NovelToon NovelToon
Menantu Sableng Mertua Gendeng

Menantu Sableng Mertua Gendeng

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Cinta Murni / Pelakor jahat
Popularitas:87.3k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Sabrina rela meninggalkan status dan kekayaannya demi menikah dengan Zidan. Dia ikut suaminya tinggal di desa setelah keduanya berhenti bekerja di kantor perusahaan milik keluarga Sabrina.

Sabrina mengira hidup di desa akan menyenangkan, ternyata mertuanya sangat benci wanita yang berasal dari kota karena dahulu suaminya selingkuh dengan wanita kota. Belum lagi punya tetangga yang julid dan suka pamer, membuat Sabrina sering berseteru dengan mereka.

Tanpa Sabrina dan Zidan sadari ada rahasia dibalik pernikahan mereka. Rahasia apakah itu? Cus, kepoin ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Siapa yang sakit, Neng?" tanya Bang Ojol.

Untuk memberi kesan akrab bang ojek itu mengajak bicara Sabrina. Laki-laki paruh baya itu melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

"Bapak mertua sama istrinya, Pak," jawab Sabrina.

"Oh, bapak mertuanya punya istri lagi?" tanya Bang Ojol itu lagi.

"Iya, Pak. Sudah jodohnya mereka," jawab Sabrina. "Walau hasil tidak benar karena diawali perselingkuhan," lanjut ucapannya di dalam hati.

"Kalau sudah jodohnya seperti itu, kita bisa apa. Benar nggak, Neng?" 

Sabrina hanya tertawa. Walau Bang Ojol itu baik, tetapi tidak suka kalau urusan pribadi dikorek-korek.

Terdengar suara knalpot dari banyak motor. Hal itu memancing rasa penasaran Sabrina. Dia pun menoleh, menduga mereka itu para pemuda yang sedang melakukan balapan liar.

"Neng, kita menepi dulu, ya? Bahaya kalau berbarengan sama mereka," kata pria paruh baya itu.

"Boleh, Pak. Cari tempat yang banyak orang, ya!" balas Sabrina.

"Oke, Neng!"

Bang Ojol yang takut kenapa-kenapa memutuskan untuk membelokkan motornya ke sebuah minimarket yang ada di dekat sana. Begitu sampai di parkiran ternyata para pemuda itu juga ikut parkir di sana.

Mata Sabrina dan Bang Ojol terbelalak dan mulut menganga. Keduanya tidak menyangka kalau mereka adalah gerombolan gerombolan geng motor yang akan menjarah minimarket.

Mereka berteriak sambil mengacungkan senjata tajam ke orang-orang yang mereka temui. Termasuk Sabrina dan bang ojol.

"Berikan uang dan hp kalian!" bentak pemuda itu sambil mengacungkan samurai pendek ke arah Sabrina.

Tanpa di duga, Sabrina menarik tangan pemuda itu yang memegang senjata. Lalu, dia pelintir ke belakang sampai senjatanya jatuh, dan bagian belakang lutut di tendang. Dalam sekejap pemuda itu jatuh berlutut sambil berteriak kencang.

"Enak saja mau ambil dompet punya aku. Suamiku capek-capek kerja dari subuh sampai asar. Lalu, sekarang kamu maksa aku kasih? Kalau mau duit kerja!" Sabrina menggeplak keras kepala pemuda itu saking marahnya.

"Tolong! Tolong!" teriak pemuda itu kepada teman-teman yang sedang melakukan aksi di dalam mini market.

Bang Ojol juga rupanya bisa silat. Dia berhasil menjatuhkan dua orang, meski kena sabetan di lengan atasnya.

Para pemuda lainnya yang sedang mengintimidasi beberapa orang pengunjung minimarket, mengalihkan perhatiannya. Mereka berlarian ke luar karena melihat ketiga temannya sudah tepat di tangan Sabrina dan Bang Ojol.

"Wah, si Neng ternyata jago gelud!" Bang Ojol terlihat kagum.

"Aku bisa taekwondo, karate, kendo, dan kempo," balas Sabrina dengan penuh bangga.

