NovelToon NovelToon
“Dibunuh Suami, Dihidupkan Takdir”

“Dibunuh Suami, Dihidupkan Takdir”

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:37.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Vira Sita, seorang gadis yatim piatu yang sederhana, dijodohkan dengan Vito Hartawan — pewaris kaya raya — sebagai amanat terakhir sang kakek. Tapi di balik pernikahan itu, tersimpan niat jahat: Vito hanya menginginkan warisan. Ia membenci Vira dan berpura-pura mencintainya. Saat Vira hamil, rencana keji dijalankan — pemerkosaan, pengkhianatan, hingga kematian. Tapi jiwa Vira tidak pergi selamanya. Ia bangkit dalam tubuh seorang gadis muda bernama Raisa, pewaris keluarga Molan yang kaya raya, setelah koma selama satu tahun. Tanpa sepengetahuan siapa pun, Vira kini hidup kembali. Dengan wajah baru, kekuatan baru, dan keberanian yang tak tergoyahkan, ia bersumpah akan membalas dendam… satu per satu… tanpa ada yang tahu siapa dirinya sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 – “Cinta yang Tak Berbalas, Luka yang Tak Terucap”

Pagi itu cerah. Langit tampak bersih untuk pertama kalinya setelah berhari-hari hujan. Tapi tidak dengan hati Vira. Matahari mungkin bersinar terang di luar, namun di dalam hatinya, kabut kelabu tetap enggan pergi.

Vira duduk di ruang makan, menyandarkan dagu pada telapak tangan. Di hadapannya dua piring nasi goreng seafood buatan sendiri masih hangat, lengkap dengan irisan mentimun dan tomat yang ditata rapi di sisinya.

Namun kursi di seberangnya kosong.

Seperti biasa.

---

Sudah hampir satu jam ia menunggu. Vito belum turun. Biasanya, jika tidak pergi subuh-subuh tanpa pamit, Vito akan turun sekitar jam delapan pagi. Tapi hari ini sudah lewat.

Vira berdiri. Pelan-pelan menaiki tangga menuju kamar mereka. Suara langkahnya nyaris tak terdengar di lantai marmer dingin.

Pintu kamar sedikit terbuka. Vira mengintip dan mendapati Vito masih tertidur di sofa panjang di sisi jendela. Jasnya terlempar sembarangan ke lantai, dasinya tergulung di atas meja kopi. Di dekatnya, sebotol kecil minuman keras nyaris kosong.

Hati Vira mencelos.

Ia membuka pintu sepenuhnya dan masuk dengan pelan. “Vito…” panggilnya lembut, hampir seperti bisikan.

Tak ada respons.

“Vito, kamu belum makan…” lanjutnya lagi.

Vito menggeram pelan dan menggeliat. Ia membuka mata, mengerjapkan sebentar, lalu menatap Vira dengan tatapan kosong yang perlahan berubah menjadi jengkel.

“Apa sih…”

“Aku sudah siapkan sarapan. Nasi goreng seafood, pakai cabai rawit seperti yang kamu suka waktu SMA,” ucap Vira sambil tersenyum canggung.

Vito duduk, menyandarkan punggung. Ia menggosok wajahnya kasar, lalu berdiri dan berjalan ke kamar mandi tanpa menjawab.

Vira menunduk, menatap karpet bulu yang dingin di bawah kakinya.

> Dia tak ingat? Atau pura-pura lupa kalau dulu suka nasi goreng cabai rawit?

---

Di ruang makan, Vira menunggu lagi. Ia mengaduk sendoknya pelan. Lima belas menit berlalu, suara langkah terdengar menuruni tangga. Vito muncul dengan kemeja putih baru, dasi tergantung longgar di leher, rambut masih setengah basah.

Ia melewati Vira tanpa menoleh.

“Vito…”

Laki-laki itu berhenti di ambang pintu.

“Aku… boleh temani kamu hari ini? Mungkin ke kantor, atau… makan siang?”

Vito menoleh pelan. Wajahnya datar, tanpa emosi.

“Aku nggak butuh istri yang ikut-ikut kegiatanku. Kamu cukup di rumah. Jangan ikut campur.”

Vira menggigit bibirnya. “Maaf… aku cuma ingin lebih dekat…”

“Sudah cukup dekat. Kita tidur di rumah yang sama, kan?”

Ucapan itu bagai palu godam menghantam dada.

