NovelToon NovelToon
Dijodohin Dengan Kepala Desa

Dijodohin Dengan Kepala Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: komurolaa

Ketika Olivia, gadis kota yang glamor dan jauh dari agama, dipaksa menikah dengan Maalik—kepala desa yang taat, dunia mereka berbenturan. Tapi di balik tradisi, ladang, dan perbedaan, cinta mulai tumbuh… pelan-pelan, namun tak terbendung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon komurolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[ BAB 30 ] Saat Pelukan Jadi Obat Resah

Olivia sedang duduk santai di ruang tengah, menikmati potongan buah semangka yang sudah dipersiapkan oleh suaminya sebelum berangkat jamaah Magrib di masjid. Manis dan segarnya buah itu seolah menambah kenyamanan sore yang hening. Sambil mengunyah perlahan, ia menonton televisi dengan wajah tenang.

Namun, tak lama telinganya menangkap suara khas deru motor trail milik Maalik yang memasuki pekarangan rumah mereka. Jantung Olivia sedikit berdegup lebih cepat. Seketika ia teringat sesuatu—malam ini Maalik pasti akan mengajaknya mengaji lagi. Dengan buru-buru, ia meletakkan mangkuk semangka ke sembarang tempat di meja, lalu mematikan televisi. Tanpa pikir panjang, Olivia berlari kecil menuju kamar, menyusup ke balik selimut, dan memejamkan mata pura-pura tidur.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar terbuka. Maalik melangkah masuk, wajahnya memancarkan kehangatan setelah pulang dari masjid. Tatapannya langsung jatuh pada sosok istrinya yang tergulung rapat dalam selimut. Senyum tipis tersungging di bibirnya, ia tahu persis kalau istrinya hanya berpura-pura tidur untuk menghindari sesi mengaji malam ini.

“Olivia…” panggil Maalik lembut, sambil duduk di tepi ranjang.

Tak ada jawaban. Namun, Maalik bisa melihat jelas bulu mata istrinya yang bergetar, kelopak matanya tertutup rapat, tetapi sesekali berkedip lucu. Ada dorongan kuat dalam hatinya untuk mencubit atau menggigit gemas hidung mancung Olivia, tapi ia menahan diri.

“Oliviaaa…” panggilnya sekali lagi, suaranya penuh kesabaran.

Tetap saja tak ada jawaban.

Maalik akhirnya berkata dengan nada menggoda, “Semakin lama kamu tamat Iqro’, semakin lama juga kita pergi ke rumah mami dan papi.”

Olivia mendadak membuka matanya, lalu mengerang malas, suaranya manja namun keras kepala. “Gueee nggak mau ngajiii…”

Maalik terkekeh kecil, lalu mengusap lembut kepala istrinya. “Sebentar saja, Olivia. Supaya kamu cepat tamat. Lagi pula, nanti kamu punya jadwal libur tujuh hari kalau sedang datang bulan.” Ucapnya dengan sabar, penuh kelembutan.

“Nggak mauuu!” Olivia buru-buru menutup wajahnya dengan selimut, sampai kepalanya pun ikut tersembunyi. Ia seperti anak kecil yang ngambek, tidak ingin diganggu.

Maalik hanya menghela napas, tetap tersenyum melihat tingkah istrinya. Hatinya berdesir, rasa sayangnya semakin dalam kepada gadis manja yang sebulan lebih ini resmi menjadi belahan jiwanya.

Maalik menatap istrinya yang masih bergelung dalam selimut. Senyumnya lembut, tapi kali ini ia sengaja mengubah strategi. “Kalau begitu..." Maalik mencondongkan tubuhnya lebih dekat. “Kalau kamu tetap nggak mau ngaji, malam ini saya nggak akan peluk kamu waktu tidur.”

Olivia langsung menutup wajahnya lagi, pura-pura tidak peduli. “Huh, bodoamat!” jawabnya cepat, walau nada suaranya terdengar sedikit ragu.

