NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gosip Hot

**

Waktu terus berlalu, selama seminggu ini Gus Zindan bolak balik keluar masuk pondok pesantren. Akibat kesibukannya, Gus Zindan sama sekali belum ada membicarakan perihal melamar diva pada sang kakek.

Seperti saat ini, pria itu tengah duduk di sofa ruang tamu dengan laptop di pangkuannya. Matanya bahkan berlapiskan kacamata untuk mengurangi radiasi yang masuk ke matanya.

Beberapa santri yang bertugas membersihkan rumah kyai habib sedari tadi mondar mandir, Gus Zindan sama sekali tidak memperdulikan mereka, karena fokusnya hanya pada laptop di pangkuannya saja.

" Bang "

Di tengah keseriusannya pada layar laptop, Gus Alip tiba tiba saja datang, duduk mendekat padanya. Gus Zindan tadi hanya melirik sekilas saja.

" Hmm " gumam nya.

" Waktu Abang buat ngelamar tinggal tiga hari loh. Abang udah ada bicarain ini sama kakek belum? "

Gus Zindan menggelengkan kepalanya, ia mendengus dingin. " Tugas Abang banyak banget. Belum ada waktu sama sekali. Ini juga pendaftaran kuliah S2 baru di buka, Abang sibuk ngurus itu. " Celetuknya.

Gus Zindan memang memiliki niat untuk kembali berkuliah, melanjutkan pendidikannya sampai ke tahap yang sedikit lebih tinggi lagi.

Jika sebelumnya ia berkuliah di negri orang, kali ini ia berniat untuk berkuliah di negri sendiri.

" Jadi gimana? Tante Nadira bentar lagi berangkat ke Jerman. Kita kan ga tau, Tante Nadira tinggal di Jerman bagian mananya. "

Sejenak jari lentik Gus Zindan yang sedari tadi sibuk mengetik terhenti. Ia memikirkan perkataan Gus Alip yang ada benarnya juga. Lagi pula jika hanya dia seorang yang pergi ke Jerman nantinya untuk melamar diva, tentunya terasa tidak enak. Namun belum tentu ada biaya untuk berangkat ke Jerman satu keluarga, apalagi dua hari yang lalu ia baru saja membeli mobil.

" Yaudah nanti malam Abang bahas soal ini sama kakek. "

Gus Alip menganggukkan kepalanya singkat, ia hanya berniat untuk mengingatkan saja. Siapa tau abangnya bukan lupa, melainkan berubah pikiran, maka setidaknya jika itu terjadi, mereka harus mengabari Nadira agar tidak menunggu kedatangan mereka.

" Sisa waktu buat ngelamar diva tinggal 3 hari, kapan Abang mau nikahin dia? Kan setelah itu Tante Nadira langsung berangkat. "

" Kamu tenang aja, itu masalah gampang. "

" Oke deh, kalo gitu Alip lega. "

Gus Zindan menganggukkan kepalanya, ia kembali memusatkan perhatiannya pada laptop untuk mengerjakan suatu laporan penting.

**

" Weeeee ada berita hottt! "

" Apaan? "

" Denger denger Gus Zindan mau ngelamar seseorang. "

" Siapa? "

" Namanya tuh kalo ga salah.... Em... Siapa ya.... Lupaa... Va va gitu namanya. "

" Vania? "

" Kayaknya bukan deh, soalnya cuman empat huruf namanya. "

" Vani? "

Santri putri yang tengah membagikan informasi yang ia ketahui itu tampak mengerutkan keningnya, berusaha mengingat kembali nama yang sempat ia dengar saat membersihkan ndalem.

" Kayaknya bukan "

" Jadi apa? "

" Lupa plisss, di otak tuh udah ada, tapi payah sebutinnya. "

" Iyakan, emang gitu. Otaknya ga singkron sama mulut. "

Mereka mengangguk sekompak, si pembawa gosip masih tampak berfikir keras, guna mengingat siapa nama yang ia dengar tadi dengan susah payah.

" Ha! Diva! " Serunya dengan tampang heboh.

" Diva? Memangnya ada yang namanya diva di pesantren ini? "

" Ada Weh, setahuku sii yang namanya diva ada tiga. "

" Nah, berati diva yang mana satu nii? "

" Yang bandal yang mana? "

" Yang bandal ya diva dua belas tiga. "

" Nah yang itu! "

" Kamu serius? Tau dari mana? "

" Tadi aku denger percakapan Gus Zindan sama gus Alip pas bersih bersih ndalem. "

Mereka berlima saling memandang satu sama lainnya, jika sudah di dengar sendiri maka informasi ini jelas asli bukan sekedar gosip biasa.