Vira mengangguk kecil, pura-pura kuat. “Iya. Hati-hati di jalan…”

Tanpa sepatah kata pun, Vito melangkah pergi. Pintu tertutup dengan dentuman pelan.

---

Hari itu Vira menghabiskan waktunya duduk di taman belakang. Di tangannya ada kain putih, benang, dan jarum sulam. Ia menyulam bunga mawar di sudut taplak meja yang sudah ia kerjakan selama dua minggu.

Tangannya lincah, tapi matanya berkaca.

Ia teringat kata-kata Vito pagi tadi.

“Cukup dekat. Kita tidur di rumah yang sama, kan?”

Kalimat itu berputar-putar di kepalanya seperti kutukan.

“Apakah semua ini salahku? Aku hanya mengikuti wasiat kakekmu… aku mencintaimu, bahkan sebelum kau tahu namaku.”

---

Malam harinya, Vira menunggu lagi. Makan malam sudah tersaji di meja, lilin kecil menyala, dan rumah harum aroma sup ayam ginseng yang ia pelajari dari internet.

Jam 9 malam.

Vito belum pulang.

Jam 10 lewat. Tak ada kabar. Ponselnya tak aktif.

Vira menatap meja makan yang sudah mulai dingin. Ia duduk sambil menopang dagu, memandangi piring kosong di depannya.

“Apa aku bodoh?”

Pikirannya melayang jauh. Kenangan masa lalu berkelebat di pelupuk mata.

Ia masih ingat bagaimana ia duduk di tribun sekolah, memandangi Vito bermain basket. Ia bukan siapa-siapa saat itu. Baju seragamnya kebesaran, rambutnya dikucir dua, dan matanya penuh rasa kagum yang ia sembunyikan.

Ia selalu membawa bekal lebih, berharap bisa berbagi ke Vito. Tapi tak pernah berani menghampiri.

Sekarang, ia ada di rumah yang sama. Menjadi istri sah Vito Hartawan. Tapi terasa jauh… lebih jauh daripada dulu saat hanya bisa mengaguminya dari bangku penonton.

---

Malam itu, Vira tertidur di sofa ruang tamu, masih mengenakan apron memasak.

Sekitar jam 2 pagi, suara pintu terbuka perlahan. Vito masuk, langkahnya terhuyung. Ia melihat sekilas ke arah ruang tamu, mendapati Vira tertidur dengan kepala menyandar di sisi sofa, tangan kanan masih menggenggam kain sulaman.

Ia mendengus pelan. “Bodoh…”

Tapi untuk sesaat, hanya sesaat… ia menatap Vira agak lama, sebelum akhirnya naik ke kamar tanpa membangunkannya.

---

Beberapa hari kemudian, Sonia datang berkunjung.

Vira menyambutnya dengan hangat. “Senang banget kamu datang!”

Sonia memeluknya. “Akhirnya aku bisa lihat rumah Hartawan dari dalam. Dan lihat kamu, Vira! Cantik banget!”

Vira tertawa. “Aku masih belajar jadi istri yang baik. Kadang gagal… seringnya malah bikin Vito makin marah.”

Sonia tersenyum manis. “Laki-laki memang sulit ditebak.”

Mereka duduk di teras, menikmati teh dan kue yang dibuat Vira sendiri. Sonia banyak bertanya. Tentang Vito, tentang rumah, tentang kebiasaan mereka.

Vira menjawab dengan tulus. Kadang senyum, kadang gugup. Tapi ia tak menyadari, setiap kata yang ia ucapkan menjadi pisau-pisau kecil yang akan digunakan Sonia kelak.

---

Malam itu, saat sendiri di kamar, Vira membuka laci meja rias dan mengeluarkan buku hariannya.

Ia menulis dengan tinta biru:

“Hari ini aku sadar… bahwa cinta mungkin bukan hal yang cukup untuk membuat seseorang tinggal. Tapi aku masih ingin mencoba. Aku ingin jadi istri yang baik. Kalau suatu hari ia mencintaiku, aku ingin itu karena aku tak pernah menyerah.”

---

Di tempat lain, di kamar apartemen mewah, Vito menatap layar ponselnya.

Sonia bersandar di lengannya, membisik, “Dia benar-benar polos. Dia percaya padamu sepenuh hati.”

Vito menyeringai. “Biarkan saja. Semua ini hanya sementara.”

