NovelToon NovelToon
Ibuku Selingkuhan Suamiku

Ibuku Selingkuhan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: rafizqi

“Dikhianati suami, ditikam ibu sendiri… masihkah ada tempat bagi Andin untuk bahagia?”

Andin, seorang wanita sederhana, menikah dengan Raka—pria miskin yang dulu ia tolong di jalan. Hidup mereka memang pas-pasan, namun Andin bahagia.

Namun kebahagiaan itu berubah menjadi neraka saat ibunya, Ratna—mantan wanita malam—datang dan tinggal bersama mereka. Andin menerima ibunya dengan hati terbuka, tak tahu bahwa kehadiran itu adalah awal dari kehancurannya sendiri.

Saat Andin mengandung anak pertamanya, Raka dan Ratna diam-diam berselingkuh.

Mampukah Andin menghadapi kenyataan di depannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Hari itu, suasana kafe di tengah kota begitu tenang. Langit berwarna abu lembut, menandakan sore akan segera turun.

Andin baru saja menyelesaikan pertemuan dengan tim produksinya. Ia mengenakan setelan putih sederhana namun elegan—auranya berwibawa dan tenang, jauh berbeda dari sosok rapuh yang dulu menangis di depan pintu rumah Raka.

Ia berjalan ke arah mobilnya, menenteng tas kecil, tiba-tiba terdengar suara keras dari seberang jalan.

Suara klakson, teriakan orang, dan benturan logam.

Andin spontan menoleh.

Seorang pria tampak terjatuh di pinggir trotoar, tubuhnya terguling, darah mengalir dari pelipisnya.

Andin terkejut dan langsung berlari mendekat.

Namun langkahnya terhenti mendadak ketika ia melihat wajah pria itu.

Raka.

“Raka?!” seru Andin, matanya membesar.

Raka menatapnya dengan pandangan lemah, darah menetes dari dahinya, suaranya serak penuh getir.

“Andin…” katanya pelan.

“Aku… aku nggak sengaja lihat kamu lewat. Aku cuma pengin nyapa. Tapi mobil itu—”

Andin menunduk, jantungnya berdetak cepat.

Refleks ia memanggil seseorang untuk menolong, tapi Raka menggenggam tangannya terlebih dulu.

“Jangan panggil siapa-siapa… tolong… biarkan aku di sini sebentar…” Ucapnya menatap Andin yang berada di sampingnya.

Suara itu begitu lirih, seolah menahan sakit yang luar biasa.

Andin menatap wajah yang dulu begitu ia kenal, kini terlihat lemah dan berlumuran darah.

Ada sedikit rasa iba menyelinap—entah karena rasa kemanusiaan, atau sisa kenangan masa lalu yang belum benar-benar padam.

“Baiklah, aku bawa kamu ke rumah sakit,” kata Andin akhirnya.

Raka hanya mengangguk pelan, namun dalam hatinya, senyum licik muncul di balik kesakitan yang pura-pura ia tunjukkan.

Semua berjalan sesuai rencana.

Beberapa jam kemudian, di rumah sakit.

Andin duduk di kursi tunggu dengan wajah lelah.

Raka sudah dirawat di ruang VIP. Luka di dahinya tidak terlalu parah, hanya goresan kecil—namun ia sengaja memperlihatkannya seolah luka itu sangat berat.

Ketika dokter keluar, Andin langsung berdiri.

“Bagaimana keadaannya, Dok?” Tanya Andin segera.

“Tidak ada yang serius,” jawab dokter.

“Hanya luka ringan. Tapi sebaiknya dia istirahat, sepertinya emosinya juga sedang tidak stabil.”

Andin mengangguk dan masuk ke kamar rawat.

Raka terbaring di ranjang, dengan perban di kepala. Ia menatap Andin yang datang, lalu tersenyum samar.

“Kamu masih peduli, ternyata,” ucapnya pelan.

Andin menarik kursi dan duduk, menjaga jarak.

“Jangan salah paham, Raka. Aku hanya menolong karena kamu butuh bantuan. Itu saja.”

Raka menunduk pura-pura sedih, matanya berkaca-kaca.

“Aku nggak pantas dimaafin… aku tahu aku udah menghancurkan semuanya. Tapi aku cuma… ingin minta maaf, Din. Sekali ini saja.”