" Kok bisa tiba tiba njir? "

" Eh mulut kamu, nanti kalo ada ustadz atau ustadzah yang denger, bisa kasus. "

" Eh iya, maap maap. "

" Gilak lah, sakit hati banget aku. "

" Yang sabar ya ren... "

Iren, gadis itu mengelus dadanya sendiri, merasa sakit hati mendapat kabar seperti itu. Ia sudah cukup lama menyukai Gus Zindan, bahkan dari awal melihat Gus Zindan mengajar.

Selama ini ia juga sudah berusaha untuk mendekati Gus Zindan, namun tidak pernah berhasil, dan kini justru ia mendengar bahwa pria itu akan melamar seorang santri yang berasal dari pondok pesantren yang sama dengannya.

" Eh tapi yang aku denger, Gus Zindan punya gebetan? Bukan gebetan sii, lebih tepatnya ada perempuan yang dia cintai di luar pondok pesantren. Denger denger sii guru TK. " Celetuk Sherly, membuat keempat temannya langsung menatap padanya.

" Nah iya, aku juga ingat! Hari tu ni gosip menyebar luas. Tapi kan katanya kyai habib gak ngerestui. "

" Itu dia! Apa si diva diva ini cuman di jadikan pelarian doang ya? "

" Ga tau juga sii. Kita juga ga tau mana yang namanya diva itu. "

Mereka berlima kompak mengangguk, karena memang mereka tidak mengenal diva terlalu dekat. Hanya tau nama saja, karena banyak para ustadz atau ustadzah yang membahasnya.

**

" What? Tiba tiba bangettttttt wehh " sisi menutup mulutnya dengan sebelah telapak tangannya, ia begitu terkejut mendapati berita yang di bawa oleh Dila.

Dila mengedikkan bahunya singkat. " Gosip ini udah menyebar luas. Kalian tau, bahkan gosip ini baru ada siang tadi. Tapi hampir semua orang satu pesantren ini udah pada tau. " Cetusnya dengan mata berbinar kagum.

Begitu lah gosip, ia mudah menyebar luas bak virus. Tak perduli apakah gosip itu benar adanya atau hanya kebohongan semata. Makanya banyak orang di himbau untuk tidak dengan mudah percaya pada gosip yang beredar.

" Diva diem diem gacor juga ya. "

" Bukan gitu, tapi emangnya kalian ga ngerasa kalo semua ini terlalu tiba tiba banget? Pasti ada sesuatu yang terjadi. " Kayla duduk tegap, ia menutup Alqur'an yang ia pegang untuk menghafal tadi.

Dila dan sisi langsung tampak tegang mendengar perkataan Kayla. Kayla benar, pasti ada sesuatu yang terjadi hingga Gus Zindan tiba tiba di gosipkan akan melamar diva.

" Aihhh ini perlu di pertanyakan sama si diva nih! "

Kayla dan sisi mengangguk, mereka berdua setuju pada ide Dila yang ingin mengintimidasi diva dengan adanya berita ini. Jika benar ia akan di lamar oleh Gus Zindan, maka ketika kembali nanti mereka akan menjadi seorang wartawan untuk diva.

" Tapi apapun itu, ucapan kita jadi kenyataan. Diva akhirnya berjodoh sama Gus Zindan, kalo memang Gus Zindan beneran ngelamar diva. " Sisi menghela nafasnya lega, ia sedikit terharu.

" Yap! Kamu kapan kay? "

" Apanya? " Kayla yang tadinya ikut terharu hingga melamun memikirkan dila, langsung terkejut ketika di hadang dengan sebuah pertanyaan ambigu dari sisi.

" Kapan di lamar Gus Alip? "

" Asbun mu itu loh, dila. Kamu kalik yang pengen di lamar Gus Alip. "

" Iya sih pengen, tapi kan gosip nya itu nama kamu, bukan nama aku. "

" Gosip doang "

" Siapa tau jadi kenyataan. "

" Ga akan. "

Dila tersenyum meremehkan gaya bicara Kayla saat ini. Ia tau, Kayla memang cukup anti pada yang namanya percintaan, tapi biasanya yang seperti itu sekali jatuh cinta maka akan terlihat lebih bodoh dari orang yang berkali-kali jatuh cinta.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!