Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Dena langsung ketakutan mendengar kata penjara dari mulut Reno, dia tidak mungkin mau masuk penjara apalagi dalam kondisi seperti ini.
"Aku tidak mau masuk penjara mas, kamu kan tahu aku sedang mengandung anak kamu, kamu cari caralah agar kita bisa aman". Ucapnya dnegan manja dan merengek.
"Kalau itu pasti, tapi bagaimana kamu bisa melakukan kecerobohan fatal seperti itu, kamu tahu sendiri, itu laporan hidup mati kita di kantor ini".
" Maaf mas mungkin aku tidak sadar karena aku mual terus dan harus membawa laporan yang diminta tanpa sadar apa yang aku bawah, makanya seperti itu, maafin aku". Rengeknya memeluk tangan Reno dengan manja dan cemberut.
Reno hanya bisa menghela nafas dalam-dalam, dia harus mencari cara untuk membuktikannya pada sang bos, entah bagaimana caranya.
Mau marah juga percuma karena semua telah terjadi jadi dia harus mencari cara agar dia selamat dari semua ini.
"Kamu bantu aku mikir bagaimana agar bos tidak curiga, dia hanya memberiku waktu 2 hari untuk membuktikannya, jika tidak tim audit akan melakukan tugasnya".
"Kamu serius??, kelihatannya ini sangat fatal, itu laporan apa sih mas?? ". Dena menatap jengah kepada kekasihnya itu.
Dia sampai marah dan ngamuk-ngamuk padanya hanya persoalan laporan seperti ini.
"Itu laporan kondisi lapangan dan perusahaan yang seharusnya dan aku sudah mengubahnya sehingga mendapatkan keuntungan besar, aku sengaja menyimpannya untuk berjaga-jaga agar tidak ketahuan, tapi karena kecerobohan mu, semuanya jadi masalah besar sekarang".
Dena menunduk ketakutan, dia tidak menyangka itu laporan yang sangat penting karena dia pikir laporan itu yang dimaksud bos mereka, ternyata kekasihnya sudah lebih dulu memberikannya.
"Maafkan aku, aku tidak tahu jika seperti itu, aku akan mencari cara untuk membantumu, jangan marah". Rengek Dena kepada Reno.
Reno hanya bisa mengangguk kosong, kepalanya terasa akan meledak jika seperti ini, dia tidak tahu bagaimana lepas dari semua ini, uang itu tidak sedikit, dia sudah mendapatkan keuntungannya karena uang itu dia buatkan kos dengan banyak kamar hampir 200 kamar, dan ada beberapa lagi di beberapa tempat. Kalau sampai ketahuan apa yang dia usahakan akan hilang begitu saja.
"Aku kembali keruangan dulu untuk bekerja sambil mikirin masalah kita, kamu bantu aku mikir agar kita aman". Reno keluar dari ruangan sekretaris nya itu dengan perasaan gamang.
Belum lagi masalahnya dengan istrinya selesai, ini banyak lagi masalah, entah bagaimana dia menjelaskan pada bosnya tentang masalah ini, dia akan terancam masuk penjara jika tidak menyelesaikannya.
Sedangkan Wina sudah mulai melancarkan aksinya, dia sedang mencari berkas kepemilikan rumah kos suaminya itu, dia yakin kos-kos itu di dapat suaminya dari hasil menipu dirinya dan juga perusahaan, dia tidak akan tinggal diam dengan semua itu, suaminya harus keluar dari rumahnya seperti saat dia masuk kedalam rumah.
"Ternyata kau manusia penipu ulung mas, aku tidak menyangka selain kau benalu dan parasit, kau juga penipu". Wina mengepalkan tangannya dengan penuh emosi.
Dia sudah menyiapkan pengacara handal untuk menangani kasusnya nanti, setidaknya, dia harus mendapatkan lebih dari setengah apa yang diusahakan suaminya itu, dia tidak rela selingkuhan suaminya itu mendapatkan apa yang menjadi haknya dan anaknya.
"Bagaimana pak, apa bisa diurus semua?? ".
