NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Playboy

Suamiku Seorang Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Putri prisella

Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!

"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.

"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.

"Saahh"

"Sahh"

Teriak para tamu undangan, termasuk

teman-teman nya.

"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.

********

Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.

Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab : 7 POV : Arjuna Geofino Mahendra

Reynald membawa anak dan ketiga sahabatnya pulang ke Mansion. Tak butuh waktu lama mereka sudah tiba di sana, mereka semua digiring oleh Reynald untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Ayah, sudah putuskan kalian akan pindah sekolah ke Bright M School" ujar Reynald dengan nada penegasan.

"Tapi yah..." ucapan Geo terpotong karena Reynald lebih dulu mengangkat tangannya menginstruksikan Geo untuk diam.

"Masalah sekolah sudah ayah urus! Dua hari lagi kalian akan pindah kesana!" Ucap Reynald lalu pergi meninggalkan anak-anak yang masih membeku disana.

Prissia Alessya Mahendra atau kerap di panggil Prissia, merupakan ibu kandung dari Arjuna Geofino Mahendra dan istri dari Reynald Alfarizi Mahendra.

Ia menghampiri putra semata wayangnya itu yang tengah menahan kekesalan, tak ada yang membuka obrolan disana. Tangan Prissia terulur untuk mengusap punggung Geo, dan memberikan senyuman manis dari mulutnya yang tak pernah kelihatan luntur.

"Buat masalah apa lagi, Sayang? Sampai-sampai ayah memutuskan kalian untuk pindahkan kamu" tanya Prissia dengan lembut.

"Geo ketahuan bolos, Tante" jawab Vano, karena keadaan Geo sedang tak baik-baik saja.

Prissia hanya tertawa saja, ia sudah sering mendengar alasan itu tapi masih bisa di maafkan oleh suaminya itu.Namun, entah ada alasan apa sehingga anaknya harus di pindahkan ke miliknya.

"Mah, aku mau ke basecamp dulu ya" Geo akhirnya buka suara sekalian pamit.

"Jangan pulang malam-malam, Nak! Nanti hukuman kamu bertambah lagi!" Nasihat Prissia.

"Iya, Mah! Aku pergi dulu ya" setelah Geo mengatakan itu, ia langsung pergi menggunakan motor sport hitamnya yang sudah ada di garasi lalu keluar Mansion di ikuti oleh ketiga temannya.

Geo dan ketiga orang itu masih terus berkendara, namun ia berhenti terlebih dahulu di depan gerbang entah hari ini akan menjemput perempuan yang mana lagi.

"Hai, kamu udah lama?" Sapa perempuan itu sambil menghampiri Geo.

"Belum, kau tumben ngga sekolah?" Tanya Geo sambil menyodorkan helm yang ia bawa.

"Aku malas hari ini" jawab perempuan itu dengan manja.

Ctass

Tangan Geo menyentil pelan kening perempuan itu, sambil berkata "Tasya nakal ih".

Perempuan yang bernama Tasya itu pun sontak menggosok kening nya itu, karena belum sempat menggunakan helmnya.

"Ayo buruan" ajak Geo.

"Sabar dong! Udah tahu Tasya pendek! Motor Geo ketinggian tahu ngga!" Protes Tasya.

Vano dan Bima yang melihat hanya berdecih kesal, biasa nya jam segini ia sedang asik menggoda perempuan di kantin. Namun, apalah daya jika ia ikut terseret ke masalah ini.

"Durasi woy" cecar Bima, dengan wajah tak bersalah.

"Cot! Yang ngajak lo siapa emang?" Tanya Geo dengan ketus.

Seketika Bima mengumpat kasar didalam hati, Vano yang melihat wajah kekesalan dari Bima itu hanya bisa tertawa jahat saja untung ia tak ikut buka suara. Bisa-bisa kena semprot oleh omongan Geo itu,

"Ayo, Sayang" ajak Geo, sambil membantu memegang tangan Tasya untuk menaiki motornya.

"Kita mau kemana?" Tanya Tasya sesudah naik.

"Basecamp! Ngga papa kan? Masih panas banget jam segini, nanti kamu gosong" gombal Geo.

Plak

Tasya yang salting pun menabok punggung Geo, dengan tertawa dan tangan satu lagi menutupi mulutnya.

"Apa sih nabok-nabok aja, sakit tahu!" Protes Geo, padahal tidak ada rasanya.

"Ck, ngga sakit aja. Protes kesakitan, mau aku bikin sakit beneran hah!!" Omel Tasya dengan pura-pura.

"Ya jangan dong, Cantik! Oh ya kamu mau makan dulu ngga?" Tawar Geo.

"Hmm, ngga deh! Nanti pesen makannya pas di basecamp aja" tolak Tasya.