"Hebat!"

Bang Ojol sampai menganga karena tidak percaya jika melihat wujud Sabrina yang cara bicara dan kelakuannya seperti nona muda yang manja dan selalu mengandalkan orang lain.

"Berani-beraninya kalian melawan kami!" teriak salah seorang pemuda berwajah garang dan berambut gondrong. Sebuah celurit di tangan kanan dan pedang pendek di  tangan kiri.

Kini Sabrina dan Bang Ojol di kepung oleh geng motor yang bersenjata. Istri Zidan itu terlihat kesal dan marah.

"Heh, banci! Kalau berani satu lawan satu dan jangan pakai senjata. Kalau mau sparing harus sprotif, dong!" teriak Sabrina sambil bertolak pinggang.

Wajah para geng motor dan bang ojol yang semula serius dan garang, mendadak berubah menjadi ekspresi blo'on. Lalu, saling beradu pandang satu sama lain.

"Kita, kan, sedang merampok bukan lagi pertandingan beladiri?" ucap salah seorang pemuda kepada temannya.

"Ho'oh!"

"Neng, mereka itu lagi melakukan be'gal, bukan mengajak Sparing," bisik Bang Ojol.

"Ya, biar adil, dong, bang! Mereka main keroyokan dan pakai senjata. Apa tidak malu melawan dua orang yang tidak memakai senjata."

Bang ojol menepuk jidatnya. Ingin nangis rasanya karena Sabrina tidak sadar keadaan mereka saat ini.

"Di mana ada perampok yang ngajak bertarung secara adil dengan target mangsa yang akan jadi korbannya," ujar Bang Ojol yang mulai frustrasi. 

Mungkin lawan dua atau tiga orang tanpa senjata bang ojol bisa. Namun, sekarang mereka dikelilingi oleh belasan orang yang memegang senjata tajam.

"Kalau mereka berkelahi memakai senjata sedangkan aku tidak, bisa-bisa aku mati!" balas Sabrina dengan rengekan. 

"Aku tidak mau! Aku masih ingin hidup bersama Bang Zidan dan punya anak dengannya. Aku juga belum berhasil jadi Mak Comblang untuk mamah mertua dengan Pak Radit. Pokoknya aku tidak boleh mati. Titik!" lanjut menantunya Bu Maryam itu dengan suara lantang.

Makin menganga mulut anggota geng motor itu. Mereka tidak tahu manusia tipe apa yang sedang mereka hadapi.

"Neng, kalau berhadapan dengan geng motor sekaligus tukang begal, resikonya mati. Kalau kita tidak mau mati, ya, buat mereka mati," ucap Bang Ojol dengan lirih.

"Apa? Jahat banget. Pokoknya aku tidak mau mati dan tidak mau membuat orang lain mati," ujar Sabrina dengan mata berkaca-kaca siap menangis.

Sabrina bingung sekarang. Dia tidak mau mati, tapi juga tidak mau membunuh.

"Aaaaa ... kalian kenapa jadi orang jahat!"

"Jangan banyak ba'cot!" bentak si gondrong. "Ayo, kita bereskan!"

Semua anggota geng motor itu menyerang Sabrina dan Bang Ojol. Tentu saja keduanya melakukan perlawanan.

 Sabrina memiliki postur tubuh tinggi untuk ukuran wanita Indonesia. Dia memiliki kaki jenjang yang panjang, sehingga memudahkan ketika melakukan tentangan mau sama lawannya.

"Awwww, telurku pecah!" Orang itu langsung guling-guling di aspal setelah Sabrina menendang selang'kangannya.

"Telur?" Sabrina merasa tidak menendang telur. Dalam pikiran dia telur ayam yang sering dimasak. "Jangan bohong kamu! Aku tidak pecahin telor kamu. Mana buktinya?"

Melihat temannya terkapar seorang pemuda berambut warna-warni kayak model iklan deterjen "DAIA" menyerang Sabrina dengan mengayunkan senjatanya. Wanita itu melakukan gerakan tendangan memutar sehingga lawan terlempar ke samping dan mengenai temannya sendiri. Senjatanya juga sampai ikut terlepas.

