Axel Sky Jordan, 31 tahun. Seorang pria mapan yang pernah jatuh cinta kepada istri pria lain. Gosip yang menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang perebut bini orang menjadi rahasia tersendiri di kalangan pebisnis dan orang-orang di sekitarnya.
Pertemuannya dengan gadis pembuat masalah bernama Aubrey Joysalim membuat hidupnya berubah. Jojo, sapaan akrab gadis itu menawarkan sebuah kesepakatan yang dia ibaratkan sebagai suatu simbiosis.
"Menurut KBBI Simbiosis berarti keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme yang berbeda. Bagaimana kalau kita melakukannya?" ~ Jojo
"Kamu pikir aku Protozoa? Aku tidak mau menerima tawaran nyamuk Aedes aegypti." tolak Axel mentah-mentah.
Dengan hati yang sudah dimiliki oleh wanita lain, akankah Jojo berhasil menaklukkan hati Axel?
_
_
_
Note :
JANGAN PLAGIAT ATAU TAMBAL SULAM!
INGAT AZAB
Carilah Rezeki yang halal dengan mencari ide sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adinasya mahila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 : Duda Kembang
"Ambulance sudah ada di bawah Tuan!" Seru pembantu rumah Jordan.
"Am-bulance? untuk siapa?" tanya Jojo terbata, Ia yang baru saja sadar sukses dibuat kebingungan. Tak menunggu lama, Axel membopong tubuhnya keluar kamar. Axel seolah tak sabar menanti petugas naik ke lantai atas untuk membawa istrinya.
"Ax, aku tidak apa-apa!" Jojo memandangi wajah suaminya yang sedikit panik. Axel bahkan masuk ke dalam mobil ambulance sendiri lalu membaringkan Jojo ke brangkar. Petugas yang melihat pun hanya bisa menatap bingung, sementara Lidia langsung menarik tangan Jordan untuk menyusul menggunakan mobil.
"Apa yang terjadi? apa yang anda rasakan?" tanya perawat yang menemani Jojo di dalam ambulance.
"Saya tidak-"
"Dia tiba-tiba saja pingsan dan berhenti bernapas!" Potong Axel cepat.
Perawat itu pun langsung memeriksa tanda-tanda vital pada tubuh Jojo. Gadis itu hanya menurut. Ia sendiri bingung kenapa harus sampai dibawa pergi memakai ambulance seperti ini.
Sampai di UGD rumah sakit Jojo langsung ditangani oleh dokter, dan benar saja setelah memastikan keadaan jojo, dokter mengatakan tidak ada tindakan medis yang harus diberikan, terlebih gadis itu menjelaskan tentang kondisi phobia yang dimilikinya. Dokter malah menyarankan Jojo untuk menemui psikiater. Dia pun bisa langsung pulang setelah menyelesaikan administrasi. Namun, karena terburu-buru Axel tadi tidak sempat membawa ponsel bahkan dompetnya.
"Kita tunggu saja mama dan papa, aku yakin mereka pasti sedang menyusul ke sini."
Mereka berdua duduk di bangku depan UGD. Jojo nampak tersenyum melihat ke bawah, Ia menggerak-gerakkan kaki telanjangnya, lalu menoleh ke arah Axel yang juga tengah memandangi kakinya.
"Maaf," ucap Axel, dari nada bicaranya laki-laki itu terdengar sangat menyesal.
"Ah … aku tahu kamu panik, tidak apa-apa! Aku sudah biasa tidak memakai alas kaki." Jojo menepuk lengan Axel, mengira suaminya itu meminta maaf karena lupa membawakannya sandal atau sepatu. Padahal, lebih dari itu. Axel menyesal dengan tindakan konyolnya yang ternyata bisa mengancam nyawa istrinya.
"Bu-"
"Jojo!"
Hampir saja Axel menyangkal maksud Jojo, saat Lidia dan Jordan menuju ke arah mereka dengan tergesa-gesa. Berdiri di depan menantunya, Lidia meraih tangan Jojo untuk memastikan lukanya yang sudah tertutup plester. Wanita itu kemudian menangkup lalu membelai pipi Jojo.
"Apa kamu baik-baik saja? apa ada yang sakit?"
Jojo menggelengkan kepala, matanya malah terlihat berkaca-kaca mendapati mama mertuanya begitu cemas, untuk sejenak ia merasa seperti memiliki ibu kandung yang sangat menyayanginya.
