Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1. Menagih Hutang
"Apa yang kalian lakukan ? tolong jangan ambil barangku." Ujar seorang wanita paruh baya menahan kedua orang yang bertubuh tegap dan kekar agar tidak mengobrak abrik, dan membawa keluar televisi dan beberapa perabot lainnya disana rumah sederhana itu.
Rumah sederhana yang dihuni oleh empat orang manusia yang tidak lain satu pasangan suami istri dan juga dia orang anak perempuan yang masih gadis dan cantik.
"Menjauhlah !" sergah salah satu lelaki yang bertubuh kekar dan mendorong tubuh wanita paruh baya yang mencegahnya hingga tubuh wanita tua itu jatuh.
Wanita paruh baya itu tidak peduli, dia segera bangkit lagi dan menarik tangan lelaki tegap yang mendorongnya tadi.
"Aku mohon, jangan ambil semua barangku." Wanita paruh baya yang tidak lain adalah Martha tetap menahan kedua lelaki bertubuh tegap itu agar tidak membawa semua perabot dalam rumahnya.
Kedua lelaki itu berhenti sesaat, keduanya saling pandang, kemudian menghela nafas berat.
"Jangan ganggu kami, kalau anda tidak mau barang anda kami ambil, maka bayar hutang suami anda pada bos kami." Ujar kedua lelaki itu.
Kedua lelaki itu menjalankan tugas, seperti perintah bosnya, Pak Alan suami Buk Martha seorang penjudi, dan pemabuk, dia memiliki banyak hutang pada juragan Sofyan karena selalu kalah judi.
Juragan Sofyan sudah memberi tempo beberapa bulan untuk Pak Alan membayar, namun Pak Alan belum juga membayar, makanya juragan Sofyan menyuruh anak buahnya mengambil perabotan rumah Pak Alan sesuai perjanjian.
"Tapi itu hutang suamiku, kenapa kalian tidak minta pada dia saja, kenapa mengambil barangku." Ujar Buk Martha tidak ingin barangnya dibawa.
Buk Martha tidak rela barangnya diambil, dia bersusah payah bekerja sebagai pembantu untuk membeli semua perabotan rumah, namun kini malah akan diambil oleh kedua anak buah juragan Sofyan karena hutang suaminya yang tidak tau diri itu.
Buk Martha dulu seorang janda ditinggal mati, dia hanya tinggal dengan seorang putri yang dia ambil dari jalan saat pulang kerja.
Buk Martha lalu menikah dengan Pak Alan seorang duda yng juga mempunyai seorang putri.
Singkat cerita Pak Alan dan putrinya tinggal dirumah Buk Martha karena ruang Pak Alan dijual untuk biaya menikah dengan Buk Martha dan sisa uangnya dia pakai untuk berjudi dan mabuk mabukan.
Buk Martha juga tidak tau kalau Pak Alan seorang pemabuk dan penjudi, andai dia tau tidak mungkin dia mau menikah dengan Pak Alan.
"Kami tidak mau tau, kami hanya menjalankan tugas, sekarang mana si Alan kurang ajar itu ?"
Belum sempat Buk Martha menjawab, Pak Alan yang tidak tau ada kedua anak buah juragan Sofyan dirumahnya dia langsung masuk.
"Kalian." Terkejut Pak Alan tidak menyangka kedua anak buah juragan Sofyan ada dirumahnya.
"Kebetulan sekali, orangnya sudah muncul, hei, mana uangnya, cepat bayarkan hutang kamu," salah satu anak buah juragan Sofyan langsung memegang tangan Pak Alan agar tidak kabur.
"Aku belum punya uang, tolong berikan aku waktu sedikit lagi." Mohon Pak Alan.
"Tidak bisa, kamu harus bayar hari ini juga, aku sudah memberimu waktu dan itu bukan sedikit, tapi enam bulan." Sahut juragan Sofyan yang baru sampai kerumah Buk Martha.
"Juragan." Ujar semua yang ada dirumah itu terkejut kecuali Buk Martha.
"Bawa dia, kita akan menjual organnya, kalau dia tidak bisa membayar hutangnya," Titah juragan Sofyan sembari menunjuk pada Pak Alan dengan tongkatnya.
