjadi seorang dokter melanjutkan kebanggaan kedua orang tuamu, sedangkan dia... heh, pelukis!" kata Widya.
Ya, kedua teman Raisa itu memang tidak menyukai Camelia. Selain karena ucapan-ucapan Raisa yang memang tidak pernah baik tentang Camelia. Mereka juga kesal karena banyak sekali dokter tampan dan juga perawat-perawat pria yang ada di rumah sakit ini selalu membicarakan kebaikan Camelia. Bukankah, orang dengki itu memang circle-nya sesama dengan orang dengki.
"Iya, makanya pikirkan caranya. Aku tidak mau dia menikah dengan kak Rayyan! aku sudah berusaha keras untuk mendapatkan perhatiannya sampai menjadi dokter terbaik di sini. Aku tidak mau sampai Camelia yang menikah dengannya!" kaya Raisa kesal.
Bianca mengangguk setuju.
"Benar sekali! masa iya semua usahamu itu harus jadi sia-sia. Dan kedua orang tuamu juga aneh. Kenapa mereka membiarkan adikmu yang menikah lebih dulu?" tambah wanita yang berambut ikal di kuncir alakadarnya itu.
"Itu dia, ck kalian pikirkan sesuatu!" kata Raisa yang sepertinya sudah banyak minum sampai kepalanya terasa sedikit pusing.
Dan ketika mereka bertiga sedang berpikir tiba-tiba saja Widya melebarkan matanya.
"Aku punya ide, sebenarnya ini agak ekstrim sih tapi terserah mau dipakai atau tidak ya!"
"Katakan!" kata Raisa cepat.
Berpura-pura menjadi baik selama ini, benar-benar mengubahnya menjadi seseorang yang lambat berpikir licik. Meski pada akhirnya dia tetap akan menemukan cara licik juga.
Namun, jika teman yang memiliki ide yang lebih bagus daripada dia. Kenapa dia tidak melakukan apa yang dikatakan oleh temannya itu?
"Kalau adik kamu itu ketahuan selingkuh, pasti tunangannya akan membatalkan pertunangan kan?" tanya Widya.
"Benar! di setting saja. Seolah adik kamu itu selingkuh dari kak Rayyan! bagaimana?" tanya Bianca.
Namun setelah mendengar apa yang dikatakan Widya dan Bianca. Raisa bahkan memiliki ide yang lebih hebat daripada itu.
'Selingkuh saja mana menarik! bagaimana jika aku membuat kak Rayyan memergoki Caca tidur dengan pria lain? aku yakin bukan hanya akan mengakhiri pertunangan mereka. Kak Rayyan juga akan sangat membenci Camelia. Ya, aku akan melakukan itu!' batin Raisa.
Seseorang, yang telah di bawa Camelia ke rumahnya. Di berikan tempat tinggal, bahkan Camelia juga yang meminta kepada orang tuanya untuk mengadopsi Raisa. Akan tetapi, tanpa diduga bahkan wanita yang telah di anggap keluarga sendiri oleh Camelia itu, memiliki pikiran yang sangat buruk untuk dirinya. Raisa tidak hanya sedang berpikir untuk menghancurkan pertunangan Camelia dan juga Rayyan. Jika Raisa benar-benar meminta seseorang untuk menjebak Camelia. Bukankah masa depan gadis itu akan hancur.
Raisa sungguh tega. Seseorang yang telah menolongnya, dia membalasnya dengan menghancurkannya.
"Aku punya ide lebih bagus. Tapi kalian bantu aku ya, cari seorang pria yang sangat jelek. Kalau perlu yang punya penyakit mematikan. Bawa dia ke hotel Golden. Aku akan carikan obat yang bagus, untuk adikku itu. Supaya dia dan pria itu bersenang-senang malam ini!"
"Ha ha ha"
Ketiganya tertawa-tawa begitu senang. Seolah apa yang sedang mereka rencanakan itu adalah hal yang menarik dan menyenangkan. Seolah rencananya untuk menghancurkan masa depan, tidak hanya pertunangan Camelia itu adalah sesuatu yang sangat seru di tertawakan seperti itu.
Widya dan Bianca mengangguk dan pergi. Sementara Raisa juga sudah meminta seseorang mencarikan obat untuk adiknya yang sudah dia hubungi.
"Halo Caca"
[Kakak, kakak kemana saja? ibu dan ayah khawatir. Ini sudah jam 10 malam kakak]
Raisa memutar bola matanya malas. Dia sangat benci, pada ucapan Camelia yang sok perhatian padanya itu. Padahal, Camelia sama sekali tidak sok-sokan perhatian kepada kakaknya. Dia memang benar-benar perhatian. Hanya saja, bagi seseorang yang memang sudah pada dasarnya tidak senang dengan kita. Maka kita mau bicara benar pun akan tetap menjadi salah di telinganya.
"Aku mabuukkk, teman-temanku memaksaku minum. Karena tadi operasi berjalan sukses. Caca, temani aku. Aku tidak berani tidur sendirian di hotel. Aku juga tidak mau pulang, aku takut ayah dan ibu marah"
[Kakak dimana? aku akan kesana]
"Di hotel golden. Datanglah sendirian, aku tidak mau ada yang melihatku dalam kondisi seperti ini!" kata Raisa yang mempermainkan suaranya seolah-olah dia benar-benar sedang dipengaruhi oleh minuman yang sangat banyak.
[Iya, kakak. Aku akan datang sendiri. Aku tidak akan biarkan siapapun tahu keadaan kakak seperti ini. Lain kali, jangan pergi minum lagi ya]
"Iya, cepat ya!"
[Baik kakak]
Dan Raisa pun memutuskan panggilan telepon itu. Dengan senyuman menyeringai di bibirnya.
"Caca, habislah kamu!" gumamnya begitu percaya diri.
***
Bersambung...
m...
sulit berpaling dari pesona Camelia 🤭
hatinya Raisa kotor sekali ya, minta di Rinso sepertinya biar bersih tanpa noda 🤣🤣🤭🤭
kok jadi kayak gitu anaknya 🤭