Hari ini aku ingin menceritakan kisah seorang
wanita, Dengan sahabatnya. wanita yang
pendiam ternyata menyimpan sejuta luka, dari
awal dimana dia harus menderita penyakit
yang mematikan. lalu ditambah lagi dirinya di
perkosa lalu di maki maki oleh calon suaminya.
namun dirinya sasar disa'at kesedihan itu
berlangsung ia tak sendirian melainkan ada
sahabatnya yang menemani. dikala dirinya
menjalani pengobatan.
Apakah wanita yang bernama natta akan
membalas dendam?
apakah natta akan mati begitu saja?.
Yuk baca selengkapnya biar tau kisah natta dan
elli sedari awal. mohon ma'af novel ini akan
mengadung bawang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Natta Dan Elli
Saat di perjalanan menuju kamar natta dirawat, umi segera menghentikan langkah santi.
"Santi baik kita jangan bicara dulu ya mengenai hal ini, semoga saja kita bisa memberikan kabar baik untuk elli besok." Ujar umi syaroh yang merasa was was.
"Baik umi? Semoga besok tidak ada hasil yang serius untuk natta." Umi syaroh mengangguk lalu meneruskan jalannya menuju kamar pasien.
Sesampai nya di depan pintu ia tak lupa mengucapkan. "Bismillah." lalu umi pun membuka pintu.
"Assallamu'allaikum." sapa umi dengan senyumnya yang melebar.
"Wa'allaikumsallam umi." Jawab elli dan natta dengan bersama'an.
"Gimana nak keada'an kamu?." tanya umi
"Udah mendingan kok umi?."jawab natta sambil mencium tangan umi dengan takjim, begitu juga elli ikut menyalami umi syaroh dengan takjim.
"Alhamdulilah? Kalau begitu semoga lekas membaik ya, kamu anak baik dan kuat pasti sembuh." Ucap umi syaroh
"Umi aku ini hanya sakit biasa kok, mungkin ini faktor kepanasan aja tadi makanya mimisan." Sahut natta dengan percaya diri. Umi dan santi tersenyum sambil sesekali tertawa kecil.
"Kamu ini! Dari dulu sampai segede ini nggak ada brubah-brubah nya sama sekali, lagi sakit masih aja bisa bercanda?."Gerutu umi pada natta
"Ntah itu umi? Sudah tadi aku panik khawatir tau! Masih aja sempat-sempatnya sekarang tertawa begitu?." Omel elli dan natta pun masih saja tersenyum sambil cekikikan.
"Dasar kamu ini ya? Orang aku baik baik aja kok? Udah ah ngapain ribut sih? Yang terpenting kan aku baik-baik aja. Maaf ya umi kak santi, elli, yang sudah membuat kalian khawatir." Ucap natta dengan berlinangan air mata
"Udah-udah kok jadi melow gini sih." kata elli sambil memeluk natta
"Iya kamu kan anak kesayangan umi." ucapnya membuat elli melirik uminya
"Haah, jadi anak kesayangan umi hanya natta aja nih, aku dan kak santi enggak gitu kesal deh aku." gerutu elli seketika membuat umi dan natta saling pandang lalu tertawa.
"Iya iya kalian anak kesayangan umi semuanya." kata umi sambil memeluk anak-anaknya.
Mereka pun berpelukan layaknya anak, yang tak mau berpisah dengan induknya.
.
Hari berganti minggu, bulan berganti tahun. Hari ini tepat dimana natta harus berjuang dalam segala penyakitnya.
Ya saat ini sudah 3 tahun dimana dirinya susah tamat sekolah, dan saat ini memiliki suami akan tetapi calon suaminya tidak mengetahui apa penyakit calon istrinya.
Saat pertama mereka bertemu dengan tak sengaja. Jonatan yang saat itu sedang bermain basket, tiba-tiba hampir saja bolanya mengenai kepala natta. Dan untung ada elli yang sigap melempar balikan bola tersebut kearah laki-laki tersebut.
Sehingga jonatan menghampiri natta dan elli. Namun dirinya hendak mendekat tiba-tiba sahabat natta menghadang.
"Stoppp!!!! Lo! Mau ngapain? Udah tadi bolanya hampir ngenai kepala sahabat gue tau!." Omel elli tiba tiba saat jonatan mendekat
"He he,, ma-maaf kan gue nggak sengaja?."Ucap jonatan
"Hmm basi!."ketus elli
"Udah elli, lagian aku nggak apa-apa kok? Udah jangan diributin? Maaf ya kak temen ku emang posesif orangnya."Sambung natta membuat elli melebarkan bola matanya, lalu ia pun menujuk dirinya sendiri.