Pak Alan terkejut, begitu juga dengan Buk Martha, Pak Alan bukan hanya terkejut, dia juga takut, dia tidak mungkin mau kalau juragan Sofyan akan menjual organ tubuhnya.
"Tidak, aku tidak mau, lepaskan aku !" Pak Alan meronta ingin lepas dari pegangan tangan kedua anak buah juragan Sofyan.
"Hei, kalian apakan Bapakku, lepas, lepas !" Ayu Putri kandung Pak Alan langsung memukul tangan kedua anak buah juragan Sofyan agar terlepas dari Bapaknya.
Juragan Sofyan, menatap ayu, dia menarik sudut bibirnya miring, tatapan mata juragan Sofyan pada ayu penuh nafsu.
Walau umur juragan Sofyan sudah 5 puluh tahun lebih, tapi kalau lihat gadis cantik, nafsu dan hasratnya meronta-ronta.
"Siapa gadis ini ?" tanya juragan Sofyan sembari menatap Ayu dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Dia putriku," jawab Pak Alan.
"Cantik sekali, hei Alan, kalau kamu tidak sanggup membayar hutangmu, maka berikan putrimu padaku untuk jadi istriku yang ketujuh, dan semua hutangmu aku anggap lunas." Ujar juragan Sofyan, sembari mengedip mata genit pada Ayu.
Pak Alan menatap Ayu putrinya, Ayu langsung menggeleng, dia tidak mungkin mau, juragan Sofyan cocok untuk jadi kakek buyutnya, bukan suaminya, apa lagi juragan Sofyan mengatakan tadi jadi istrinya yang ketujuh.
"Tidak Pak, Ayu tidak mau, Ayu anak Bapak, Bapak gak mungkin tegakan menjadikan Ayu untuk penebus hutang." Ayu menggeleng-gelengkan kepala.
Pak Alan terdiam, otaknya sedang berpikir keras. Benar kata Ayu, dia tidak mungkin tega menjadikan Ayu sebagai penebus hutang, Ayu itu darah dagingnya dengan istrinya dulu, tapi jika bukan Ayu siapa lagi. Otak Pak Alan langsung tertuju pada seorang gadis, dia menyunggingkan senyum.
"Baiklah juragan, aku akan memberikan putriku untuk jadi istri juragan, tapi bukan yang ini, aku ada seorang putri lagi, tapi dia lebih cantik dari Ayu." Pikiran Pak Alan tertuju pada seorang gadis yang bukan darah dagingnya dan juga bukan darah daging Buk Martha istrinya sekarang.
Gadis yang dimaksud oleh Pak Alan adalah anak angkat Buk Martha, Buk Martha menemukan gadis itu dijalan sewaktu masih bayi, Buk Martha memelihara bayi itu hingga sekarang tumbuh sebagai gadis cantik, periang dan juga sopan.
Buk Martha memberikan nama gadis itu April, nama panjangnya April Setiawan seperti nama yang tertulis di gelang bayi itu saat pertama kali dia temukan.
Mendengar itu, Buk Martha langsung melotot pada Pak Alan suaminya.
"Apa maksud mu mas, dia itu putriku, aku tidak akan sudi menjadikan putriku penebus hutang judi mu." Gerang Buk Martha tidak terima.
"Martha, April itu bukan putrimu, dia hanya anak angkat kamu, apa kamu tega membiarkan suamimu dijual organnya oleh juragan." Pak Alan berkata lembut, merayu sendu pada Bik Martha.
"Iya Buk, Kak April bukan putri kandungmu, masak Ibu tega sama aku, aku ini anak Ibu," tambah Ayu ikut merayu Buk Martha.
Buk Martha tidak semudah itu dirayu, apa lagi oleh Ayu, yang selalu banyak menuntut, dan sering merampas hak April, dan Ayu juga pemalas, dia tidak mau bekerja ataupun membantu pekerjaan rumah, sangat jauh berbeda dengan April yang sering membantunya dalam segi apapun.
"Tidak, April itu putriku, dia sudah aku anggap putriku sendiri, kamu lupa, kamu juga bukan putri kandungku, kamu hanya anak tiri." Buk Martha bersikap tegas.
"Assalamualaikum."
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