Sonia mencium leher Vito. “Kamu yakin akan terus bertahan di rumah itu?”

“Aku harus. Sampai semua properti dan saham resmi atas namaku. Setelah itu… aku bebas.”

Tak ada satu pun dari mereka yang tahu… bahwa Tuhan sedang mencatat segalanya. Dan Vira… akan bangkit. Tapi belum sekarang.

Untuk saat ini, ia masih bertahan. Dalam diam. Dalam luka.

bersambung

1
Erchapram
Jus melon campur kopi, pasti rasanya sangat aesthetic
Nor Azlin
kamu pasti bisa deh Raisa nya buat semangat perjuangan mu kamu pasti bisa mengatasi dugaan ini berdiri lah dengan kepala di tegakkan jadi lah diri mu sendiri ...abaikan apa orang kata tegakan keadilan untuk diri mu sendiri kamu pasti sukses suatu hari nanti dengan kaki mu sendiri yah semangat ...lanjutkan thor
Nor Azlin
ternyata sonia ini sepupunya si Raisa pantasan allah memberikan raga Raisa pada vira untuk membalas dendam kesumat kedua nya allah tau si Raisa juga disakiti oleh sonia musuh pada vira juga makanya vira di raga Raisa yang udah tiada yah ...sunghuh miris sekali kalian berdua mendapat musuh yang sama yah ...namun justru itu yang lebih baik kerana Raisa nya terlalu lemah untuk membalas dendam nya maka allah memberi peluang pada vira kerana vira lebih kuat membalas apa yang sonia juga vito lakukan pada nya ...kerana yang mati bukan anak nya aja tapi dia turut mati atas perbuatan mereka berdua ...semoga kamu tengang di alam sana yah Raisa dendam mu akan dibalas oleh vira si pemakai raga mu yah kamu cukup berdoa semoga dendam kalian berdua bisa di lancarkan dengan mulus & rapi ...lanjutkan thor
Nor Azlin
mungkin koma nya si Raisa ini ada kaitan nya sama si sonia juga tu yah ...ini bererti musuh mereka berdua sama yah ayo vira alias Raisa balas perbuatan sonia dengan lebih dari apa yang dia buat pada kalian berdua yah ...juga cari tau teman2 nya yang membuat tubuh si Raisa sampai koma yah biar rahsia sonia terbuka aib nya biar semua orang tau siapa diri nya yang sebenarnya kan ...lanjutkan thor
Nor Azlin
hancurjan keduanya dengan kejam juga deh vira jangan bagi mereka hidup dengan tenang ...sebagai mana mereka berdua membuat mu begitu kamu pun buat dengan lebih sadis lagi yah biar tau rasa deh ...lanjutkan thor
Nor Azlin
vira yerlalu berharap akan cinta vito yang memang tidak mencintai diri nya deh...sudah mekihat sonia bersama dengan vito masih lagi mengharap vito akan berubah kerana dia hamil yah ...namun ustru itu yang akan membunuh nya nanti semoga vira siap menghadapi ujian yang akan datang yah ...thor berikan hukuman buat vito maupun sonia nya deh jangan memberikan harta itu bust vito nya suruh para pengecara itu memberikan semua harta warisan milik kakek pada vira biar tau rasa si vito yah ...lanjutksn thor
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
terbaik deh, selalu penuh dengan inovasi kehidupan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
selalu suka cerita nya kak, penuh makna dan arti akan kehidupan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
hanya sekedar untaian kata tapi mampu menenangkan jiwa
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
coba buka hati, kelak tiba waktunya kebahagiaan akan menanti mu raisa
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
bukan luka yang membuat dilema, tapi trauma yang sulit untuk di lupakan 🥺
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
aku padamu thor, cerita nya bagus banget dan aku suka
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
dalam banget makna yang tersirat dan penuh dengan pembelajaran tentang menjalani lika liku kehidupan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
seolah olah keluarga molan tau siapa raisa dan jiwa raisa sebenarnya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
satu per satu kejahatan mu mulai terungkap so, hukum karma itu nyata
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
menusuk tapi tidak tertusuk, pembalasan yang sangat elegan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
selalu kagum sama alur cerita nya dan rangkaian kata² nya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ayo raisa, jadi wanita tangguh dan badas.
balas mereka satu per satu dengan pembalasan yang syantik.
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
jiahh, ada hubungan nya juga ternyata si medusa sama raisa
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ala baru ini jus melon campur kopi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!