"Jangan remehkan seorang Sabrina, menantu kesayangan Mamah Maryam! Karena aku adalah wanita kuat dan tangguh. Ha-ha-ha!" ucapan Sabrina dengan sombong.

Kali ini Sabrina menendang tangan orang yang akan menyerang dengan celurit. Senjata itu terlempar, lalu mengenai paha kawannya sendiri. Istri Zidan itu menarik dua kepala lawannya di sisi kiri dan kanan, lalu saling dibenturkan dengan keras. Keduanya pun pingsan.

Sementara itu di rumah sakit, Zidan merasa cemas karena titik keberadaan Sabrina masih ada di minimarket. Awalnya dia mengira sang istri mau jajan cemilan. Namun, sudah hampir 15 menit masih saja di sana. Dia cemburu kalau istrinya terlalu lama dengan laki-laki lain.

"Ya Allah, lindungi dan jagalah istri hamba. Jangan sampai terjadi sesuatu yang buruk kepadanya," batin Zidan berdoa.

Zidan lalu menghubungi Sabrina melalui telepon. Dia mondar-mandir karena panggilannya tidak langsung diangkat. Biasanya sang istri sangat cepat merespon setiap kali dia melakukan panggilan atau mengirim pesan.

"Assalamualaikum, Kang. Ada apa?" tanya Sabrina dengan napas ngos-ngosan.

"Neng, kenapa napas kamu ngos-ngosan begitu?" tanya Zidan curiga. Pikirannya sudah tidak menentu.

"Aku lagi berkelahi dengan preman, Kang. Eh, begal apa geng motor, ya?" jawab Sabrina diiringi suara teriakan orang kesakitan. "Aku lupa namanya apa. Itu, loh, yang suka bawa senjata tajam, lalu datang ke minimarket buat ngerampok."

"Apa?" Zidan terkejut setengah mati mendengar istrinya sedang berhadapan dengan penjahat.

"Aaaaaa, telurku pecah!" Terdengar suara jeritan kesakitan di seberang sana

"Dari tadi kalian terus bilang telur pecah-telur pecah! Memangnya kalian bawa-bawa telur." Suara lantang Sabrina terdengar jelas dari panggilan telepon.

"Neng–"

"Kang, bentar aku mau bereskan dulu lawan ku masih ada tiga orang lagi," potong Sabrina dan di detik itu juga terdengar suara jeritan dari beberapa orang.

"Mati burungku ...!"

"Sabrinaaaaaaa!" Zidan shock sampai rasanya nyawa di melayang sebagian.

***

1
Zahmaa
novel ini sedikit mengalihkan atensiku, di era gempuran FYP mertua jahat ke mantu heheee/Rose//Rose//Rose/
Tiah Fais
lanjut
Eva Karmita
suka banget sama Zidan yg dewasa lemah lembut ke Sabrina ❤️
Nar Sih
ahir nya sabrina kembali seprti semula ,ngk mrh lgi dan hanya zidan pawang nya
Cindy
lanjut kak
Hary Nengsih
sabar bnget zidan ngadapen sabrina
Uswatun Hasanah
mantul
Nar Sih
wah...slh phm lgi nih ,sabarr ya zidan
sryharty
nah loh bu Maryam seh ngomong nya aneh2,,jadi neng brina nya ngambek deh
Purnama Pasedu
istrimu ngambek
Naya En-lish
/Rose//Rose//Rose/
Nar Sih
sabar bu maryam ,besan mu baik kok jgn slh paham ,mereka sng dan bersyukur dgn kehamilan sabrina
adelina rossa
lanjut kak...sabrina emang beda...
Cindy
lanjut kak
sryharty
ga begitu Bu Maryam
orang tua Sabrina bahagia ko besanan sama anda
cuma orang tua Sabrina juga pengen kerabat dan temean2nya tau kalo brina sudah menikah dan akan punya anak
Tiah Fais
lanjut kak
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
bagus
Bunda Ochie
ayam sabrina keren2 namanya🤣
Nar Sih
sabrina,,tingkah konyol nya bikin ngakak 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!