NovelToon NovelToon
SESAL YANG TERLAMBAT

SESAL YANG TERLAMBAT

Status: tamat
Genre:Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mama Mia

Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando.

Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namum, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk.

Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit.

Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli.

Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando.

Armando baru merasa kehilangan setelah Virginia tak lagi berada di sisinya. Pria itu melakukan berbagai upaya agar Virginia kembali.

Apakah itu mungkin?
Apakah Virginia akan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Identifikasi jenazah

“Sergio Sekarang panggil dia ke sini, panggil dia kesini! Aku ingin berbicara baik-baik. Aku sudah memutuskan untuk membatalkan perceraian kami.…”

“Armando Mendoza. Aku tahu kamu sedih tapi bagaimana caranya? Virginia sudah meninggal.” Sergio berteriak frustasi. Menghadapi Armando yang seperti orang gila benar-benar membuatnya pusing.

“Kalian semua bohong. Semua ini palsu.” teriak Armando.

“Armando Mendoza, saat Virginia masih berada di sampingmu kamu sama sekali tidak pernah menghargainya. Sekarang dia sudah pergi, kamu malah menganggap semua orang penipu.”

"Kalau kamu pikir aku bohong, Jenazahnya masih di kamar mayat di Rumah Sakit kepolisian kota. Kamu tidak percaya? Ayo, aku akan membawa kamu menemuinya.”

Sergio segera berdiri dari duduknya lalu menarik tangan Armando.

“Tidak perlu!” Armando menghempaskan tangan Sergio. “Aku tahu kamu berbohong. Kamu dan temanmu, kalian sama sama pembohong!”

“Armando!” kali ini Sergio benar-benar marah. “Aku mungkin bisa kau anggap pembohong. Tapi apa kau juga akan menganggap seorang Kai Rylan sebagai pembohong?”

“Kai Rylan?” Armando terperangah. Dia mengenal nama itu.

“Ya, Kai Rylan. Yang baru saja aku hubungi dan aku mintai tolong untuk mencari informasi tentang mantan istrimu adalah Kai Rylan. CEO RYK Corp. CEO terkenal dari negara XX.”

Ha ha ha ha…

Armando tertawa terbahak bahak mendengar nama yang disebut oleh Sergio. “Jadi, sekian lama aku duduk di sini? Aku hanya harus menunggu hasil kerja seorang yang tak berguna sepertinya? Dia itu hanya seorang tuna netra. Bagaimana bisa kau mengandalkan orang sepertinya untuk mencari Virginia?”

“Armando! Mulutmu sungguh tak bisa dijaga.” Sergio benar-benar marah mendengar Armando yang menghina temannya. “Asal kau tahu, sebenarnya dia tidak benar-benar buta.”

“Apa maksudmu? Jelas-jelas seluruh dunia tahu, dia itu hanya seorang CEO buta!”

“Kamu salah. Dia hanya sedang berpura-pura untuk menunggu kelengahan lawannya! Terlalu banyak intrik dalam keluarganya. Dan kebutaannya hanyalah sandiwara.”

Armando menatap Sergio tajam. Lalu kembali tertawa terbahak-bahak. Sedetik kemudian diam dan mengangguk.

“Sudah jelas sekarang. Kalau berpura-pura buta dan menipu seluruh dunia saja dia bisa, apalagi hanya membuat tipuan kecil untuk menipuku.”

Sergio benar-benar tak bisa lagi berkomentar seperti apa untuk pria di hadapannya. Apapun fakta yang dia dengar dianggap salah. Siapapun yang bicara tentang Virginia dianggap penipu.

“Dengar! Aku tidak butuh bantuanmu. Aku tak butuh bantuan teman buta mu. Aku bisa temukan Virginia Fernandez sendiri. Aku akan menangkapnya sendiri!” Armando menunjuk wajah Sergio lalu keluar dari rumah adik iparnya.

“Armando…! Armando…!” Sergio berusaha mencegah kepergian kakak iparnya. Tapi tampaknya suaranya tak terdengar. Pria itu mengacak rambutnya. Ia ikut frustasi melihat tingkah Armando.

“Biarkan dia pergi!”

Sergio menoleh, ternyata Cecilia mendengar semuanya. Bagaimana tidak? Suara teriakan Armando begitu menggelegar, membuat tidurnya terganggu. Wanita itu bahkan sudah berada di sana sejak mendengar Armando membangunkan Sergio dengan kasar.

“Aku kasihan dengan kakakmu,” ucap Sergio ketika mereka sudah duduk berdampingan di sofa.

“Sepertinya kakakku masih tidak bisa menerima kenyataan. Aku takut dia jadi depresi dan…”

“Sssttt… tidak boleh bicara seperti itu.” Sergio membawa istrinya ke dalam pelukan. Sebenarnya dia juga merasakan ketakutan yang sama dengan Cecilia. Armando yang baru saja dia lihat seperti bukanlah yang biasanya.

*

*

*

Sementara itu, Armando pergi meninggalkan rumah Sergio membawa kesal di hatinya mengendarai mobil dengan kencang hingga akhirnya tiba di kepolisian.

“Aku ingin melapor, istriku hilang! Namanya Virginia Fernandez. Tolong carikan!”

Mendengar nama Virginia Fernandez disebut, polisi yang bertugas menerima laporan mengangkat wajahnya.

“Anda adalah keluarga dari Virginia Fernandez?” tanya polisi itu.

“Iya itu istri saya,” jawab Armando.

“Akhirnya Anda bersedia datang ke sini untuk identifikasi jenazah,” ucap polisi itu.