Maalik hanya tersenyum kecil. Ia tahu, ancamannya itu pasti akan mengena. Karena tiga malam terakhir, Olivia memang tidak akan bisa tidur tanpa pelukan dan lantunan surat-surat pendek dari suaminya. Ia selalu kesulitan tidur dan baru bisa lelap ketika berada dalam dekapan Maalik.

Tapi Olivia tetap bersikeras. “Pokoknya nggak mau ngajiiii!” rengeknya manja.

Maalik akhirnya mengalah, meski dalam hatinya ia tahu waktu yang akan membuktikan. “Baiklah. Kalau begitu, saya turuti keinginan kamu kali ini, tapi ancaman saya juga berlaku” ucapnya sambil mengelus kepala Olivia sebentar, lalu ia benar-benar membiarkannya.

Malam pun larut. Lampu kamar sudah diredupkan. Olivia berbaring sendirian di ranjang, memeluk guling, berusaha keras memejamkan mata. Namun semakin lama, semakin resah. Hatinya gelisah, pikirannya tak tenang. Tanpa pelukan Maalik, rasa sepi itu makin terasa.

Ia berguling ke kanan, lalu ke kiri, bahkan menutup telinganya dengan bantal, tapi tetap saja matanya enggan terpejam. Napasnya mulai berat, dan wajahnya kesal sendiri.

Sementara itu, Maalik tidur santai di sofa dekat jendela, pura-pura terlelap. Padahal matanya sesekali terbuka, mengawasi istrinya dari kejauhan. Senyum tipis tak pernah hilang dari bibirnya. Ia tahu betul Olivia sedang berjuang melawan dirinya sendiri.

Dan benar saja—menjelang tengah malam, Olivia bangkit dari ranjang dengan wajah kusut. Ia berjalan kecil, menyeret langkah mendekati sofa tempat Maalik berbaring.

Olivia menggoyang bahu suaminya

Maalik tidak merespon, berpura-pura tidur seperti yang dilakukan oleh Olivia tadi ketika ia tak mau mengaji.

“Bangun, ih… gue nggak bisa tidur…” rengek Olivia, matanya berkaca-kaca karena benar-benar tak mampu terlelap tanpa pelukan suaminya.

Maalik menahan tawa dalam hati, membiarkan suasana hening sesaat sebelum akhirnya ia membuka mata perlahan. “Kenapa, Olivia?” tanyanya dengan suara serak seolah baru bangun.

Olivia langsung manyun. “Gue nggak bisa tidur…”

Maalik mengangkat alisnya, pura-pura heran. “Lho, bukannya tadi kamu bilang bodo amat kalau saya nggak peluk kamu?”

Olivia terdiam, pipinya merona. Ia menggigit bibir bawahnya lalu membuang wajah. “Ya… tapi… gue beneran nggak bisa tidur…” bisiknya pelan, nyaris seperti anak kecil yang sedang mengaku salah.

Maalik tersenyum tipis, masih sempat menggoda istrinya. “Janji dulu, mulai besok bakal rajin mengaji, ya…”

“Nggak mau janji,” sahut Olivia cepat.

“Kalau begitu, saya juga nggak mau peluk,” balas Maalik santai sambil bersandar.

Olivia mendengus kesal, hatinya terasa kesal. Ia menghentak-hentakkan kakinya lalu berkata, “Yaudah, nggak usah!”

Setelah itu, Olivia kembali ke ranjang dengan hati yang masih kesal. Ia menarik selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuhnya, sementara Maalik tetap berbaring di sofa dengan senyum kecil yang tersembunyi

Namun, ketika Maalik akhirnya bangun dan mendekati ranjang, senyum itu perlahan memudar. Dari jarak dekat ia melihat bahu istrinya bergetar pelan. Olivia bukan sekadar ngambek, ia benar-benar menangis.

Tanpa pikir panjang, Maalik segera naik ke ranjang dan menyentuh bahu istrinya dengan lembut. “Heii… kenapa nangis?” tanyanya lirih, penuh kekhawatiran.