"Apa kata dokter?" tanya Jordan ke sang putra, Ia sampai harus menepuk pundak Axel yang malah terbengong melihat istri dan mama nya.
"Tidak apa-apa, Jojo baik-baik saja. Kami hanya tinggal membayar, tapi aku tidak membawa dompet."
"Tunggu sebentar! Papa akan mengurus administrasinya untuk kalian!"
Jojo menatap lekat punggung Jordan yang berjalan menjauh lantas menatap Lidia yang masih mengusap rambutnya. Untuk sesaat ia ingin semuanya nyata, bukan hanya kebohongan semata.
Bisakah tante dan Om selamanya menjadi mama dan papa 'ku?
***
Axel yang mengendarai mobil pulang ke rumah, terlihat sesekali melirik untuk melihat Jojo yang duduk di kursi belakang bersama Lidia. Suasana di dalam kabin mobil begitu sepi, hingga mobil itu masuk ke dalam halaman rumah Jordan, barulah Jojo berbicara, ia mengucapkan sebuah permintaan.
"Aku mohon jangan ceritakan kejadian malam ini ke Bang Ical," ucapnya memelas, semua orang hanya mengiyakan permintaannya itu.
Jojo menaiki anak tangga dengan bertelanjang kaki. Axel yang mengikutinya dari belakang terus memperhatikan punggung gadis itu. Sampai di kamar, Jojo langsung membereskan laptop dan kertas skripsinya yang masih berserakan.
"Aku memiliki phobia gelap, tapi sudah lama tidak pernah aku alami lagi. Mungkin aku terlalu lelah hari ini." Axel merasa bersalah mengingat penjelasan istrinya tadi.
Jojo menyalakan lampu tidur, lantas mematikan lampu kamar. Ia pun berbaring di atas ranjang sambil sibuk bermain ponselnya. Melihat kamar temaram, Axel yang baru keluar dari kamar mandi langsung menghidupkan saklar lampu.
"Matikan saja tidak apa-apa!" Jojo bangun kembali, matanya mengikuti gerak-gerik suaminya yang berjalan menuju sisi ranjang.
"Tidak, biarkan saja! aku tidak mau menjadi duda kembang dalam waktu kurang dari satu minggu!"
"Apa? duda kembang?" Jojo seketika tertawa terbahak-bahak mendengar istilah yang baru saja terlontar dari mulut Axel, Ia tahu maksud suaminya, Axel pasti takut dia berhenti bernapas lagi seperti beberapa jam yang lalu dan mati.
"Kamu bahkan sudah tidak perjaka lagi!" cibir Jojo. "Bagaimana bisa mengibaratkan diri 'mu kembang?"
Axel hanya menatap sinis, sepertinya Ia memang salah melontarkan dua kata tadi. Benar saja, istrinya itu tidak berhenti sampai di sana. Jojo semakin mengolok-oloknya.
"Aku bahkan tahu, kamu melepas keperjakaan 'mu dengan siapa dan di mana."
Menjeda kalimatnya, Axel berpikir istrinya itu akan menyebutkan nama Rea. Namun, Ia keliru karena kalimat yang terlontar dari mulut Jojo sungguh mengejutkannya sebagai seorang pria sempurna.
"Kamu pasti melepas keperjakaan 'mu di dalam kamar mandi dengan tangan 'mu dibantu oleh sabun cair, iya kan?"
"Apa?" Mulut Axel hanya bisa terbuka dan tertutup berulang-ulang, Ia terlalu bingung membalas ucapan istrinya.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
luv ❤ you
jangan lupita KOMEN, LIKE oke
memanglah s' Mickey Mouse ini..
ituuuuuu tanda'y kamu lg jatuh cinta Mikeeeee.....
kamu ituuu Mikeeeee...
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
seingat Ku🤭🤭🤭🤭
udah baca pake acc brbeda tp agak lupa jalan cerita'y...
😅😅😅😅
terimakasih byk ya atas cerita menarik dan menghibur ini..
lopeeeeeee Otor...
😘😘😘
😚😚😚😚😚😚😚🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🤣🤣🤣🤣🤣🤪🤪🤪🤪🤪
parah kamuuuu....
ngamok lah nanti s' parfum Axe....
🤪🤪🤣🤣🤣🤣🤣🤣