NovelToon NovelToon
Because I Want You

Because I Want You

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Lorong kecil

"Hai apa yang kalian lakukan di sini?"

"Ka ... ka ... kami tidak," belum selesai ucapan Rara.

"Pak ini tidak bisa di biarkan, udah seret saja mereka berdua ke rumah pak ustad secarang."

"Perbuatanya membuat malu kampung ini." sahut salah satu warga lalu menyeret gadis di dalam tidak lupa mereka juga menarik pria yang ada di dalam kamarnya.

"Jangan ..., jangan bawa kakakku." Teriak gadis berusia belasan tahun memohon pada warga yang ingin membawa kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lorong kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Hidup terkadang tak memberikan kita pilihan. Kadang-kadang kita di paksa berjalan di jalan yang tak diinginkan. Namun, disitulah kita akan tahu mana lawan, mana kawan. Siapa yang benar-benar hadir, siapa yang cuman datang untuk menguras.

Di sisi lain .....

Sama seperti Rara, Athur pun menunggu kabar dari gadis yang sudah sah menjadi istrinya. Walau bagaimanapun karena pertolongannya pria itu masih bisa bertemu lagi dengan orang terkasih.

Selama seminggu Athur begitu sibuk dengan pekerjaan yang di tinggalkannya. Hampir setiap hari dia pulang malam untuk lembur. Bahkan masalah sebelum dirinya terkena musibah saja, sampai saat ini belum terselesaikan.

Dibalik kemudi, seorang pria menatap fokus jalanan ibu kota. Kantung mata terlihat menghitam, seperti mata panda karena menghabiskan berjam-jam menatap layar laptop. Dalam pikirannya hanya cepat sampai rumah dan beristirahat.

Beberapa menit berlalu, mobil yang di kendarainya akhirnya sampai. Seorang pria paru baya mebukakan gerbang tanpa di minta. Mobil sports berwarna merah masuk kehalaman rumah kediaman Louise. Tidak ada yang membukaan pintu, bahkan lampu-lampu juga sudah padam. Jarum jam sudah menunjukan tepat puku 12 lewat tengah malam.

"Ah ...," serunya menghempaskan tubuhnya pada tempat tidur, membuang rasa penat yang di rasa. Memejamkan mata, tapi dia ingat jika seharian ini handpone pada notif silent. Agar tidak di ganggu Vina tunangannya.

Namun, betapa terkejutnya mengetahui berapa banya notif yang masuk. Satu notif tertera dengan nama Ara yang membuatnya seakan mengisi daya tubuhnya. Seulas seyum tanpa sadar mengembang di wajah kusutnya.

"Akhirnya," dalam hati Athur kegirangan.

Athur berfikir membalas atau menelfonnya. Sedangkan saat ini waktu sudah menunjukan hampir pukul satu dini hari. Pastinya dia sudah terlelap dalam mimpi indah.

"Maaf, aku baru balas pesanmu. Seharian ini lumayan sibuk."

Ting!

"Bagaimana kabarmu dan kedua adik-adik?"

"Maaf aku belum bisa menemuimu?" pesan terakhir yang Athur kirim.

Pria itu bahkan mengabaikan pesan dan panggilan telephone dari Vina. Entah dia sudah jatuh cinta atau hanya rasa kasihan. Yang jelas Athur merasa berbeda ketika menerim pesan dari Rara. Tetai diriny juga tidak ingin melepaskan Vina.

Brengsek, mungkin satu kata itu yang tepat untuknya. Hanya saja, tida seharunya juga dia di salahkan. Semua juka karena keadaan yang mengharuskan tanpa bisa membela dirinya. Ibarat sudah telanjur nasi menjadi bubur, kini hanya bagaiman Athur membumbui agar menjadi nikmat. Anggap saja seumpamaan seperti itu.

******

Pagi hari yang cerah, senyum mengembang di ajah Rara. Handponenya kini hanya ada satu nomer yaitu Athur. Notifikasi pesan masuk, Nina dan Dino menatap heran sang Kakak yang senyum-senyum sendiri.

"Kesambet apa Ka Rara?" celetuk Dino.

"Husss ..., ngawur kalau ngomong. Tapi Iya juga ya," timpal Nina.

Dino pun akhirnya memberanikan diri bertanya. "Kak dapet lotre yah? Bahagia banget." ledek Dino sengaja.

"Hah." jawab Rara bigung.

"Kakak tu dari tadi senyum-seyum sendiri. Kita di cuekin, mentang-mentang punya handpone adik di lupain." singgung Dino sengaja menyindir langsung.

Ini lah yang di takutkan Ara sebenarnya, kenapa tidak mau menggunakan handpone. Gadis itu tau jika nanti kedua adiknya akan cemburu. Mengingat jika mereka tidak memiliki itu.

"Maaf," hanya satu kata yang bisa terucap. Langsung memasukan benda pipih itu ke dalam kantong. Tahu jika suasana tidak kondusif, Rara pun mencairkan suasana.

"Nanti kalau Kakak ada uang lebih, Kak Rara pasti akan belikan untuk kalian."

Walau baru sebuah janji, tapi bagi kedua adik Rara itu seperti harapan besar. Sesuatu yang selama Ini di impikannya, dulu waktu ayahnya masih ada mereka pernah memiiki. Tetapi keadaan yang memaksa dan akhirnya di jual untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Janji." ujar Dino mengulurkan jari kelingkingnya. Bola mata sedikit berkata-kata.

Rara melingkarkan jari kelingkingnya pada jemari Dino. "Janji."

"Sudah siang ayo berangkat." ajak Rara yang menyadari jika sudah sedikit terlambat.