Armando tersentak wajahnya pucat.

“Silakan ikut saya!” ucap polisi lalu berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki diiringi oleh Armando. Kini keduanya sampai di dalam ruang mayat.

“Berdasarkan tes DNA, jenazah dipastikan adalah Virginia Fernandez. Sebagai anggota keluarga, Anda bisa maju untuk mengidentifikasi.” Polisi mempersilakan Armando untuk mendekat.

Armando menatap ranjang kecil yang tertutup kain kafan di atasnya. Dengan dada berdebar ia mendekat. Armando memejamkan matanya, mengulurkan tangannya yang gemetar. Namun sedetik kemudian Armando terhuyung mundur hingga punggungnya membentur dinding.

“Tuan, silakan lanjutkan identifikasi. Atau saya akan membacakannya jika anda tidak sanggup melihat.” polisi yang sejak tadi bersama dengan Armando membuka berkas yang ada di tangannya.

“Jenazah mengenakan kemeja tipis berwarna putih, kulot panjang berwarna hitam. Di lutut sebelah kiri ada luka bulat. Sepertinya bekas terjatuh bertahun-tahun lalu.”

Armando terkesiap, ciri-ciri yang baru saja disebutkan polisi, dia seperti mengenalnya. Luka di lutut itu adalah ketika Virginia kecil didorong sampai terjatuh oleh Veronica. Saat itu ia melihat dengan matanya sendiri saat Veronica kecil yang sengaja mencelakai Virginia.

“Tidak, itu tidak mungkin dia,” ucap Armando.

“Di bahu kanan ada tanda lahir berbentuk bulan sabit berwarna merah.” Polisi melanjutkan membaca hasil identifikasi. Armando mengingat ketika pertama kali Ia dan Virginia berhubungan. Dan ia ingat Virginia memang memiliki tanda lahir itu.

“Di kaki kiri….”

“Sudah cukup, jangan lanjutkan!” Armando memotong ucapan polisi yang sedang membaca berkas tentang identifikasi.

“Ini bukan Virginia Fernandez. Virginia tidak mungkin meninggal. Kalian semua dibayar Virginia untuk menipuku, benarkan?

Polisi mengambil nafas panjang. “Tuan, kami paham kesedihan Anda karena kehilangan keluarga. Tapi DNA tak mungkin bohong. Jenazah yang berbaring di sini adalah istri Anda, Virginia Fernandez.” polisi menyerahkan map yang dipegangnya kepada Armando.

Armando menerima laporan itu dan membaca isinya meneliti setiap huruf tetapi pria itu tampak tak bisa menerima. Ia melepaskan berkas dari map lalu merobeknya menjadi serpihan kecil-kecil dan melemparkan ke wajah polisi.

“Aku tidak percaya padamu!” teriaknya lalu keluar dari ruang jenazah.

“Tuan, tunggu dulu!” polisi mengejarnya akan tetapi Armando tidak mau mendengar Iya terus berlari dan pergi meninggalkan kantor polisi.

“Bagaimana, apa Tuan Mendoza mengakui jenazah itu?” Seorang rekan polisi mendekat.

Polisi pertama menggeleng. “Tidak. Nampaknya beliau begitu terpukul.”

“Lalu, bagaimana dengan jenazah itu? Apa akan tetap dibiarkan di ruang mayat? Walaupun sudah diberi obat pengawet, tapi....”

“Aku tidak tahu. Nanti kita lapor pada ketua.”

1
novi 99
sudah tau fakta masih aj nanya manusia yang jelas kebohongannya terungkap...
Siti Sopiah
bersiaplah untuk menerima pembalasan dendam dari keluarga Garcia
Muffin: Hai sahabat pembaca!
Aku baru aja rilis cerita baru berjudul “Menjebak Cucu Presdir” ✨

Cleona hanya ingin menyelamatkan ibunya dari penyakit mematikan, tapi sebuah kesalahan membawanya ke kamar Batara, CEO muda yang dingin dan penuh rahasia. Kini, hidupnya terjerat antara bahaya, rahasia, dan perasaan yang tak pernah ia duga. Apakah ini awal kehancuran… atau takdir yang menunggu?

🔥 Jangan lupa mampir dan ikuti kisahnya yaa~
total 1 replies
Siti Sopiah
mampus sj lah kau Fernando
Siti Sopiah
ehhh blm apa2 dah pikun si jantan tak guna ini.mampus lah kaú
Shinta Dewiana
pasti tubsi armando .🤭
Shinta Dewiana
rambo...😄😄😄
Shinta Dewiana
bisanya kayak gitu ya....ha..ha...ha...tanpa tendeng aling aling langsung ajak nikah..
Shinta Dewiana
wah sepasang....mantap
Shinta Dewiana
makanya ale...jangan buat istrimu curiga
Shinta Dewiana
hmmm...salah paham jan jadinya
Shinta Dewiana
ya ampun jangan sampai si alicia berniat buruk...bisa gaswat kan
Shinta Dewiana
mampus lo armando..
Jawarni JaNis
🫰🫰
Shinta Dewiana
kerreennn
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: terima kasih, Kak
total 1 replies
Shinta Dewiana
ale.emang terbaik
Shinta Dewiana
iya armando...udah cukup...sekarang cari kebahagiaanmu sendiri...biarkan virgi bahagia dg pilihannya
Shinta Dewiana
masih ngeyek aja ni si armando
Shinta Dewiana
hmmmm...
Shinta Dewiana
mantap...
Shinta Dewiana
jreng....jreng...jreng....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!