Disclaimer : Novel ini hanya pure karangan dari imajinasi author saja, tak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Nama- nama dan tempat ini juga hanya fiktif belaka, tak berniat menyinggung sejarah aslinya, semoga kalian suka🙏
****
Jihan Athala adalah seorang aktris muda yang terkenal, kepiawaiannya dalam berakting sudah tak perlu di ragukan lagi, tapi satu hal yang tidak di ketahui semua orang, dia merasa terkekang, hatinya kosong. Jihan merasa bosan dengan kehidupan glamor yang monoton. Hingga suatu hari sebuah kecelakaan merenggut nyawanya tapi bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah ber transmigrasi melintasi ruang dan waktu, saat membuka matanya Jihan menyadari dirinya bukan lagi seorang aktris yang hidup dalam dunia glamor yang membosankan namun terbangun sebagai Sekar wulan, seorang istri dari adipati kerajaan lampu yang terkenal bengis dan selalu berwajah angker.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian : 30
Di perjalanan pulang kembali menuju kediaman adipati. Baik Sekar wulan maupun Raden Erlangga masih sama- sama diam di dalam kereta kuda. Keduanya hanya saling melirik, lalu membuang muka, lalu mengusap tengkuk masing- masing. Begitu terus sampai beberapa saat, seperti dua sejoli yang baru menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
Sekar wulan lalu menoleh kembali kepada sang pria, kali ini Raden Erlangga tidak langsung menatap ke arahnya membuat sekar wulan lebih leluasa untuk memandangi laki- laki itu berlama-lama.
"Huh, ternyata rasanya tetap terasa canggung berduaan dengan nya di dalam kereta ini. Dan sekarang dia sudah mengetahui perasaan ku, bagaimana ya reaksinya? " Batin sekar wulan dalam hatinya, lalu menatap ke depan dan kemudian beralih lagi ke pria itu, namun dengan wajah yang sedikit panik.
"Kalau di pikir- pikir, semalam hanya aku yang mengucapkan cinta, eh-- benar? dia sendiri bagaimana? aku tak mendengar nya mengatakan " aku juga mencintai mu".Eh tapi kan, kita sudah melakukan malam pertama. "
Lantas kemudian sekar wulan menggeleng keras. Suara dalam hatinya bahkan lebih sibuk daripada urusan Raden Erlangga saat ini.
"Tidak! tidak! apa yang ku pikirkan? kenapa aku malah memikirkan soal malam pertama? haduh, sepertinya otak ku sedang bermasalah! "
Pikir lagi dalam hatinya, tanpa sadar ia menepuk-nepuk pipinya sendiri yang sudah memerah seperti tomat. Tingkahnya itu kemudian di sadari oleh Raden Erlangga yang sontak menatap ke arahnya.
"Ada apa? apa terjadi sesuatu padamu? " tanya sang adipati secara spontan. Murni hanya ingin bertanya tapi sukses membuat sekar wulan kelabakan di tempat nya, karena salah tingkah.
"E-eeh tidak ada! tidak apa- apa! " Sekar wulan mengibas- mengibaskan tangannya dengan wajah semakin memerah, Di saat seperti itu yang malah mengingat kembali bagaimana Raden Erlangga menyentuh nya dengan begitu lembut semalam. Sepertinya otak nya benar-benar sedang bermasalah sekarang, yang alhasil saat Raden Erlangga mendekat untuk memeriksa nya, ia spontan.
"Eeeeh-- Apa! Raden kau ingin apa?! "
Raden Erlangga malah menanggapi nya dengan santai lalu dengan wajah yang tanpa ekspresi, tangannya terangkat menyentuh kening sekar wulan.
"Hanya ingin memeriksa mu, " kata pria itu dengan santainya. "Sepertinya kau sedikit demam? "
Sekar wulan tertegun. "Eh, benarkah? "
Raden Erlangga mengangguk, masih terlihat santai. "Iya, terlihat jelas dari wajah mu yang memerah. "
Lalu keheningan hadir di antara mereka, sampai akhirnya raden Erlangga menatap matanya kembali, mereka hanya saling memandang untuk beberapa saat, seolah sedang menyelami isi hati masing-masing lalu sampai akhirnya raden Erlangga membuka suaranya.
"Apa aku terlalu berlebihan? "
Sekar wulan membulatkan mata. "Maksudnya? "
Raden Erlangga tidak menjawab lewat kata, tapi arah matanya seolah menyiratkan lewat kode. Saat sekar wulan mengikuti arah pandang pria itu yang tertuju pada titik di antara kedua kakinya, mata sekar wulan kembali membelalak. Lalu perjalanan yang awalnya tenang seketika ramai dengan teriakan sekar wulan bahkan sampai membuat prajurit di luar terkejut dan terheran- heran.