"Bisa bu, kita harus punya banyak bukti, selain bukti perselingkuhan, kita juga harus punya bukti tidak adanya nafkah dan ibu harus mencetak rekening koran yang melibatkan transaksi ibu pada suami ibu melalui rekening".
Mendengar itu Wina tersenyum lebar, dia beruntung karena segala transaksi dan pemberian uang pada mertua dan suaminya menggunakan bank walau melalui M-banking.
"Baik Pak, saya akan melakukannya, tolong bapak beritahukan pada saya apalagi nanti bukti yang harus dikumpulkan".
"Iya bu, oh iya bagaimana dengan mertua dan adik ipar ibu, bukankah selama ini ibu juga yang memberikan mereka uang?? ". Tanya sang pengacara dengan penasaran.
"Benar pak, apa itu juga bisa diperkarakan?? ". Wina nampak antusias mendengar perkataan pengacara.
"Tentu bu, itu bisa ibu perkarakan, karena selain tidak ada nafkah, ibu juga memberikan rumah itu, jadi suami ibu tidak bisa mengambil rumah itu karena aset sebelum menikah sedangkan yang dimiliki suami ibu bisa dituntut bukan hanya sebagai harta gono gini tapi juga penyalahgunaan hak dan kewajiban".
"Syukurlah jika seperti itu pak, aku akan melakukan cek mutasi kesemua rekening baik suamiku, mertuaku dan juga adik iparku itu, setidaknya saya tidak kehilangan harta saya tapi mendapatkan hak saya sebagai istri, sangat lumayan jika saya minta mengganti uang yang sudah saya keluarkan selama ini".
"Tentu bu, suami ibu ini lelaki sungguh tidak punya malu, kok meminta sama istri padahal dia bekerja". Sang pengacara hanya bisa menggelengkan kepalanya masih tidak percaya.
Wina menunduk, seakan tertampar dengan pengacara, dialah yang bodoh yang terlalu percaya dan mencintai suaminya sehingga dia mau saja diperalat oleh suami dan keluarganya tanpa dia sadari.
"Itu salah saya pak, saya terlalu mencintai suami saya sampai saya bisa mereka manfaatkan dan peras seenaknya, aku pikir itu semua bentuk cintaku pada suamiku tapi ternyata itu sudah mereka rencanakan untuk mengambil harta saya".
Sang pengacara hanya bisa menghela nafas, kadang inilah kebodohan perempuan kaya yang selalu dimanfaatkan oleh lelaki mata duitan seperti suami kliennya ini.
"Tidak apa-apa bu, sudah terjadi juga, sekarang yang perlu ibu lakukan adalah mengamankan yang masih ada dan yang paling penting ibu mendapatkan hak ibu kembali, suami anda tidak berhak merasakan yang bukan haknya".
"Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi, saya akan ke bank dulu untuk memprint rekening koran itu".
"Silahkan bu".
Wina mengangguk kemudian pergi dari sana, dia akan ke bank karena sudah membawa buku tabungannya, dia termasuk nasabah prioritas jadi bank akan memproses nya lebih cepat
Setelah melakukan apa yang dia suruh, dia mencoba menghitung semua jumlah uang yang dia keluar kan untuk suami dan keluarganya dia hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam, nilainya sungguh membuatnya tercengang.
"Sial sekali aku, pelihara parasit tidak tahu diri seperti mereka terutama mertua dan adik ipar itu".
Sesampainya di sekolah sang anak Wina memijit pelipisnya, dia harus melakukan sesuatu agar semua yang dinikmati suami dan keluarganya bisa kembali.
"Bagaimana caranya aku buat mereka mengembalikan apa yang ku berikan, aku bukan tidak ikhlas tapi mereka tulus padaku, aku hanya membalas apa yang mereka lakukan padaku".
"Bunda kenapa?? ". Wira bertanya pada sang bunda karena bundanya tidak menyadari jika dia masuk kedalam mobil tapi tidak menyadari keberadaan dirinya
"Eh Astaga iya nak, kamu sudah ada ternyata".
"Bunda kenapa?? ".
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️