NovelToon NovelToon
Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Kemuliaan Cinta Pada Tuan Pemarah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Aliza Azzahra harus menikah dengan laki-laki yang menjebaknya. Aliza di grebek warga bersama Dhafian, seorang pria yang sengaja mengatur rencana agar bisa menikahi dirinya untuk tujuan pembalasan dendam.
Dhafian hanya ingin membalaskan dendam atas kematian ayahnya yang berkaitan dengan Paman Aliza. Orang yang selama ini tinggal bersama Aliza saat kedua orangnya meninggal dalam kecelakaan.
Meski Aliza mengetahui pernikahan itu untuk dendam. Tetapi tidak satupun rahasia suaminya yang tidak dia ketahui. Dhafian kerap kali berterus terang kepadanya.
Bagaimana Aliza menjalani pernikahannya dengan pria yang dipenuhi dengan dendam.
Apakah kemuliaan hatinya mampu menaklukkan seorang Dhafian?
Lalu bagaimana perjalanan pernikahan mereka berdua yang penuh dengan lika-liku, air mata dan diwarnai dengan keromantisan tipis-tipis.
Mari para pembaca untuk mengikuti ceritanya dari bab 1 sampai akhir, jangan boom like dan jangan suka nabung Bab.
Ig. ainunharahap12.
Ig. ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30 Di Salahkan.

Benar apa adanya Dhafian mendapat panggilan dari rumah sakit karena kondisi ibunya yang kembali histeris. Aliza sudah berada di sana dan mengingat di mana ruangan Ibu mertuanya itu.

"Mama tolong jangan seperti ini lagi, Mama harus tenang!" tegas Dhafian berusaha menenangkan ibunya itu sendirian di dalam ruangan itu dengan memeluk wanita yang tampak frustasi tersebut dan entahlah apa yang terjadi kenapa tiba-tiba saja dia histeris seperti itu.

"Pergi kamu!"

"Pergi!" Mela hanya berteriak tidak menentu dan tiba-tiba saja berhasil melepaskan diri dari tubuh putranya.

"Cukup. Ma!" bentak Dhafian tampak kewalahan menghadapi Mela.

"Kenapa Mama tidak pernah mendengarkan Dhafian! Apa gunanya berteriak-teriak seperti ini. Mama sama saja...."

Plak

Mela yang tiba-tiba saja melayangkan tamparan kepada Dhafian yang membuat Aliza kaget dengan menutup mulut menggunakan satu tangan.

"Lalu apa gunanya kamu masih hidup sampai saat ini tanpa bisa melakukan apapun," ucap Mela dengan suara yang serak dan air mata yang jatuh.

"Kamu juga tidak ada gunanya hidup jika tidak bisa mengembalikan suami saya!" tegas Mela.

"Kamu membuat saya berada di tempat ini bersama orang-orang sakit jiwa, kamu tidak pernah membiarkan saya untuk ke rumah suami saya dan saya harus hidup selama puluhan tahun seperti ini. Kamu terus menjanjikan kepada saya akan menyelesaikan semuanya dan membalaskan semua, tapi apa, kamu tidak bisa melakukannya, sampai ini mereka semua masih bersenang-senang di atas penderitaan saya!" teriak Mela dengan kesadarannya menyalahkan Dhafian.

"Kamu sama saja dengan mereka semua!"

"Kamu sama saja!" Mela yang kembali frustasi memukul-mukul Dhafian. Dhafian diam saja yang membiarkan ibunya itu mengumpat penuh dengan kemarahan yang melampiaskan semua emosinya yang dia pendam selama puluhan tahun.

"Kamu tidak ada gunanya hidup dan lebih baik suami saya yang hidup,"

"Kamu tidak berguna!" caci maki diterima Dhafian dari ibu kandungnya yang padahal selama ini dia selalu berusaha untuk wanita yang kejiwaannya benar-benar sangat terganggu.

"Tante tolong hentikan!" Aliza yang ternyata tidak bisa melihat semua itu berdiri di depan Mela mencoba untuk menghentikan apa yang dilakukan Mela kepada suaminya.

"Siapa kamu!" Mela melepaskan tangannya dari pegangan Aliza.

"Tolong jangan bersikap seperti ini dan mengatakan hal yang sangat kasar seperti itu," ucap Mela.

"Aliza aku tidak menyuruhmu kemari dan pergilah!" tegas Dhafian menekan suaranya.

"Tidak! aku tidak mungkin pergi jika semua yang kamu lakukan sudah begitu banyak dan bahkan sampai kamu mengorbankan diri, nyawa dan juga masuk ke dalam dunia yang salah hanya untuk ibu kamu dan saat ini kamu disalahkan," ucap Aliza.

"Tante, anak Tante minta untuk mati selama ini yang sudah berjuang habis-habisan untuk mendapat keadilan untuk Tante. Jangan mengatakan bahwa dia tidak melakukan apa, dia sampai saat ini bertahan hanya untuk Tante!" tegas Aliza yang membuat Mela terdiam.

"Dhafian sejak kecil sudah dipenuhi dengan dendam dan apa dia pantas mendapatkan semua itu, apa anak-anak seusianya harus mendapatkan tanggung jawab seperti itu. Tante jangan berlebihan menyalahkannya. Sungguh dia benar-benar tidak bersalah!" tegas Aliza.

"Apa yang kamu ketahui tentang saya dan juga keluarga saya?" tanya Mela.

"Saya adalah istri Dhafian dan selama ini putra Tante hidup tanpa ketenangan dan hanya untuk Tante. Jadi tolong berhenti bersikap terlalu berlebihan, jangan pernah menyalahkannya atas kematian suami Tante," jawab Aliza.

"Aliza pergilah dari sini dan aku tidak menyuruhmu untuk ikut campur!" tegas Dhafian.

