Camelia mengulurkan tangannya untuk Raisa, ketika mereka masih kecil. Camelia meminta orang tuanya mengadopsi Raisa, menjadi kakaknya, karena Raisa sudah menjadi yatim piatu akibat kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan.
Sayangnya setelah dewasa, keduanya jatuh cinta pada pria yang sama. Raisa yang merasa iri dengki pada Camelia yang mendapatkan segalanya. Bahkan tega meracuni kedua orang tua Camelia, juga Camelia. Bahkan membakar rumahnya.
Setelah itu, Raisa melakukan operasi plastik persis seperti wajah Camelia. Rayyan yang baru kembali dari luar negeri, membawa Camelia palsu ke rumahnya, menikahinya.
Tanpa dia tahu, Camelia yang asli tengah berjuang antara hidup dan mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Bosan Pura-pura
Keesokan harinya, perban Camelia sudah dibuka. Melviana juga ada disana. Dia sangat ingin melihat wajah putrinya itu untuk pertama kali setelah operasi yang panjang itu.
Perlahan tim dokter yang terdiri dari 5 orang dokter bedah plastik terbaik, dan di bantu Tobias membuka perban di seluruh tubuh Camelia.
Begitu perban di buka, sosok cantik dan terlihat sangat tegas tampak.
"Eren!"
Tanpa bisa menunggu, Melviana memeluk putrinya.
"Kamu kembali seperti semula nak. Tidak ada yang berubah. Anak ibu!" katanya yang sangat senang bisa melihat putrinya lagi.
"Ibu" ucap Camelia.
Tapi Melviana menoleh ke arah Thomas, suara anaknya berubah.
"Operasi itu, mempengaruhi pita suara putri kita Ana" sahut Thomas yang memang sudah tahu apa yang akan ditanyakan oleh istrinya itu tanpa istrinya membuka suara.
Hidup bersama selama 25 tahun. Membuat keduanya tak perlu bicara untuk menjelaskan sesuatu. Bahkan hanya dengan tatapan mata saja, Thomas bisa mengerti semuanya yang ingin dikatakan oleh istrinya. Begitu pula sebaliknya.
"Kasihan sekali anak ibu, tidak apa-apa. Tidak masalah suaramu berubah, kamu tetap anak ibu!" kata Melviana yang terus memeluk Camelia, menganggapnya memang sebagai Eren Walisson.
**
Di tempat berbeda. Raisa hanya terduduk diam di sofa. Ketika suaminya mengatakan akan pergi untuk urusan bisnis selama beberapa hari ke luar kota.
Tadinya, Rayyan ingin mengajak Camelia palsu juga. Tapi Olivia melarangnya. Dia menatap tidak senang ke arah Olivia.
"Caca masih dalam tahap pemulihan Rayyan. Di sini ada ibu, ada ayah, ada dokter juga. Kalua di luar kota, dokter mungkin ada, tapi kan mereka tidak tahu kondisi Caca. Yang tahu kan dokter yang ada disini. Lagipula, kamu kan ke sana untuk urusan pekerjaan, yang ada kamu akan sibuk bekerja dan meninggalkan Caca sendirian di kamar hotel. Lebih baik dia tinggal disini sama ibu! kamu juga hanya pergi satu minggu kan?" tanya Olivia.
'Dasar wanita tua, kenapa kamu harus bicara seperti itu sih? aku ingin pergi bersama kak Rayyan. Wanita tua ini menyebalkan sekali. Di rumah ini, daripada menghabiskan waktu dengan kak Rayyan. Aku bahkan lebih banyak menghabiskan waktu dengan mu. Kalau begini terus, bagaimana aku bisa mesra-mesraan dengan kak Rayyan' gerutu Raisa dalam hatinya.
Rayyan menoleh ke arah Camelia palsu. Dan yang tadinya terlihat kesal. Raisa harus segera merubah ekspresi wajahnya itu menjadi polos dan tenang. Karena memang ekspresi itu yang dimiliki oleh Camelia.
Rayyan sebenarnya sangat ingin mengajak Camelia. Tapi, apa yang dikatakan oleh ibunya itu juga benar. Meski di luar kota ada dokter, tapi tidak lebih baik dari dokter di kota ini yang mengetahui segalanya tentang trauma Camelia. Dan melihat Camelia tersenyum, seolah sama sekali tidak keberatan dengan apa yang di katakan ibunya. Rayyan pada akhirnya setuju meninggalkan Camelia.
