NovelToon NovelToon
Fitnah Kejam Mantan Suami

Fitnah Kejam Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Konflik etika / Selingkuh / Keluarga / Romansa
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.

Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketakutan Dalam Kebahagiaan

Rangga memukuli setir mobilnya. Bayangan, Bunga dicumbu Arlan enggan hilang di pelupuk matanya.

"Bunga hamil," lirihnya bersamaan hati yang ikut hancur. "Kenapa baru sekarang, kenapa tidak saat bersamaku?" gumamnya lagi, membenamkan wajahnya di setir.

Rangga memejamkan matanya, lagi-lagi bayangan itu muncul. Senyum penuh kemenangan dari Arlan, membuat Arlan seperti jatuh ke jurang paling dalam.

"Aku akan memperjuangkan mu kembali Bunga. Kamu akan lihat, betapa besar pengorbanan ku, untukmu," lirihnya.

Rangga pulang ke rumah. Walaupun hatinya remuk, sebisa mungkin dia mencoba untuk tegar. Agar Risa tidak curiga.

"Mana ponselmu?" Risa menunggu Rangga di ruang tamu.

"Nah," Rangga melemparinya, kemudian berlalu karena tidak punya cukup tenaga untuk sekedar berdebat.

"Kembali, kamu telah setengah jam," teriak Risa, melihat Rangga menjauhinya.

Karena Rangga tak kunjung menghentikan langkahnya. Risa pun, berlari mengejar langkah kaki Rangga.

"Kenapa kamu telah setengah jam? Heum?" tanya Risa, memegangi bahu Rangga.

"Udah lah, kamu mau menghukum ku untuk satu minggu kedepan kan? Oke ..." lirih Rangga, menatap Risa sekilas.

Risa melongo. Namum sedetik kemudian, dia mengangkat bahunya.

Setidaknya, dia tidak perlu menghabiskan tenaga untuk berdebat dengan suaminya itu.

 Di kamar, Rangga kembali melamun. Bayang-bayang manis bersama Bunga, berputar-putar di depan matanya.

Kala Rangga mengangkat tangan untuk menyentuhnya, bayangan itu semakin jauh, menghilang di balik angin yang berhembus tenang.

...****************...

"Hati-hati ya, kalo butuh apa-apa bilang sama aku," Arlan menggendong Bunga, untuk di bawa ke kamar yang berada di lantai dua.

Sampai sekarang, Bunga dan Arlan masih tinggal di kediaman Vivi.

"Padahal aku bisa loh, naik tangga sendiri," ungkap Bunga, kala Arlan menurunkan tubuhnya ke kasur.

"Bukannya, kamu dilarang untuk kecapean? Heum? Selain gak mau, calon anak kita kenapa-napa. Aku malah, lebih takut kamunya yang kenapa-napa," ujar Arlan mengelus pipi Bunga.

Bunga memejamkan matanya, dia merasakan ketenangan di setiap sentuhan suaminya.

"Kamu tahu, hadiah terindah yang aku miliki sepanjang hidupku ialah, lahir sebagai anak kedua orang tuaku, dan sekarang jadi suami mu," lanjut Arlan mengecup ubun-ubun Bunga, penuh rindu.

Kemudian, ciumannya mulai turun.

"Eh, maaf ..." pinta Arlan, karena teringat pesan dokter untuk tidak berhubungan sementara waktu.

"Aku bisa melayani mu, dengan cara lain," ujar Bunga, menahan Arlan.

Karena Bunga paham, bagaimana rasanya seorang suami yang ingin bermanja pada istrinya.

Di bawah atap yang sama. Vivi tersenyum lega melihat perlakuan Arlan pada anaknya.

Bahkan diam-diam, Vivi memvideokan dimana Arlan yang sedang menggendong Bunga, untuk di kirimkan ke grup keluarga.

Yang mana, isi grup tersebut hanya keluarga Arlan dan Bunga.

"Wah, gentle sekali seperti papanya," pak Dirgantara membalas cepat video yang Vivi kirimkan.

"Sikapnya manis, seperti mama," balas istri Dirgantara tak mau kalah.

"Arlan beruntung, mendapatkan Bunga," balas kakak pertama dari Arlan.

"Jaga adik ipar kami dengan baik, pastika nutrisinya cukup," balas kakak kedua.

Vivi membaca balasan itu dengan senyum bahagia. Setidaknya, keluarga Arlan tidak seperti keluarga Rangga.

Bunga tidak di bedakan. Bahkan, dia juga di anggap sebagai anak dan adik bagi mereka semua.

Bahkan, mereka tak pernah menyinggung Bunga yang hanya seorang anak angkat.

Kembali ke kampung halaman yang jauh di sana.

Julia membaca pesan yang dikirimkan oleh Bunga.

Berita kehamilan sang adik membuatnya bahagia.

Sekarang, Bunga memang tak lagi mengirimkannya uang bulanan seperti biasa. Akan tetapi, Bunga malah mengirimkan mereka modal untuk buka usaha.

Jika Julia memilih buka warung, Yuyun malah tertarik dengan membuka loudry. Karena walaupun tinggal di kampung, banyak juga orang yang tidak sempat mencuci serta menyetrika baju.

Selain karena anak, tentu saja karena para istri ikut membantu mencari nafkah sama suaminya.

Sedangkan Deni, dia memilih membuka pangkalan gas. Karena di kampung mereka belum ada pangkalan gas khusus rakyat miskin.

Dan tentu saja, dia masih bekerja sebagai kurir paket. Sedangkan pangkalan gas, di urus oleh Silvia.

"Teryata kamu tidak mandul, seperti yang dituduhkan," gumamnya pelan.

Tak hanya Julia yang bahagia. Yuyun dan Deni juga merasakan hal yang sama.