******

Dino sudah sampai di sekolahya, begitu juga Nina dan Rara yang berada di sekolah yang sama. Nina duduk di bangku kelas X, sedangkan Rara kelas XII. Mereka berpisah di persimpangan lorong karena beda arah.

Didalam kelas XII IPA 1, seorang pria tampan mendekati meja paling belakang. Semakin lama semakin dekat, diapun sudah menarik kursi di sebelahnya. Ketika hendak menjatuhkan tubuhnya di kursi tersebut.

"Hai!" Teriak keras seorang perempuan sembari mengacungkan tangannya.

"Minggir nggak lo." serunya kembali dengan tatapan tajam. Tetapi orang yang di peringatkan justru acuh. Dia dengan santainya duduk di samping Rara.

"Hai cantik," tegur Alden menggoda, kepalanya di letakan di atas meja. Biar bisa menatap puasa wajah cantik Rara.

"Ih ..., gue sudah peringatkan tadi. Jangan duduk di sini!" tegasnya sambil menarik paksa pria itu untuk pergi.

"Ye ella Cimui ..., galak banget lo jadi cewe."

"Biarin. Wei ...," Aurora justru mengejak dan menjulurkan lidahnya.

"Pergi sana gabung sama temen-temenmu ...," usir paksa Aurora.

"Lagi malas. Enakkan di sini bisa liat yang bidadari. Tubuhku rasanya di cas daya kuat jika di sini." Timpalnya bercanda.

"Tapi sayangnya rayuanmu basi. Nggak ngaruh sama sekali." balas Aurora ketus.

Aurora baru menyadari dengan sikap gadis di sebelahnya. Rara seakan cuek tidak merespon sama sekali. Seakan keduanya tidak ada, dia sedang asik menunduk tapi jemarinya terus bermain. Sedikit merapatkan dan mengintip penasaran.

"Apa kau masih bekerja?"

"Iya nanti sepulang sekolah langsung berangkat."

Ternyata Rara sedang berbalas pesan dengan seseorang. "Sejak kapan sahabatnya memiliki handpone tapi dirinya sama sekali tidak tahu." dalam hati Aurora bingung penasaran.

"Sedang apa woi ...," ujar Alden mengejutkan kedua gadis di hadapanya.

"Alden,"

"Telinga gue nggak burdeg. Ini bukan di hutan Den ...," kesal Aurora.

"Kamu ngapain di sini? Bukanya kelasmu di sebelah." tanya Rara keheranan.

"Mau ketemu kamu."

"Ngapain?" tanyaan bingun.

"Tu, Rara aja nggak ngarep tuh kehadiran lo. Trus ngapain masih ada di sini." sambar Aurora greget dengan satu orang yang menurutnya tengil.

"Jangan gitu dong, kita kan temen. Masa gue selalu nggak di anggep. Kali ini jangan ada penolakan! Gue mau ngajak kalian berdua buat gabung di acara ultah gue minggu besok. Nih ...," Alden menyodorkan dua kartu.

"Bukanya ultah lo minggu depan?" seinget Aurora memang ultah sahabatnya minggu depan.

Dia memang sangat mengebalkan, semenjak adanya Anggel di dekat Alden sedikit membuat jarak di atara mereka. Semua di lakukan Aurora dan Rara karena menghindari pertikaian. Walaupun mereka tahu jika saat ini hubungan keduanya mulai renggang. Entahlah kenapa yang pasti bukan karena Rara yang menggoda seperti apa yang di pikir Anggel.

"Iya berhubung minggu gue ada acara sendiri dengan yang lain makanya buat Rara yang paling ter ..., gua buat minggu pas sama jadwal libur dia." ujar Alden begitu tahu banyak aktifitas Rara.

"Baiklah, gua dateng. Tapi gue nggak yakin ni orang mau datang," lirik Aurora pada sahabatnya.

"Aku tidak janji Den, kamu tahu sendirikan?"

"Tolong lah, kali ini aja Ra. Please ....," Alden menangkupkan kedua telapak tangan memohon dengan mimik wajah memelas.

1
🌹Widianingsih,💐♥️
kemana kedua orang tua nya kak ?
kok bisa dinikahkan sih ?
🌹Widianingsih,💐♥️: ohh ..kasihan yaa, tapi mereka anak-anak yang mandiri👍
total 2 replies
Cahaya 17
Nina Katro🤭 nggak pernah lihat dapur bagus
🌹Widianingsih,💐♥️
hai kakak...aku mampir🙏
Duh kasihan sekali masih muda 17 tahun sudah dinikahkan, terlalu muda sekali, mana suaminya juga baru kenal.....kok begitu sih ?😭
Embhul82: makasih bnyak.kak 👍
total 1 replies
me
semangat terus thor
me
wah papah Louise sedang honey moon nih 🤣
Embhul82: 🤭mumpunh nggak ada yg ganggu
total 1 replies
me
lanjut thor👍💪
Cahaya 17
lanjut💪
me
lanjut 💪
Cahaya 17
lanjut 👍
rokhatii
lanjut thor💪
Embhul82: makasih dukunganya
total 1 replies
me
💪
Cahaya 17
jangan kasih lemah karakter Rara Thor. ku tunggu kelanjutanya💪
Embhul82: makasih sudah selalu dukung
total 1 replies
Cahaya 17
lanjut up double 🤭
Embhul82: tidak janji ya kak🤭
total 1 replies
Cahaya 17
Bagus Thor lanjut pantang nyerah
Cahaya 17
buat penasaran pembaca kamu thor
Embhul82: makasih sudah mampur
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!