Raihana ayu,ibu muda berusia 25 tahun ini harus menerima kenyataan pahit.luka sayatan bekas oprasi caesarnya belum juga kering tapi harus menerima kenyataan pahit suami yg menikahinya 14 bulan lalu menjatuhkan talak 3 atas dirinya.dengan langkah gontai ia keluar bersama putri cantiknya yang baru berusia 45 hari.hana memilih menjauh,meninggalkan kota kelahirannya yang penuh dengan kenangan pait.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayra Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu dokter lagi
Hari ini aku membawa langit kontrol kerumah sakit.karena sejak kemarin pagi dia mengeluh luka bekas jahitan di pahanya terasa sakit kalau buat berjalan lama.
Sudah lima hari dia berada dirumahku,tapi dia masih belum mau ku antar pulang,selalu bilang lupa arah jalan kerumahnya.dan katanya lebih nyaman tinggal bersamaku.aku pun hanya bisa pasrah,takut kalau ku paksa akan membuatnya semakin merasa di abaikan.
" sudah siap kak ?" lihatlah berapa tampannya putraku ini.
"sudah bun "
" berangkat sekarang ya,taksinya sudah datang.juga biar tidak kena macet " dia menganguk
" maaf ya bun,kakak membuat bunda repot " aku gemas selalu saja berucap begitu.
" is....kakak mah,kamu putranya bunda kan? "
" iya bun "
" kalau begitu,tentu tidak ada kata merepotkan atau direpotkan.bila seorang ibu merawat anaknya,jangan selalu merasa begitu ya " ku usap pipinya yang sekarang sedikit lebih berisi.
" terima kasih ya bun,bunda sudah membuat kakak merasakan bagaimana rasanya di sayang seorang ibu " ugh....jadi melow kan.kudekap erat tubuhnya.
" sama-sama kak.kamu pun sudah membuat bunda merasakan nikmatnya memiliki seorang putra.mana ketemunya sudah gede,sudah enak dipeluk tampan lagi " sengaja ku goda dia,lihatlah pipinya bersemu merah.
" ya sudah kita berangkat sekarang ya,taksinya sudah diluar." kami pun berjalan keluar rumah.
" iya bun,apa tak apa adik kita tinggal ?"
" tenang kak,ada mbak ai sama tante anita."
" semoga nanti tidak antri ya bun,biar tidak ninggalin adek terlalu lama " aku tersenyum sembari membantunya masuk ke dalam mobil.
" insya Allah tidak kak.bunda sudah mendaftar secara online kemaren "
kami tiba dirumah sakit tepat waktu,beruntung jalanan sedang mau diajak kompromi hari ini.kami lebih dulu melalui serangkian prosedur sebelum menuju ruang praktik dokter yang akan memeriksa langit.
Begitu tiba di ruangan yang bertuliskan nama dokter askara kami menunggu antrian yang sepertinya juga tidak terlalu banyak.Alhamdulilah baru duduk sebentar nama langit sudah disebut.
" selamat siang dokter " sapaku
" selamat siang ibu dan langit.silahkan duduk !"
" terima kasih dokter " ku bantu langit untuk duduk.
" bagaimana apa masih ada keluhan ?"
" iya om,egh dokter kaki saya yang ada jahitannya koak sakit ya dok kalau buat jalan terlalu lama ?"ada apa lagi ini apa langit mengenal dokter ini.
" santai saja langit,panggil om juga boleh kok,bukan begitu ibu ?" aku hanya menganguk sembari tersenyum.
" oya sudah foto rontgen "
"sudah dok,karena sesuai intruksi saat saya mendaftar secara online semalam kami di arahkan untuk mengambil foto rontgen terlebih dahulu dok " dokter bernama askara itu tersenyum.
" sus apa hasilnya sudah keluar ?"
" sudah dok,dikirim langsung ke email dokter oleh bagian radiologi."
" sebentar saya lihat dulu ya " cukup lama dokter askara mengamati hasil di laptop beliau.
" hasilnya bagus bu,tidak ada tulang yang patah atau pun cidera.kita periksa bekas jahitannya ya "
langit pun diarahkan untuk pindah ke brangkar pemeriksaan.beruntung aku memakaikan celana yang cukup longgar.jadi tidak menyulitkan dokter saat memeriksa.
" bagaimana dokter ?" langit sudah selesai diperiksa dan kini sudah duduk kembali dimeja dokter.
" nyeri yang dirasakan ananda,karena luka jahitannya ya ibu.nanti akan hilang kalau sudah kering dan sembuh .akan tetapi jika selama dua hari kedepan nyerinya belum juga reda.tolong bawa ananda kembali kemari akan kami lakukan pemeriksaan ulang."
" baik dok"
" ini saya resepkan obat pereda nyeri,tidak demam kan kemaren ?"
" sempat demam semalam dok,tapi usai saya minumi obat dari dokter alhamdulillah langsung reda"
" baik kalau begitu.untuk hari ini cukup ya langit.lekas sembuh dan jangan senang ketemu dengan saya dalam kondisi begini" kami pun tersenyum mendengar gurauan dokter.
" boleh buat gerak biar tidak kaku,tapi ingat harus hati-hati sebelum lukanya benar-benar kering " kata dokter sembari menyerahkan resep obat yang harus ku tebus.
" baik,terima kasih banyak dok"
" sama-sama ibu"
" kami permisi dokter "
" silahkan ibu"