NovelToon NovelToon
SISTEM MEMINDAH JIWAKU KE TUBUH GADIS BODOH

SISTEM MEMINDAH JIWAKU KE TUBUH GADIS BODOH

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi / Permainan Kematian / Sistem
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: chiisan kasih

Kinara, seorang pejuang akademis yang jiwanya direnggut oleh ambisi, mendapati kematiannya bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah misi mustahil. Terjebak dalam "Sistem Koreksi Generasi: Jalur Fana", ia ditransmigrasikan ke dalam raga Aira Nadine, seorang mahasiswi primadona Universitas Cendekia Nusantara (UCN) yang karier akademis dan reputasinya hancur lebur akibat skandal digital. Dengan ancaman penghapusan jiwa secara permanen, Kinara—kini Aira—dipaksa memainkan peran antagonis yang harus ia tebus. Misinya: meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna dan "menaklukkan" lima pria yang menjadi pilar kekuasaan di UCN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiisan kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAUN SUTRA DAN DEBAT HARGA DIRI

Pernyataan Serena bahwa dia tahu tentang Sistem Koreksi Generasi dan Kinara adalah kejutan listrik yang lebih kuat daripada peringatan apa pun dari Sistem.

Aku tidak lagi berada dalam permainan universitas yang sederhana. Aku berada dalam permainan para dewa data, dan musuh utamaku adalah seseorang yang tersenyum manis, memegang kendali atas rekam jejak jiwaku.

Aku menarik napas perlahan, memaksa wajah Amara untuk tidak menunjukkan gejolak batin Kinara. Jika Serena adalah Penjaga Data Kelas S, dia pasti sedang memindai reaksimu. Aku tidak boleh terlihat panik. Aku harus bertindak seolah ancamannya hanyalah gertakan seorang saudara angkat yang cemburu.

Aku mulai berjalan menuju Pak Surya (Target 4) yang berdiri di tengah ruang pesta. Setiap langkah terasa berat, seolah karpet beludru ini adalah ladang ranjau sosial.

Pak Surya, dengan setelan mahalnya dan aura kekuasaan yang tak terbantahkan, adalah inti dari jaringan yang ingin kuhancurkan. Dia adalah perwujudan kapitalisme yang menghancurkan idealisme mahasiswa.

Ketika aku sampai di hadapannya, dia memegang segelas sampanye, matanya menilai-ku dari ujung kaki ke ujung kepala. Bahkan Serena sudah berdiri di sampingnya, memancarkan kepatuhan yang anggun.

“Amara,” sambut Pak Surya, suaranya dalam dan penuh otoritas.

“Selamat datang di Gala. Kau berhasil membuat dirimu terkenal dengan cepat.”

“Terima kasih, Pak Surya,” balasku, tersenyum sopan.

“Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan. Kejujuran ternyata memiliki daya tarik yang kuat,” imbuhku.

“Daya tarik yang kuat, ya. Atau mungkin drama yang mahal,” timpalnya, nadanya menghibur, tetapi matanya tajam.

“Serena sudah banyak bercerita tentangmu. Dia bilang, kau adalah mahasiswa yang sangat potensial, namun sayangnya, sedikit... tidak stabil secara finansial dan emosional.”

Serena mengangguk setuju, melirikku dengan ekspresi kasihan yang memuakkan.

“Amara memang berbakat, Pak Surya, tetapi dia selalu berjuang dengan konsistensi. Itulah mengapa IPK-nya sempat anjlok. Dia terlalu reaktif terhadap sistem.”

Aku menatap Serena. “Terkadang, sistem-lah yang reaktif terhadap kebenaran, Serena. Dan konsistensi hanya dihargai jika Anda konsisten dalam kepatuhan. Saya lebih memilih konsisten dalam kritik.”

Surya tertawa kecil, suara tawa yang berdering seperti koin emas. “Menarik. Sebuah filosofi yang mahal, Amara. Mari kita bicara bisnis, karena malam ini bukan tentang Sosiologi Kritis. Ini tentang kekuatan. Aku sudah membuat penawaran di telepon, dan aku ingin mengulanginya di sini.”