Olivia langsung menepis tangannya. “Nggak usah deket-deket gue…” ucapnya serak, air mata terus mengalir di pipinya.

Ia menunduk sebentar, lalu berbisik pelan, “Saya minta maaf, Olivia…” Dengan hati-hati, ia memeluk istrinya dari belakang, menahan setiap gerakan Olivia yang mencoba berontak.

“Gue bilang nggak mau! Lepasin…” isaknya, suaranya pecah.

Maalik tidak melepaskan. Ia justru mengeratkan pelukan, bukan dengan paksaan, melainkan dengan kelembutan. Nafasnya hangat di telinga Olivia, tangannya mengelus kepala sang istri dengan sabar. Hingga akhirnya, ketika tangisan Olivia mulai melemah, Maalik menunduk, membisikkan doa-doa penenang jiwa.

Suara lembutnya melantunkan Al-Fatihah, dilanjutkan ayat kursi, lalu tiga surat pendek, hingga doa tidur. Setiap kata terdengar menenangkan, seakan meresap masuk ke dalam hati Olivia yang rapuh.

Tangisan Olivia perlahan mereda, meski sesekali masih tersendat. Namun, tubuhnya yang semula kaku kini mulai melembut di pelukan suaminya.

Maalik tersenyum hangat, lalu dengan lembut membalik tubuh istrinya agar menghadap padanya. “Lain kali jangan bandel lagi, ya. Cukup sedikit saja mengaji, nanti hadiahnya kamu bisa tidur nyenyak dalam pelukan saya.”

Olivia mendengus manja, namun kali ini ia tidak lagi membantah. Ia membiarkan Maalik menariknya kembali ke dalam dekapannya. Begitu tubuhnya tenggelam dalam pelukan hangat sang suami, Olivia akhirnya bisa menghela napas lega. Dengan penuh kesabaran, Maalik membelai punggung mulus istrinya yang hanya terbalut piyama tipis.

1
Devi Purwanti
knp GX di lanjut Thor ceritanya?
aku nungguin terus kelanjutan ceritanya
Devi Purwanti
nungguin kelanjutannya koq blm nongol"
udah GX sabar bgt..
komurolaa: hihihi terimakasih udah nungguin, kak💗 aku hari ini sibuk banget jadi belum sempat update😔 insyaallah besok langsung dua bab ya kak💗
total 1 replies
resia
nice story
resia
MasyaAllah ada belahan dunia mana lelaki sprti malik ini thor ha ha ha
komurolaa: karena nggak ada, makannya saya ciptakan sendiri kak🤣🙏🏼
total 1 replies
Belati Maut
sya saranin ajh kalo mau rameh jgn monoton gitu
komurolaa: terimakasih sarannya kakak, ini juga sedang saya revisi pelan-pelan 💗💗
total 1 replies
Belati Maut
monoton
beberapa bab cuma ngomong gitu doang
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
komurolaa: terimakasih, kak💗
total 1 replies
Devi Purwanti
GX sabar nunggu episode" berikutnya,semangat untuk berkarya Thor💪
komurolaa: jangan lupa bintang 5 nya yaa kak hihihi biar saya semangat updatenya💗💗
total 2 replies
Devi Purwanti
semangat berkarya thor
komurolaa: terimakasih kak
total 1 replies
Devi Purwanti
terus berkarya Thor,suka ceritamu..
komurolaa: terimakasih kak, jangan lupa berikan ulasan di buku ya 💗
total 1 replies
Devi Purwanti
semangat berkarya..💪
komurolaa: terimakasih kak💗
total 1 replies
Agnes Gulo
semangat kakak, ceritanya sangat menarik
komurolaa: terimakasih kak💗
total 1 replies
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor /Good/
komurolaa: terimakasih kak💗
total 1 replies
Gái đảm
Endingnya puas. 🎉
Hoa xương rồng
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
komurolaa: terimalasih kak
total 1 replies
Dani M04 <3
Menggugah emosiku.
komurolaa: terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!