Andin terdiam. Kata-kata itu mengguncang hatinya sedikit, namun ia berusaha tetap kuat.

“Sudah berlalu, Raka. Luka itu terlalu dalam untuk disembuhkan dengan kata maaf.”

Namun Raka tidak menyerah.

Ia menggenggam tangan Andin, suaranya bergetar penuh kepura-puraan.

“Aku kehilangan segalanya setelah kamu pergi, Din. Aku nggak bisa tidur, nggak bisa makan… Aku cuma ingin memperbaiki semuanya. Aku rela mulai dari nol asalkan kamu mau lihat aku lagi seperti dulu.”

Andin menarik tangannya pelan, menatapnya tajam.

“Dulu, waktu aku hampir mati melahirkan anak kita, kamu di mana, Raka?” Tanyanya tajam.

Suaranya lirih tapi menusuk.

“Waktu aku kehilangan segalanya, kamu malah memilih hidup bersama ibuku. Sekarang kamu datang lagi dengan wajah penuh darah dan kata-kata manis. Aku bukan Andin yang dulu.” tegasnya tajam.

Raka terdiam. Senyum kecil di bibirnya nyaris tak terlihat oleh Andin, tapi matanya menunjukkan sesuatu yang gelap.

"Bisa antar aku pulang?" tanya Raka. Wajahnya memelas menampilkan wajah polos yang dulu sempat Andin percaya.

"Supirku akan mengantarmu" jawab Andin agak ketus.

"Baiklah. Aku menurut" jawabnya tanpa membantah.

Ia tahu — dinding hati Andin belum sepenuhnya tertutup. Buktinya, ketika dia meminta di antar, Andin masih mengiyakan walaupun hanya memerintahkan supir untuk mengantarnya.

Dan di situlah celah yang akan ia manfaatkan. Yaitu kebaikan hati Andin.

Malamnya, setelah Andin pergi, Raka menatap bayangan dirinya di cermin kamar rawat.

Luka di kepalanya mulai mengering. Ia menyentuhnya perlahan, lalu tertawa kecil.

“Sedikit luka palsu demi membuka hatinya lagi,” gumamnya dingin.

“Langkah pertama berhasil.”

Ia menatap ke luar jendela, memandang lampu kota yang berkilau.

“Bersiaplah, Andin. Kau akan berpikir aku berubah, padahal aku hanya menunggu saat yang tepat untuk menjatuhkanmu dan menggenggam mu lebih jauh." gumamnya tertawa licik.

.

.

.

Bersambung.

1
Asyatun 1
lanjut
Ambu Purwa
janga2 anak andin ga meninggal
Ambu Purwa
laki2 yg biadab itu adalah si raka pas berteman clara yg notabennya pecundang
Ambu Purwa
babak.cerita yg bikin jengkel
Ambu Purwa
ko sekilat tulisan lipstik.langsung bersih,pasti mengira andin sedikit gila
Ambu Purwa
orang yg berbuat jahat ga mungkin selalu mulus pasti alan tersandung juga
Ambu Purwa
kereeen andin
Ambu Purwa
bagus andin laki2 licik hanya unruk wanita picik kaya ibunya
Ambu Purwa
andin jangan mau dimbodohin apalagi di ladalin usir3
Ambu Purwa
dasar laki2 picik and licik
Ambu Purwa
siapa pula yg mau merebut si raka kampret makan tu wanita sundel
Ambu Purwa
kmealah menuesal.kenapa saat mengusir dan menyebut anakmu mati ga sadar.jangan sampai mau kembali
Ambu Purwa
maumu apa nene sihir
Ambu Purwa
tetap baik ya jangan pernah berubah
Ambu Purwa
si clara mulai berekting
Ambu Purwa
penolong yg tepat
Ambu Purwa
goood andi maju terus jadi wanita terhormat
Ambu Purwa
jangan sampai salah jalan walau masuk.ke dunia artis tetep hodup terhormat ya andin
Ambu Purwa
berjuang secara elegan perlihatkan sama penghianat itu awas kalau masi mengakui ibumu
Ambu Purwa
bereskan dulu dengan di raka penghianat baru dengan hans
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!