Dia meletakkan gelasnya. “Aku melihat bakat di dalam dirimu. Bakat yang jauh lebih langka daripada ribuan mahasiswa ber-IPK 4.0 seperti Serena. Mereka patuh. Mereka bisa diprediksi. Kau... kau adalah variabel tak terduga.”

“Variabel tak terduga cenderung menghancurkan, Pak Surya.”

“Dan itulah mengapa kau berharga. Aku tidak ingin menghancurkanmu. Aku ingin membelimu,” katanya, langsung ke intinya.

“Aku akan melunasi semua utang judi online-mu. Aku akan memberimu posisi magang elit di perusahaan utama, dengan gaji yang akan membuat Pak Arka dosen sosiologimu yang idealis itu terlihat menyedihkan. Sebagai imbalan, kau berhenti mengkritik. Kau menjadi wajah reformasi yang dikendalikan. Kau menjadi aset kami.”

Serena tersenyum lebar. Baginya, ini adalah kemenangan. Kinara akan tunduk pada uang, sama seperti semua orang.

Aku mengambil jeda sesaat, membiarkan tawaran itu tenggelam. Ini adalah ujian moral Kinara. Di kehidupan lamanya, Kinara mungkin akan langsung menerima tawaran ini, lelah berjuang melawan kemiskinan dan sistem. Tapi Kinara yang sekarang telah melihat harga kebebasan intelektual.

“Tawaran Anda sangat dermawan, Bapak Surya,” kataku, menggunakan suara yang lembut tetapi tegas.

“Namun, saya harus bertanya, apakah Anda membeli saya sebagai Amara, atau sebagai variabel yang mengancam Anda?”

“Apa bedanya?” tanya Surya, sedikit bingung.

“Amara yang lama adalah kegagalan sistem. Dia adalah bukti bahwa sistem ranking Anda menciptakan sampah sosial. Kinara, jiwa yang ada di tubuh ini, adalah seorang reformator. Jika Anda membeli Amara, Anda hanya membeli keheningan. Jika Anda membeli Kinara, Anda membeli bom waktu. Mana yang Anda inginkan?”

Ekspresi Surya berubah. Itu bukan lagi kepuasan, melainkan perhitungan yang intens. Serena, di sisi lain, mulai terlihat marah di balik topeng manisnya.

“Kau terlalu tinggi menilai harga dirimu, Amara,” potong Serena cepat, suaranya sedikit meninggi.

“Kau lupa, siapa dirimu sebelum ini. Kau adalah orang yang mengemis uang pada ibumu untuk membayar utang bodoh. Sekarang kau berani berbicara tentang reformasi di hadapan Bapak Surya?”

“Justru karena saya tahu siapa Amara yang lama, saya tahu betapa mengerikannya sistem yang menciptakan Amara,” balasku, menoleh padanya.

“Dan kau, Serena, yang dikenal sebagai kesempurnaan dan keanggunan, seharusnya menjadi yang pertama mengajukan kritik. Bukankah ironis bahwa ‘mahasiswa ideal’ yang dibanggakan kampus ini malah menjadi penjaga gerbang korupsi? Kau melindungi fondasi yang menghancurkan saudaramu sendiri.”

Serena terdiam, wajahnya pucat. Aku telah menekan tombol yang tepat: rasa cemburu dan obsesinya pada citra kesempurnaan. Dia mungkin tahu tentang Sistem Koreksi, tetapi dia tidak tahu betapa jauhnya Kinara telah menggali.

Bapak Surya menghela napas, seolah dia sedang menonton dua anak kecil bertengkar, namun kali ini, dia terlihat lebih tertarik pada Kinara.

“Serena, tenang,” perintahnya. Dia kembali menatapku.

“Baiklah, Kinara. Aku menghargai kejujuranmu yang brutal. Kau menolak tawaranku untuk menjadi aset yang jinak. Kau memilih untuk menjadi ancaman.”

