NovelToon NovelToon
Permaisuri Raja Langit

Permaisuri Raja Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nafsienaff

Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.

“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.

“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.

Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33

JDUAARRR !!

JDUAARRR !!

JDUAARRR !!

Artha memejamkan kedua matanya saat merasakan sakit di punggung yang kemudian menjalar ke seluruh tubuh bahkan sampai terasa ke tulang tulang nya.

Ya, karena menceritakan semuanya dengan terbuka pada Dewi, Artha harus menjalani hukuman paling kejam di kehidupan langit. Yaitu di cambuk sampai 50 kali.

“Aku sudah peringatkan sama kamu sebelumnya Artha.. Tapi kamu terlalu meremehkan.”

Artha hanya bisa diam. Pria itu tau dirinya bersalah karena membocorkan rahasia pada Dewi. Terlebih yang Artha bocorkan adalah kesalahannya sendiri. Itu bukan hanya melanggar aturan langit, namun juga menjelekkan citranya sendiri sebagai raja pemimpin langit.

JDUAARRR !!

JDUAARRR !!

Cambuk petir itu terus melayang dan mendarat dengan keras di punggung Artha meninggalkan bekas luka juga darah yang menetes.

Para dewa yang menyaksikan itu hanya bisa diam. Sebagian ada yang menyayangkan sikap Artha, sebagian lagi ada yang merasa kasihan pada Artha yang harus menanggung hukuman yang bisa membuat tulang berulangnya remuk. Bahkan paling parahnya bisa mengakibatkan kematian dan kehancuran jiwa.

JDUAARRR!!!

Cambukan terakhir membuat tubuh Artha ambruk. Brama yang memang juga menjadi saksi hukuman itu hanya bisa diam di tempat tanpa bisa berbuat apa apa. Karena membela juga tidak mungkin mengingat kesalahan yang Artha lakukan memang sangat fatal.

“Kamu benar benar terlalu meremehkan aturan yang sudah di buat sejak dulu Artha. Jika kamu bukan anak Raja Agung yang berbudi besar, mungkin aku sudah mengusirmu dari langit dan melemparmu ke dunia Fana.” Ujar Maharaja yang tidak menampakan wujudnya.

Artha meringis menahan semua kesakitan di tubuhnya. Dia berusaha bangkit karena tidak ingin di anggap lemah. Namun cambukan petir itu benar benar membuat tubuhnya tidak berdaya.

Setelah hukuman itu selesai, Brama langsung menubruk Artha. Dia memapahnya dengan susah payah. Sementara para dewa yang hadir segera membubarkan diri karena hukuman berat itu memang sudah selesai.

“Yang Mulia... Hamba akan membawa yang mulia pulang ke istana..” Ujar Brama.

Dengan kondisi setengah sadar, Artha menggeleng menolak di bawa pulang ke istana.

“Jangan kembali ke istana. Bawa aku kemanapun asal jangan ke istana.” Kata Artha.

“Baik yang Mulia.” Angguk Brama menurut saja.

Brama membawa Artha pergi dari aula megah itu dengan memapahnya. Dan sesuai kemauan Artha, Brama tidak membawanya ke istana melainkan ke bumi, tepatnya di kediaman Dewi.

Brama tau Artha mempunyai alasan kenapa tidak mau di bawa kembali ke istana. Dan alasan itu pasti berhubungan dengan Selir Agung dan Fabian.

“Kenapa kamu membawaku kesini Brama?” Dengan sesekali meringis kesakitan Artha bertanya pada Brama yang malah membawanya turun ke bumi.

“Maaf yang Mulia. Hamba tidak tau harus membawa yang Mulia kemana lagi. Dan juga hamba yakin yang Mulia akan cepat pulih jika disini.” Jawab Brama.

Brama membaringkan tubuh penuh luka dan berdarah Artha di ranjang milik Dewi. Kebetulan kamar itu sedang sepi sehingga tidak ada yang melihat dirinya juga Artha.

Brama sesaat kebingungan. Dia kemudian mencoba mencari Dewi ke seluruh sudut rumah namun tidak juga di temukan.

“Kemana yang mulia permaisuri.” Gumam Brama bingung.

Tidak punya pilihan lain, Brama pun menemui Sita. Sita yang tiba tiba di temui oleh orang asing dengan pakaian aneh pun hampir saja berteriak jika Brama tidak langsung mengatakan sebagai pengawal Artha.