"Kamu yang sebaiknya pergi untuk sementara, Mama kamu butuh ketenangan sebentar," jawab Aliza berbicara dengan lembut.

"Tante, jangan seperti ini lagi. Ayo kita bicara baik-baik," ucap Aliza membujuk yang memegang sangat hati-hati tangan Mela.

Dhafian khawatir bisa saja ibunya mengamuk dan memukul Aliza, tetapi ternyata hal itu tidak terjadi, tatapan kosong dari Aliza yang terlihat begitu jelas bagaimana Aliza berusaha membawa Ibu mertuanya itu untuk duduk ke atas ranjang dan ternyata Mela menurut.

Dhafian membuang nafas perlahan ke depan dan kemudian membiarkan Aliza sama dengan Ibunya dan entahlah apa yang akan dilakukan Aliza dan sepertinya Mela baik-baik saja di tangan Aliza. Dia sudah tidak mengamuk lagi.

*****

Setelah Mela sudah cukup tenang yang akhirnya Dhafian dan Aliza meninggalkan rumah sakit yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil. Karena tidak membawa sopir yang membuat Dhafian menyetir.

Aliza sesekali menoleh ke arah suaminya itu yang sejak tadi tidak mengeluarkan suara dan wajahnya tampak datar dengan tatapan mata yang kosong.

"Biar saya saja yang menyetir," ucap Aliza yang terlihat begitu khawatir.

"Apa kabar pertama kali melihat orang yang sangat menyedihkan seperti ku?" tanya Dhafian dengan wajahnya yang tampak datar yang terus melihat ke depan.

"Saya tidak menganggap seperti itu," jawab Aliza.

Dhafian yang tiba-tiba saja menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Aliza mengerutkan dahi dengan penuh kebingungan.

"Aku bener-bener sangat muak dengan kehidupanku, aku sangat membenci jika ada yang ikut campur dan mengetahui semua kehidupan pribadi ku, aku merasa benar-benar tidak berdaya jika orang lain harus mengetahui kelemahan ku," ucap Dhafian.

"Aku bukan orang lain, aku adalah istri kamu," jawab Aliza yang sangat tenang.

Aliza yang meletakkan tangannya di atas tangan Dhafian.

"Jangan pernah menyimpan beban sendirian, sekuat apapun kita dan sebesar apapun masalah yang kita anggap enteng, kita tetap adalah orang yang sangat lemah dan membutuhkan orang lain untuk berada di sisi kita. Aku tahu bagaimana perasaan kamu yang sudah berjuang selama ini dan pada akhirnya akan tetap disalahkan dan tidak diinginkan, jangan menyalahkan diri kamu," ucap Aliza dengan lembut yang berusaha untuk menenangkan suaminya.

Dhafian melihat kearah Aliza dan melihat tatapan mata istrinya dari balik cadar itu yang benar-benar sangat tulus yang ikut bersimpati atas apa yang terjadi pada dirinya.

Dhafian memajukan wajahnya dan kembali mengecap bibir di balik cadar itu. Aliza hanya kaget sedikit dan tidak menolak sama sekali. Tangan Dhafian perlahan membuka ikatan pada cadar itu dan menatap mata Aliza.

Perlahan tapi pasti yang akhirnya dia mengecup bibir istrinya secara langsung. Aliza memejamkan mata saat Dhafian bukan hanya sekedar mengecup saja, tetapi sudah melumat bibir Aliza dengan sangat lembut.

Aliza juga tidak memberontak sama sekali yang memang menyadari bahwa dia adalah istri secara sah dan apa yang dilakukan suaminya bukanlah suatu kesalahan atau dosa besar.

Dhafian mungkin membutuhkan seseorang untuk menenangkan hatinya, dia harus melampiaskan semua kepada Aliza. Bagaimanapun Aliza adalah seorang istri yang memiliki kewajiban untuk berada di sisi sang suami di saat dia benar-benar rapuh.

Dhafian yang merasa semakin bodoh ketika Aliza mengetahui semua kelemahannya. Aliza justru tidak menjudge tentang hal itu tetapi justru menjadi penguat yang berusaha untuk menenangkan situasi dan sama seperti apa yang dia lakukan kepada Ibu mertuanya tadi.

Dia berusaha berbicara dari hati ke hati dan sampai akhirnya Mela bisa beristirahat kembali. Setelah beberapa menit dalam ciuman itu yang akhirnya Dhafian melepas dengan membuka mata mereka secara perlahan.

Dhafian yang masih menatap Aliza yang tampak kesulitan menelan ludah dan tidak banyak yang dikatakan Aliza, dia benar-benar sekarang sudah jauh lebih baik.

Bersambung....

1
Naufal Affiq
lama kali lak kedik si reno ini terbongkar,enak kali hidup nya
Naufal Affiq
menantu idaman
partini
menghilangkan noda darah tuh gampang pakai sabun mandi dah kinclong
Dyah Oktina
kapan kelanjutannya nih thor.... d tunggu banget loh ...💪🏻💪🏻😍
partini
pecah perawan
partini
sehh demo
Reni Septianing
lanjut kan up banyak2 kak😁 sudah penasaran ini.
partini
lanjut
Retno Harningsih
up
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lanjut
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
jgn izinin Thor.. jangan izinkan dhafian buat begitu pada isterinya
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian bodoh isteri Baik2 malah mau pameran ke orang haram dilihat...
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
kasihan Aliza
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
lalu Arum sama Aditho
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dhafian nyosor ke kampung tapi terus nyosor ke rumah Aliza..ya Allah
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
arum n Aliza sepupuan lucky adalah adik beradik ayahnya Aliza dan sekaligus wali Aliza
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
akh memang suka kisah wanita Bercadar
Wicih Rasmita
next Thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!