“Saya memilih untuk menjadi otonom, Bapak Surya. Otonomi tidak dijual.”

“Filosofis sekali. Tapi mari kita realistis. Kau akan menghadapi Debat Nasional bulan depan. Universitas membutuhkanmu untuk menang, tetapi mereka tidak akan mendukungmu secara finansial atau data. Mereka akan membiarkanmu berjuang sendiri. Lalu apa? Kau menang, mereka mengambil pujian, dan kau tetap menjadi mahasiswa miskin yang kritis. Itu bukan reformasi, itu adalah martir yang murah.”

Surya melangkah mendekat, auranya menindas. “Aku akan mengubah penawaran. Aku tidak akan membelimu. Aku akan berinvestasi padamu. Aku akan mensponsori tim Debat Nasional. Aku akan memberimu akses ke data keuangan perusahaan dan kampus—data yang tidak akan pernah kau dapatkan dari Pak Arka yang hanya melihat dari buku-buku lama.”

Kinara terkejut. Ini jauh lebih berbahaya daripada tawaran uang. Dia menawarkan senjata musuhnya sendiri.

“Anda menawarkan saya alat untuk menjatuhkan Anda?” tanyaku skeptis.

“Tidak,” jawab Surya, senyumnya dingin.

“Aku menawarkanmu tali pengikat. Jika kau mengambil dataku, kau terikat padaku. Jika kau berhasil di Debat Nasional, kau berutang padaku. Aku tidak peduli pada idealisme. Aku peduli pada hasil. Dan jika kau menggunakan dataku untuk menang, kau harus memberiku sesuatu yang berharga sebagai imbalan.”

Serena, yang sudah pulih dari keterkejutannya, menyela dengan nada sarkastik. “Dia hanya ingin melihat apakah kau cukup pintar untuk tidak menghancurkan diri sendiri, Amara. Tentu saja, aku bisa memberinya semua data itu tanpa drama. Tapi mungkin Bapak Surya suka sedikit bumbu dalam investasinya.”

Surya mengabaikan Serena. “Apa yang kuinginkan, Kinara? Aku ingin kau membuktikan bahwa Sistem Koreksi Generasi ini valid, terlepas dari niat jahatnya. Aku ingin kau menjadi studi kasus bahwa bahkan Antagonis Terbuang bisa menjadi berlian, asalkan ditekan cukup keras. Jika kau menang dengan data dariku, aku akan mendapatkan legitimasi moral untuk terus menjalankan bisnisku dengan cara yang sama.”

Ini adalah jebakan filosofis yang sempurna. Jika aku menggunakan data korporatnya untuk memenangkan debat, aku membuktikan tesisnya: bahwa hanya dengan bantuan korporasi besar, reformasi dapat dicapai. Aku akan menjadi alat propaganda terbesarnya.

“Dan jika saya menolak data Anda, saya mungkin kalah di panggung nasional karena kurangnya bukti substansial,” kataku, menganalisis situasi.

“Tepat sekali. Pak Arka hanya bisa memberimu kritik, bukan amunisi. Aku memberimu amunisi, Amara. Pikirkan ini: Kau bisa menggunakan dataku untuk menang, dan kemudian setelah kau aman dan kuat kau bisa mencoba menjatuhkanku. Tapi kau harus mengambil risiko itu sekarang.”

Aku menatap matanya. Ini adalah pertarungan kecerdasan. Dia melihatku sebagai investasi, bukan sebagai musuh. Aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan akses ke rahasia yang tidak bisa dijangkau oleh Pak Arka atau Dimas.

Tiba-tiba, sebuah notifikasi Sistem muncul, mengkonfirmasi dilema ini.

[Pilihan Krusial: Terima Tawaran Data Target 4? Menerima tawaran akan mengaktifkan Gold Finger (Upgrade Skill) dan memberikan akses ke 'Penguasaan Data Real-Time'. Namun, ini meningkatkan Risiko Pengkhianatan (Status: Sangat Tinggi).]