“Maaf saya mengganggu juga mengagetkan kamu. Tapi yang Mulia sedang butuh pertolongan. Yang Mulia terluka.” Brama menatap sendu pada Sita beringsut menjauh karena ketakutan.

“Yang Mulia apa? Siapa kamu sebenarnya.”

Brama berdecak. Dia sungguh tidak ingin Artha di biarkan dengan luka yang begitu parah serta tubuh lemah. Brama tidak ingin Artha kenapa napa.

Tidak mungkin menjelaskan terlalu panjang yang akan memakan waktu, Brama pun menjentikkan jarinya dan saat itu juga Sita dan dirinya berpindah tempat di kamar Dewi.

Sita terkejut melihat kondisi Artha. Jubah putihnya banyak ternoda darah. Wajahnya pucat, dengan kedua mata terpejam dan sesekali meringis karena kesakitan.

“Artha.. Ya ampun, Artha..” Sita menubruk tubuh Artha. Dia mengecek luka luka yang ada di punggung, juga tangan dan kaki pria itu.

“Ada apa ini? Kenapa Artha bisa jadi seperti ini? Siapa kamu sebenarnya?” Sita merasa curiga. Dia berpikir Brama lah yang melukai Artha.

“Saya Brama. Saya pengawal Yang mulia Artha. saya sengaja membawa yang Mulia kesini karena hanya disini tempat yang paling aman untuk yang Mulia.”

Sita menggeleng pelan. Dia kembali menatap Artha yang penuh luka dan tidak berdaya.

“Dewi.. Dewi harus tau ini.” Sita merogoh saku dress rumahannya. Dia segera menghubungi Dewi yang masih ada di kampus untuk memberitahu tentang kondisi Artha sekarang.

Sementara Brama, dia hanya diam saja di depan Ranjang tempat Artha berbaring. Brama tidak tau apa yang sedang Sita lakukan dengan ponselnya.

*****

Di kampus Dewi baru saja keluar dari kelasnya. Dia berniat untuk segera pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat lelah dan letih hari ini.

Saat baru melangkah sekitar 2 meter dari kelasnya, tiba tiba ponsel dalam tas jinjingnya berbunyi. Dewi segera merogoh tasnya dan mengeluarkan benda pipih itu.

Senyum Dewi mengembang saat mendapati nama kontak dang ibu berada di layar ponselnya. Dewi pun segera mengangkat telepon tersebut.

“Halo Bu...”

“Dewi kamu dimana nak?”

Dewi mengernyit. Nada pertanyaan ibunya seperti orang yang sedang di landa kepanikan besar.

“Ada apa Bu? Dewi masih di kampus, ibu baik baik saja kan?”

“Ibu baik baik saja. Tapi Artha.. Artha terluka parah. Seluruh tubuhnya berdarah nak.. kamu cepatlah pulang.”

kedua mata Dewi melebar mendengarnya. Dia menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang di katakan ibunya. Pasalnya Artha adalah pria hebat. Tidak mungkin jika dia bisa terluka.

“Nak.. Ayo pulang.. Kita harus segera mengobati Artha..” Desak Sita tidak sabaran.

“Ah iya.. Iya Bu.. Dewi pulang sekarang juga.”

sambungan telepon berakhir. Dewi yang sudah di hinggapi rasa takut juga khawatir segera berlari menyusuri koridor kampus. Meski masih sangat tidak percaya dengan apa yang ibunya katakan, namun Dewi yakin ibunya tidak mungkin sedang mencoba mencandainya.

Dewi menyetop taksi di depan gedung kampus. Dia segera masuk ke dalam taksi tanpa menghiraukan temannya yang memanggilnya. Dewi ingin tau bagaimana keadaan Artha sekarang.

“Artha.. Apa yang terjadi sebenarnya?” Lirih Dewi.

Meski belum melihat secara langsung kondisi Artha, namun Dewi yakin Artha pasti bisa bertahan. Artha nya adalah pria hebat. Pria yang bisa mengalahkan semua orang yang berniat buruk pada Dewi. Pria yang bisa mengalahkan raja iblis, juga siluman ular yang berniat mencelakai Dewi.

“Artha.. Kamu harus baik baik saja.. Kamu harus baik baik saja...” Gumam Dewi pelan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!