"Oke" ucap Geo

Tak ada lagi percakapan antara Geo dan Tasya, Geo yang fokus menyetir sedangkan Tasya tak tahu ingin membahas aра. Tak butuh lama, mereka sudah memasuki area Basecamp yang di sambut oleh beberapa orang saja.

"Woy, Bos! Tumben lo jam segini udah disini aja!" Ucap Raden orang yang bertugas menjaga Basecamp.

"Iya, udah di keluarin gue" balas Geo acuh, Tasya yang mendengarnya pun terkejut.

"Yang benar kamu, Geo?" Tanya Tasya dengan penasaran.

"Hmm," balas Geo.

"Terus sekolah mu?" Tanya Tasya.

"Sekolah di milik ayah, kenapa? Kamu mau nyusul kesana?" Tanya balik Geo.

"Boleh kah?" ujar Tasya

"Ya boleh aja" balas Geo.

Vano, Bima dan Dion tengah duduk diluar. Mereka tak mau jadi obat nyamuk Geo, mereka percaya padanya jika Geo tak akan berbuat hal lebih selain ciuman saja.

Di luar, Vano sedang mencari makan. Mata nya ia tertuju pada tukang gado-gado yang ada disana. Kaki Vano membawanya kesana, memang lokasi basecamp mereka tak jauh dari warung makanya biar pun mereka tak sempat memesan diluar, mereka tinggal pesan disana saja. Urusan bayar membayar biar Geo yang tanggung.

"Bu gado-gado nya masih ada?" Tanya Vano.

"Ada mas, mau berapa?" ucap ibu penjual gado-gado,Tanya balik nya Penjual itu.

"Bentar bu, saya mau telpon teman-teman dulu" ijin Vano.

Vano membuka room chat

grup,

@Anda

'p'

'p'

''woy, lo pada mau nitip gado2 ngga?'' Gue lagi beli nih!'

@Bima bag*ng

''boleh lah, jangan pake kol ya, jangan pedes2 juga deh'

@Dion so cool

''boleh, jangan pake pare ya, sama es teh''

@Bos Geo

''gue dua, yang satu jangan pake lontong, jangan pake pare, jangan pake kol, jangan pake lama!''

''oh ya, bumbu kacangnya dikit aja, jangan pedas-pedas!''

Vano yang membaca pesan dari bos nya itu hanya bisa mendengus sebal, pasti yang banyak jangan itu dari perempuan Geo.

Namun, Vano tetap sama membelinya takut ia kena amukan dari Geo. Ia menulis di kertas agar tak tertukar pesanannya bisa gawat nanti.

Tiga puluh menit, Vano menunggu pesanannya. Akhirnya sudah jadi,

"Mas semuanya sembilan puluh ribu" ujar Penjual itu sambil menyodorkan pesanan Vano.

"Ini bu, " kata Vano sambil menyodorkan uang lembar lima puluhan dua lembar.

"Kembaliannya, Mas" kata penjual, namun di tolak sama Vano.

"Kembaliannya buat ibu aja" katanya.

"Alhamdulillah terimakasih, Mas"

Vano hanya mengangguk saja, ia berjalan sepuluh meter dari penjual gado-gado itu untuk sampai ke Basecamp.

Singkat cerita, baru Vano memasuki area gerbang. Tangan Bima sudah menyodorkan pesanannya, bukannya dikasih ia malah meludahi tangan putih Bima itu.

Cyuh

"Anj*ng! Jorok banget lo, bangs*t!" Ketus Bima sambil mengelap tangannya di baju Vano.

"Ya lo kagetin aja," balas Vano tak bersalah.

"Tol*1 bet lo ah, gue harus mensucikan tangan gue dulu di gurun sahara!" Marah Bima.

Vano tak menanggapi ia berjalan terus kearah Dion berada, sedangkan Bima masuk kedalam dengan perasaan kesalnya untuk mencuci tangan nya yang sudah bau air liurnya Vano itu.

"Sorry, gue ganggu" sinis Bima, saat melihat Geo sedang ciuman dengan Tasya.

"Bang*at lo ah! Ganggu aja" balas Geo, menghentikan permainannya.

"Tanya teman lo itu!" Balas Bima dengan teriak.

Geo mengerutkan keningnya, memang apa yang sudah terjadi sama teman-temannya. Namun, tak lama ia mengangkat kedua bahunya acuh toh ia juga tak di ajak main.

*Bersambung*

* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*

*Salam manis dari AUTHOR 🤭*

*ig @vera_miceela

@putri488241

1
Diah Susanti
terlalu kasar cwenya thor
Putri Anggraini: iya tapi baik karakter cewek nya😊
total 1 replies
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!