"Raden, kau sungguh mesuum! " teriak nya spontan lalu tersadar cepat, sekar wulan segera menutup mulutnya, sadar ucapannya terlalu kencang. Sementara raden Erlangga menganggap itu sebagai sebuah hiburan yang lucu, tawa pria itu mengalir dengan begitu entengnya. Wajah sekar wulan sudah memerah padam.
"Raden, kamu mengerjai ku?! " pekik Sekar wulan sebal, namun raden Erlangga kembali tertawa. Tawa lepas yang tak pernah ia dengar sebelum nya dari pria itu.
Seketika Sekar wulan terdiam, merasa terpana. Ia kemudian mengingat percakapan nya dengan nyai Sedan mayang saat ia bertanya bagaimana sosok raden Erlangga, waktu itu.
"Di usia nya yang kesembilan belas tahun, dia sudah sering di kirim ke medan perang. Bahkan waktu di utus untuk melawan kerajaan musuh, dia hanya di beri sepuluh ribu kavaleri. Kamu bisa bayangkan nak, dengan hanya modal pasukan segitu, dia harus melawan musuh yang bahkan memiliki ratusan ribu prajurit? Tapi putra ku itu bisa menyelesaikan nya dan membawa kemenangan untuk kerajaaan. Tapi setelah itu, ibunda tak pernah lagi melihat nya tersenyum, bahkan ibunda lupa kapan terakhir Erlangga tertawa? "
Sekar wulan mengembuskan napas pelan, lalu ia teringat lagi perkataan penting dari nyai Sedan mayang untuk nya.
"Nak, Erlangga sudah mengalami berbagai kesulitan selama ini, ibunda hanya meminta satu hal, tolong perlakuan dia dengan baik. Putra ku itu tumbuh dengan kekerasan, tak pernah merasakan dengan benar apa itu cinta dan kasih sayang. Tapi ibunda percaya kamu bisa memperkenalkan perasaan itu padanya. "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu mereka akhirnya menginjakkan kaki kembali ke kediaman adipati.
Dia prajurit yang menjaga gerbang membuka pintu dan menyambut kedatangan mereka dengan hormat. Ketika sampai di halaman utama istana Kadipaten. Dia atas rerumputan dengan berbatu halus, Sekar wulan menahan Raden Erlangga yang hendak pergi ke dalam istana utama.
"Raden." panggilnya membuat raden Erlangga seketika menoleh dan menatap kedua matanya.
"Bukankah seharusnya kita pergi bersama ke Kaputren? "
"Tapi itu adalah tempat mu, Wulan. Itu adalah wilayah mu. "
Sekar wulan terdiam sejenak lalu mengangkat pandangan nya kembali pada sang suami. "Namun aku tak ingin ada pembatas lagi di antara kita. " Ia ragu untuk melanjutkan kata- katanya namun jika tidak hari ini, dia tidak akan pernah tahu bagaimana perasaan sebenarnya sang raden untuk nya.
"Semalam aku sudah menyatakan perasaan ku padamu. Tapi aku tak mendengar balasan dari mu, mungkinkah... kau tidak mencintai ku? "
Trak! Tiba-tiba saja tangannya di tarik, tidak begitu kencang namun sukses membuat tubuh nya seketika condong ke arah sang pria. Sekar wulan yang menunduk lagi karena malu tadi, kemudian mendongak kembali untuk menatap wajah sang raden. Pupil matanya membesar ketika melihat raut wajah sang raden yang mengeras.
"Omong kosong macam apa itu? kau meragukan perasaan ku, nyai? "
Tiba-tiba panggilannya formal dengan menyebut nya sebagai "nyai".Apa dia membuat pria itu marah? "
"Wulan... Dinda... "
Dan sekarang dia bahkan memanggilnya dua kali. Sekar wulan merasa raut wajah pria itu perlahan mengendur dan tatapan nya terlihat begitu teduh.
"Jika aku tidak mencintai mu, mana mungkin aku menyentuh mu semalam. Jika aku tidak mencintai mu, mana mungkin aku menberikan cincin ini langsung di jari manis mu. " Raden Erlangga menunjukkan cincin yang bertengger manis di jemari sekar wulan.
"Aku sangat mencintai mu, Dinda. Bahkan jika perlu semesta ini bisa menjadi saksinya.
Sekar wulan merasa hatinya bergetar mendengar ucapan pria itu.
" Aku memang bukan laki-laki yang pandai mengucapkan perasaan lewat kata- kata. Tapi nyawa ku ini bisa ku korbankan asal itu untuk mu! "
Di detik itulah sekar wulan memeluk suaminya dengan begitu erat. Awalnya raden Erlangga tertegun, air mata tanpa terasa menetes di wajahnya di saat mendengar kata- kata sang istri berikut nya.
"Terimakasih, aku juga mencintai mu, sangat mencintai mu. "
Dan kemudian raden Erlangga membalas pelukan itu dengan sangat erat, seolah tak ingin lepas.
******
kebangetan klw serius
lanjutkan Thor
semoga seru
gagah, sangar ,kekar,dan kulitnya yg coklat