Mencinta kembali, apakah mungkin bagi Dewi Bhuana Joyodiningrat. Diusianya yang sudah lebih dari kepala 4 sekarang, dirinya kembali dihadapkan oleh 2 pria dari masa lalunya.
Ditinggalkan begitu saja, membersarkan anaknya sendirian. Dan kini orang itu kembali hadir berbarengan dengan orang lain dari masa lalunya.
Hendra Kusuma dan Aji Kurniawan. Satu adalah mantan suaminya, dan yang satu adalah temannya.
Siapakah dari kedua pria itu yang bisa membuat Dewi kembali mencinta?
Akankah putri Dewi yang bernama Aisya menerima kembali sang ayah yang meninggalkan mereka bahkan saat dia tidak diketahui sudah ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Loving Again 30
"Hahaha, kamu akan bercerai, maka dari itu mencari ku begitu? dasar brengsek. Kamu benar-benar pria paling brengsek yang pernah aku temui, Hendra. Haah, aku tidak habis pikir, bagaimana aku dulu bisa jatuh cinta padamu. Benar-benar sebuah penyesalan besar dalam hidupku. Tapi meskipun begitu, aku tidak sepenuhnya menyesal karena aku memiliki putriku. Ingat, putriku dan bukan putrimu."
Sebuah kata penekanan yang Dewi ucapkan cukup membuat Hendra paham bahwa Aisya memang benar putrinya tapi dia tidak memiliki hak untuk sekedar mengakuinya.
"Maafkan aku Dewi, aku sungguh minta maaf."
"Maaf? Semua sudah berlalu. Pergilah, dan jalani kehidupan mu itu. Aku pun menjalani kehidupan ku dengan baik. Meskipun kamu tak menjelaskan tentang apapun, tapi aku tahu pasti bahwa kamu meninggalkan ku karena wanita lain. Bukan begitu Tuan Hendra Kusuma?"
Diam, Hendra sama sekali tidak bisa menjawab apa yang saat ini Dewi katakan karena itu memang sebuah fakta yang amat sangat nyata.
Meninggalkan Dewi karena wanita yang tidur bersamanya itu hamil dan mau tidak mau dia harus bertanggung jawab.
Lucu bukan, dia bertanggung jawab terhadap kehamilan wanita lain tapi melupakan tanggung jawab terhadap kehamilan istrinya sendiri.
"Kenapa kamu waktu itu tidak bilang kalau kamu hamil Dew?"
"Ohooo, sekarang kamu mau menyalahkan ku begitu? Kamu mau bilang, 'jika waktu itu kamu bilang kalau dirimu hamil, aku tak akan menceraikan mu' kamu mau berkata seperti itu bukan? Heh, meskipun aku bilang aku yakin kau tetap akan meninggalkan ku. Maka lebih baik aku menyimpan semuanya sendiri. Lagi pula siapa juga yang mau mempertahankan pernikahan dengan pria yang sudah tidur dengan orang lain. Kamu pasti bertanya bukan dari mana aku tahu? Semua aku ketahui hanya dengan mataku yang melihat kamu tertawa memeluk anak perempuan yang seusia dengan Aisya. Itu sudah menjelaskan bahwa kau berselingkuh dari ku Hendra."
Degh!
Hendra terkejut, dia tidak menyangka kalau Dewi sempat melihatnya bersama dengan Alifa. Ia kemudian mengingat-ingat dimana sekiranya Dewi melihat itu. Dan Hendra bari sadar bahwa beberapa waktu yang lalu dia datang ke kota ini bersama Alifa dan Delia.
"A-aku sungguh minta maaf Dew."
"Sebaiknya kau enyah dari hadapanku sekarang juga Hendra. Dan jangan pernah mengganggu ku ataupun anak ku. Berbahagialah kau dengan anak mu itu. Jangan sekalipun kau berani untuk mengusik anak ku."
"Tapi Dew, dia juga anak aku. Dia berhak tahu kalau aku ayah nya."
Fyuuuh
Dewi mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Saat ini emosinya sudah berada di ubun-ubun. Jika diumpamakan, kepala Dewi saat ini sudah berasap karena hatinya yang terbakar amarah.
"Aisya, dia sudah cukup dewasa untuk tahu bahwa dia tak punya ayah karena ayahnya pergi meninggalkan keluarganya. Jadi, dia bukannya tidak tahu kalau kamu itu adalah ayah biologisnya."
Jreeeeeng
Hendra terkejut bukan main. Dia pikir Aisya tidak tahu tentang dirinya. Apalagi sikap Aisya yang sangat tenang, tak acuh bahkan terkesan asing ketika bertemu dirinya di rumah sakit waktu itu.
"Dia tahu aku? Dia tahu kalau aku ini adalah ayahnya?"