"Hah? Aku posesif?."Gumamnya pada diri sendiri natta pun lalu mendekat kearah jonatan.
"Hay maaf ya sekali lagi, aku jonatan biasa di panggil jo, dan kamu?."tanya jo sambil mengulurkan tangannya.
"Aku natta dan ini elli sahabat ku. Aku juga minta maaf temen aku memang gitu anaknya?."Jawab natta sambil membalas uluran tangan jo.
"Iya nggak apa-apa, btw kalian anak baru ya di kota ini?."Katanya sambil melirik elli dan natta bergantian, dirinya baru nampak jika di kompleknya ada dua anak gadis baru.
"Oh emm, enggak kok aslinya aku yang duluan tinggal disini, soalnya kedua orang tua ku udah meninggal waktu itu kondisi aku masih kecil, jadi aku di titipkan di panti asuhan sama temanku ini." Jelasnya membuat jonatan merasa iba.
"Udah yuk ta balik aja. Aku capek lagian kan kita masih harus masak kan?."ajak elli dan natta pun hanya mengangguk
"Eh, saya pamit dulu ya sampai ketemu lain waktu." teriak natta
Tanpa sadar bahwa dirinya telah terpantau. Ada seorang wanita yang hatinya diliputi oleh rasa cemburu yang membara, lebih tepatnya wanita itu teropsesi dengan jonatan.
"Njiir! Siapa gadis itu!? Sungguh wanita itu penghalang bagiku untuk mendapatkan jonatan!?." batin nya
Ya' jonatan adalah pria yang selalu menjadi idaman bagi para wanita. Orangnya tajir melintir, juga kantornya ada di berbagai tempat ada. Keluarga jonatan juga mendirikan panti asuhan panti jompo dan sekolahan.
Namun setiap wanita yang mendekati jonatan akan selalu sial, karna siapapun itu wanita yang berani mendekatinya. Selalu dihajar habis habisan sama wanita yang teropsesi olehnya.
Begitu juga saat tadi jonatan bertemu dengan wanita lain, ia pun tak tinggal diam wanita itu langsung mengeluarkan ponselnya.
"Hallo cari tau tentang wanita itu sekarang! Selepas itu infonya berikan sama saya segera!?." hanya itu yang ia ucapkan tanpa basa basi, wanita itu menyungging senyum liciknya. Selepas itu pergi begitu saja
"Kita lihat tanggal mainnya?." ketusnya berlalu meninggalkan tempat persembunyian nya
.
.
Natta dan elli sampai dirumah mereka pun gegas kedapur. Untuk membuat puding dan juga makanan, karna sedari pagi mereka belum makan.
Akan tetapi kepala natta mendadak pusing, mata pun menjadi kabur sehingga elli yang merasa cemas. Meminta sahabatnya itu pergi beristirahat.
"Udah biar aku aja yang buatin makanan untuk kita makan. kamu istirahat aja sama ini minum air putih dulu?."ucapnya sambil memberikan segelas air
"Iya makasih, maaf merepotkan terus." Kata natta sambil menunduk
"Eeehh? Udah kaya ke siapa aja kamu ini? Pakai omong begitu segala?." Gerutunya
"Hehe? Iya iya, aku tau kok? Kamu kan sahabatku satu satunya?." Puji natta pada teman nya
"Ehem. Boleh nggak aku nanya sesuatu? Tapi jujur ya jangan bohong." Pinta elli membuat natta menganggukkan kepalanya
"Iya janji?."Sahut natta sembari mengangkat jari kelingkingnya
"Kamu tadi waktu lihat jonatan bagai mana?."Ucap elli, tiba-tiba mendadak pipi natta memerah bagaikan buah tomat
"Aaaaahhh?? Jangan bilang kamu suka ya sama dia?."Sambungnya membuat natta semaakin malu
"Cieehh? Rupanya ada yang jatuh cinta nih ya?." Goda elli namun bukannya temannya tersenyum justru dirinya menunduk
"Iya aku suka sama dia?, akan tetapi? kamu tau sendiiri kan dokter berkata apa?." Katanya dengan genangan air mata, yang sewaktu waktu akan jatuh kapan saja
"Aduuh natta? Ingat umur itu tidak ada yang tau? Jangan lah pesimis gini ayo kemana kawanku yang dulu yang selalu tersenyum. Ya memang sekarang kamu masih divonis dokter nggak akan lama lagi? Emang dia tuhan bisa meramal kapan umur manusia! Iihh ayolah tta kita udah lama ngga ngerasain bahagia lo?." Papar elli panjang lebar sehingga natta pun mengangguk lalu tersenyum.
Bersambung...