Harapan dan doa, di selipkan untuk sang adik agar sehat serta selamat sampai hari melahirkan tiba.

Kembali ke ruang utama.

Rangga dan Bunga baru saja selesai mandi bersama. Bukan hanya mandi, tapi ya sudah lah, tak perlu di bahas, apalagi di perjelaskan.

"Kamu ngidam gak?" tanya Arlan tiba-tiba.

"Baru juga lima minggu yang," kekeh Bunga.

"Tapi, bukannya orang hamil ngidam? Bahkan, saat hamil aku, mama pernah ngidam pecal tengah malam. Dan anehnya lagi, dia belum tahu, kalo dia lagi hamil," terang Arlan.

"Tapi, kenapa aku belum ngidam ya? Apa harus di periksa? Jangan-jangan, calon anak kita kenapa-napa, makanya dia gak mau sesuatu," ujar Bunga mulai panik.

"Tenang, kita tanya mama dulu," Arlan mencoba menenangkan.

Arlan mengambil ponselnya. Dia mengabaikan obrolan di grup yang sedang membahasnya dan Bunga.

"Mama, mau tanya. Kenapa Bunga belum ngidam apapun ya? Kami takut bayinya kenapa-napa. Apa, sebaiknya kami periksa ke dokter?"

Bukan balasan yang di dapat. Melainkan, kedua kakaknya mengirimkan emot tertawa sebanyak mungkin.

"Itu normal, bahkan tidak ngidam pun, normal nak," Vivi membalas dengan cepat.

"Iya, tunggu aja beberapa minggu lagi. Kamu pasti kewalahan," balas kakak pertama.

"Syukur lah, jika itu normal," balas Arlan, tanpa memperdulikan balasan dari kakaknya.

Akhirnya, Bunga dan Arlan bernapas lega.

"Selama hamil, kamu gak usah kerja ya. Takut, kamu kecapean," ujar Arlan sembari membantu Bunga mengeringkan rambutnya.

Hal yang rutin di lakukan, ketika ia sah jadi suami Bunga.

"Bagaimana jika aku bosan?"

"Aku takkan membiarkan kebosanan menyentuh hidupmu," balas Arlan lagi. "Dan nanti, sebaiknya kita pindah kamar bawah aja. Kasihan kamu kecapean," lanjut Arlan lagi.

Walaupun Arlan bahagia mengetahui Bunga hamil. Namun, perasaan takut lebih mendominasi.

Arlan takut kehilangan Bunga. Apalagi, kala tahu bagaimana perjuangan ibu Bunga, dalam melahirkannya.

Dia takut, hal yang sama berulang pada istrinya itu.

Akan tetapi, ketakutan itu tetap jadi rahasia di hatinya. Dia takkan bisa mencurahkannya pada siapa pun, termasuk orang tuanya.

"Akan aku jaga kamu, sebagaimana aku menjaga diriku sendiri," batinnya.

"I love you sayang, terima kasih atas cinta yang kamu beri untukku," bisik Arlan memeluk tubuh Bunga dari belakang.

1
Nuri_cha
curiga sama perubahan yg tiba2 dari rangga
Nuri_cha
tidak menuntut... jangan2 Krn udah ada perempuan lain yg hamil /Slight/
Nuri_cha
semoga mata kamu cepat terbuka ya Bunga... biar kamu bs lihat seperti apa suamimu sebenarnya
Nuri_cha
kelihatan bgt ih mata duitannya
sjulerjn29
rawat aja sama kamu bunga mungpung masih ada waktu, dia juga ayahmu lupain aja masa lalu ya walaupun sulit sih tapi kasian bapakmu gak ada yang rawat dia dengan benar
☠ᵏᵋᶜᶟˢ⍣⃟ₛAthena ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
Wah good job bunga, mmg sampah itu hrus di buang jauh2, biarkn para pemulung yg mengambil wkwkwk
☠ᵏᵋᶜᶟˢ⍣⃟ₛAthena ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
Wkwkwk khayalanmu terlalu tinggi sekali semut rang rang, ya kali si bunga yg punya segalanya mau ngemis2 ke km yg cm modal burung puyuh itu 😂😂😂
Xlyzy
si Rangga aneh ya bukan nya uang nya itu dari ibu nya bunga kecuali uang nya punya si Rangga baru lah ini..... dah lah no comen
Xlyzy
itu tu pasti suami nya menggerutu sebal kalok liat bunga ngeluarkan uang buat kerabatnya
TokoFebri
lahh.. udah kalian jodoh. sama sama sayton🤣
TokoFebri
Hilih. bisa bisa nanti elu yang akan jadi babunya Marisa .
TokoFebri
hahaha. pikiranmu begitu pendek. bunga itu anak orang kaya. dia punya pangkat. kalau kamu sih mungkin pantes ya kalau di cap memiliki predikat ga laku 🤣🤣
Dasyah🤍
awas Bu kemarin aja virall rahim terangkat lo🤧
Dasyah🤍
ini juga nggak anak ngak emak sama sama ngak tau kata tolong kayak nya
Shin Himawari
syok berat pasti bunga 😭 sabar ya semoga takdirmu jadi lebih baik tanpa rangga
Shin Himawari
ini typo kah thor risa atau bunga?🤔
Shin Himawari
yang begini nih aku ga suka suami malah curhat masalah rumtang ke lawan jenis 😢
Drezzlle
Kurang apa Rangga nih, kalau sampai bener2 selingkuh pengen gue gantung dia
Drezzlle
Tuh duit bunga keluar dari pintu udah habis di bagi2 bukan buat pengobatan Bambang
Alyanceyoumee
syukurlah. berarti masalah kemungkinan ada di suamimu ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!