Serena, yang pasti melihat ekspresi Kinara yang sedikit goyah, tersenyum lebar. “Amara selalu tahu di mana letak kekuasaan. Jangan khawatir, Pak Surya. Dia akan mengambilnya.”

“Aku tidak mengambilnya, Serena. Aku meminjamnya,” koreksiku. Aku kembali menatap Bapak Surya.

“Saya menerima tawaran Anda, Bapak Surya. Saya akan menggunakan data Anda untuk memenangkan Debat Nasional. Tetapi sebagai imbalan atas ‘investasi’ ini, saya ingin Anda tahu bahwa saya akan menggunakannya tidak hanya untuk menang, tetapi juga untuk membuktikan bahwa Anda salah. Saya akan membuktikan bahwa reformasi bisa lahir dari idealisme, bukan dari uang Anda.”

Surya mengangguk puas. “Sebuah kesepakatan yang adil. Aku suka melihat api di matamu. Kau mengingatkanku pada diriku sendiri saat muda, sebelum aku menyadari bahwa idealisme harus selalu dibeli.”

Dia menjentikkan jarinya. Seorang asisten segera membawa tablet digital yang tertutup.

“Ini adalah aksesmu. Gunakan dengan bijak. Dan ingat, setiap data yang kau lihat, aku juga melihatnya. Kita adalah mitra yang diawasi.”

Aku mengambil tablet itu, merasakan dinginnya logam mahal di tanganku. Saat tanganku menyentuh tablet itu, Sistem bereaksi liar.

[GOLD FINGER AKTIF: 'Penguasaan Data Real-Time' Terbuka. Anda sekarang memiliki akses ke log data publik yang tersembunyi, termasuk aliran dana antara Yayasan Surya dan administrasi universitas.]

Aku kini memegang kunci menuju Target 4. Tetapi kunci ini datang dengan bayangan Target Utama: Serena.

Serena maju selangkah, mencondongkan tubuhnya ke arahku, matanya memancarkan ancaman yang kini tidak lagi disembunyikan.

“Selamat, Amara. Kau baru saja melangkah lebih jauh ke dalam perangkap yang kubuat untukmu. Kau mungkin memiliki data Surya, tetapi ingat, aku memiliki data jiwamu. Setiap kali kau menggunakan Gold Finger itu, aku akan melihat lognya. Dan jika kau menemukan sesuatu yang terlalu mengganggu rencana Mastermind, aku akan menghapusmu sebelum Debat Nasional dimulai.”

“Aku tidak takut pada ancamanmu, Serena,” balasku, suaraku stabil. “Jika kau benar-benar Penjaga Data, kau seharusnya sudah menghapusku sejak lama. Kenapa kau membiarkanku bermain? Apakah kau ingin melihat sejauh mana aku bisa mencapai kebodohanmu?”

Serena tersenyum dingin. “Bukan. Aku membiarkanmu bermain, Amara, karena aku ingin kau mencapai titik tertinggi. Aku ingin kau merasakan kemenangan di panggung nasional, hanya untuk melihatmu hancur berkeping-keping oleh tangan saudaramu sendiri. Itu jauh lebih memuaskan.”

Dia berbalik, meninggalkan aku dan Bapak Surya yang kini hanya tersenyum melihat interaksi kami yang penuh kebencian itu. Aku menyadari, Gala ini bukanlah tentang negosiasi bisnis. Ini adalah panggung pertama dalam duel psikologis Kinara melawan Penjaga Data.

Aku melihat tablet di tanganku, portal menuju data yang korup. Malam ini, aku bukan lagi mahasiswi yang berjuang melunasi utang. Aku adalah mata-mata yang menyusup ke jantung musuh, dan mentor intelektualku (Pak Arka) harus segera tahu betapa berbahayanya aliansi baru ini.

“Bapak Surya,” kataku, menatapnya, “Saya harap Anda menikmati pertunjukan ini. Karena saya pastikan, babak berikutnya akan sangat menghibur.”