Sebelum berangkat, Camelia palsu itu memeluk Rayyan dengan sangat erat. Rayyan yang belum pernah mendapatkan pelukan seperti itu dari Camelia, berpikir dia takut Rayyan pergi.
"Sayang, jangan khawatir. Aku akan kembali secepatnya!" kata Rayyan.
Camelia palsu itu mengangguk perlahan. Dan memejamkan matanya. Raisa pikir, dengan cara seperti itu. Rayyan akan mencium bibirnya. Tapi, realitanya sungguh tak sesuai ekspektasi Raisa.
Cup
Rayyan memang mencium Camelia palsu itu. Tapi yang dia cium adalah kening Camelia palsu itu.
Mata Raisa langsung terbuka.
'Huuh, kenapa sih? gak paham-paham juga. Kenapa cium kening, cium kening, cium kening lagi!' kesalnya dalam hati.
Sayangnya, dia juga tidak mungkin mengambil inisiatif untuk mencium bibir Rayyan. Rayyan bisa curiga, Camelia yang asli kan tidak agresif orangnya.
"Aku pergi dulu, kamu baik-baik di rumah. Jika bosan, pergi keluar saja. Biar ditemani supir dan penjagamu!" jata Rayyan yang di angguki cepat oleh Camelia palsu itu.
Rayyan masuk ke dalam mobilnya. Dan pergi meninggalkan kediaman Danuwirya itu.
**
Keesokan harinya, karena merasa sangat bosan di rumah. Tidak melakukan apapun. Raisa memutuskan untuk pergi keluar bersama Bianca dan Widya.
Dia minta ijin pada ibu mertuanya mau cari beberapa barang kebutuhannya. Dia mengetik kata-kata seperti itu di ponsel dan menunjukkannya pada ibu mertuanya. Ya, selama ini caranya berkomunikasi dengan Rayyan dan semua orang di kediaman Danuwirya memang seperti itu.
Barulah, saat dia tiba di kamar VIP sebuah klub. Dia memekik kesal di depan Bianca dan Widya.
"Agkhh, menyebalkan!" pekiknya.
Bianca dan Widya yang menemaninya minum tampak saling pandang.
"Atau kamu bilang saja pada suami kamu yang kaya raya itu kalau kita sudah temukan dokter terbaik untuk pita suara kamu. Dan akan dioperasi sebentar lagi! jadi kamu bisa bicara. Tidak terus berpura-pura bisu!" kata Bianca.
"Masalahnya, jangankan aku mau sandiwara pergi operasi ya! ibu mertuaku yang menyebalkan itu, bahkan sudah tiga kali mengirim pesan. Mau di jemput atau tidak, kesulitan tidak aku di jalan, apa orang-orang ada yang memperlakukan aku tidak baik karena tidak bisa bicara! lihat ini! dia mengirim pesan lima belas menit sekali! aku tidak bisa bebas mengatur rencana operasi!" jelas Raisa pada Bianca dan Widya.
Widya mengangguk.
"Terus gimana dong? masa iya kamu mau pura-pura bisu terus?" tanya Widya.
"Ck, ya satu-satunya cara aku harus menunggu ibu mertua dan ayah mertuaku itu punya kesibukan. Pergi ke luar negeri, urusan bisnis atau apa gitu. Biar aku punya waktu sehari penuh untuk pura-pura di operasi tanpa di tunggui oleh ibu mertuaku itu. Karena kalau aku bilang sudah dapat dokternya, dia pasti akan sibuk menemani! ck, punya ibu mertua terlalu perhatian benar-benar membosankan!" keluhnya lagi.
"Iya benar, untung saja suami kamu adalah pria yang memang sangat kamu sukai. Jadinya kamu happy deh!" kata Bianca yang mengira Raisa sudah mendapat apa yang dia mau.
Padahal, Raisa sama sekali belum mendapatkan apa yang dia inginkan. Jangankan bisa tidur bersama dengan Rayyan. Mencium bibir pria itu saja belum. Suaminya itu terlalu khawatir pada keadaannya. Padahal dia tidak apa-apa. Sayangnya dia tidak mungkin memulai lebih dulu. Karena Camelia yang asli memang tidak begitu.
***
Bersambung...
harusnya dua kakinya 🤭
tapi gak tau dia ada dimana sekarang, mungkin lagi dikurung dipenjara bawah tanah sama kak Thor soalnya gak pernah kelihatan 🤭
Alhamdulillah
apa Astaghfirullah 🤭
semoga dengan dirawat Eren nenek bisa cepat sembuh 🤲
kasihan Hani 🤣