Hendra bertanya untuk memastikan. Dia seolah tidak percaya bahwa Aisya mengenalinya sebagai ayahnya."
"Tapi kenapa dia sangat tak acuh padaku?'
"Heiiii, kamu masih juga bertanya soal itu. Hendra, kau ini bodoh atau apa sih."
Nguuuung
Bluuk
"Dewi! Sayang, kamu tak apa?"
Hendra terkejut ketika mendapati Dewi ambruk. Dia juga terkejut ketika tubuh Dewi kini sudah berada di dekapan Aji.
Tidak ada yang menyadari kedatangan Aji baik itu Hendra maupun Dewi sendiri.
Dewi juga tidak menyangka bahwa Aji sudah mendekap tubuhnya. Tapi jika Aji tidak cepat tanggap, dan tidak datang tepat waktu, mungkin Dewi sudah jatuh ke lantai.
"Bang."
"Ya Allah, Dewi. Aku sedari tadi kepikiran sama kamu. Ternyata pemikiran ku itu benar adanya. Jika sedang tidak sehat kenapa memaksa harus bertemu orang? lagi pula aku sudah berkata bukan kalau jangan menemuinya seorang diri. Aaah tidak, maafkan aku Dew. Aku jadi begini. Ayo masuk dulu."
Sebenarnya apa yang dikatakan Aji itu tidak salah. Sedari tadi ketika masih di rumah sakit, Aji begitu khawatir dengan Dewi. Dia selalu memikirkan Dewi.
Kedatangan Hendra kemarin, Aji yakin akan membuat Dewi terguncang. Dan hendra pasti akan datang lagi hari ini.
Ketika jam praktiknya selesai, dengan sangat terburu-buru Aji bergegas keluar dari rumah sakit untuk segera datang ke rumah Dewi.
Lalu apa yang dia lihat benar sesuai dugaannya. Hendra datang kembali. Aji pun semakin gelisah ketika melihat dan mendengar Dewi yang meluap-luap. Kemarin saja denyut nadi Dewi sangat lemah, emosi yang berlebihan juga akan membuat jantung Dewi menjadi tidak stabil.
Dan ketika Dewi terhuyung, Aji langsung berlari. Kini wanita itu berhasil ia bawa kedalam dekapannya. Aji memapah Dewi masuk ke dalam rumah. Dia meminta Dewi duduk, sedangkan dirinya mengambilkan air hangat lalu memberikannya kepada Dewi untuk diminum.
"Terimakasih Bang."
"Ke rumah sakit yuk, biar di sana aku bisa memeriksa mu secara menyeluruh."
"Tidak perlu Bang, aku baik-baik saja. Mungkin aku cuma sedikit kecapekan saja."
Sriiing
Aji melayangkan tatapan tajam ke arah Hendra. Saat ini Aji tahu kalau dari pagi tadi Dewi sudah mengajar menari, tentu itu akan membuat tenaga Dewi terkuras. Ditambah kehadiran Hendra, maka itu akan menjadi semakin membuat Dewi lelah.
"Anda tidak datang kemari untuk membuat orang lain sakit bukan?"
"Tidak, bukan sepeti itu. Aku sama sekali tidak punya maksud demikian."
"Jika begitu, tolong jaga jarak Anda dengan kekasih saya. Saya rasa Anda sudah mendapatkan jawaban dari apa yang Anda ingin ketahui. Jadi setelah ini saya harap Anda tak lagi menemui Dewi. Jujur, saya tidak suka melihat Anda ada didekat Dewi."
Jleb!
Ada rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan. Ada rasa tidak suka dari Hendra kepada Aji. Terlebih cara Aji menggenggam tangan Dewi, itu membuat Hendra merasa semakin kesal.
Entah benar atau tidak hubungan antara Aji dan Dewi, tapi Hendra bisa melihat kalau Aji ini benar-benar memperlakukan Dewi dengan sepenuh hati.
Seperti yang pernah dia katakan kepada Alifa, dirinya adalah laki-laki jadi dia tahu ketika melihat laki-laki tengah bersama dengan wanita.
Saat ini Hendra melihat bahwa di mata Aji penuh dengan adanya rasa sayang kepada Dewi.
"Dewi, aku pamit. Sekali lagi, aku sungguh minta maaf."
Hendra melenggang pergi meninggalkan rumah Dewi. Namun sebelumnya dia semat menoleh ke belakang lebih dulu. Dia menoleh ke arah foto yang tergantung di dinding. kali ini dia melihat dengan sangat jelas bahwa disana ada Aisya.
"Anakku."
TBC
ko bsa????ada apa dgn dgn aji???
krna mreka yg irikah????atw ada rncna lain???
aku setuju Aji di RSMH deket dgn Dewi karna bentar lagi pindah dan jadi satu dgn Aisya.
mungkin ulah Rama biar lebih dekat dgn Dewi si dokter Aji 😁