Dia tertawa. “Aku yakin itu, Kinara. Aku yakin itu.”

Aku meninggalkan Gala segera setelah itu, gaun sutra hitam itu terasa seperti baju besi yang berat. Aku langsung mengemudi kembali ke kampus, tidak peduli pada kecepatan Amara yang ugal-ugalan. Aku harus menemui Pak Arka. Dia adalah satu-satunya sekutu yang tidak terikat pada ambisi uang atau sistem.

Saat tiba di parkiran sepi dekat kantor Pak Arka, aku menyadari aku tidak bisa menunggunya. Aku mengirim pesan singkat, meminta pertemuan darurat. Aku harus segera menganalisis Gold Finger baruku.

Aku duduk di kursi mobil, menyalakan tablet yang diberikan Surya. Antarmukanya mewah, namun isinya menjijikkan. Hanya dalam hitungan detik, 'Penguasaan Data Real-Time' mulai bekerja.

Kinara tidak mencari utang judi online Amara. Kinara mencari jejak Serena di masa lalu Amara.

Aku menelusuri log data arsip akademik. Nama ‘Amara’ muncul, tetapi semua data IPK dan catatan prestasinya sebelum tahun kedua telah dihapus dan ditimpa. Semuanya berawal dari IPK 0.9. Data di bawah itu prestasi Amara yang dulu cemerlang lenyap.

“Serena benar-benar Penjaga Data Kelas S,” gumamku. “Dia memanipulasi seluruh rekam jejak Amara.”

Namun, di tengah file-file yang rusak, aku menemukan petunjuk kecil, sebuah anomali: sebuah file yang seharusnya dihapus total, namun hanya namanya yang diganti, bukan isinya. File itu berisi korespondensi internal antara administrasi kampus dan Yayasan Surya.

Judulnya: ‘Proyek Seleksi Generasi: Penghancuran Variabel Fana A/S’.

Aku membaca korespondensi itu, dan tanganku mulai gemetar. Itu bukan hanya tentang dana. Itu adalah sebuah rencana sistematis. Amara bukan korban acak. Amara adalah bagian dari proyek yang sengaja dirancang untuk menghancurkannya.

Aku segera mengirim pesan terenkripsi kepada Pak Arka. Data ini terlalu besar, terlalu sensitif. Aku harus bertemu dengannya sekarang.

Saat aku hendak mematikan tablet, sebuah notifikasi mendesak muncul, kali ini bukan dari Sistem Koreksi, tetapi dari sistem keamanan tablet Surya.

[PERINGATAN! Peringatan Aktivitas Mencurigakan! Penjaga Data Kelas S (Serena) telah melacak lokasi data yang diakses. Pelanggaran Segmen Arsip Terlarang Terdeteksi.]

Aku terlambat. Serena telah mengawasi. Dia tahu aku baru saja menemukan ‘Proyek Seleksi Generasi’.

Tiba-tiba, kaca mobilku diketuk keras. Aku terlonjak. Di luar, bukan Pak Arka yang berdiri. Itu adalah Serena, wajahnya tidak lagi manis, tetapi dingin dan mematikan. Di belakangnya, berdiri dua pria berbadan besar yang tidak terlihat seperti mahasiswa.

“Turun, Amara,” perintahnya melalui kaca. “Kau sudah melanggar kesepakatan. Berikan padaku tablet itu. Aku akan mengambil kembali data yang seharusnya tidak kau lihat. Dan aku akan mengurus Kinara di dalam dirimu, sekarang juga.”

Serena telah datang untuk mengakhiri permainan. Aku terjebak di mobil Amara, dengan bukti yang bisa menjatuhkan seluruh kampus, dan musuh yang bisa menghapusku dari eksistensi.

1
Tara
ini system kok kaga bantuin. kasih solusi kek bukan cuman ngancam aja🤭😱🫣
Tara: betul betul betul...baru kali ini ada system absurd😱😅🤔🫣
total 2 replies
Deto Opya
keren sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!