NovelToon NovelToon
Pengertian Sang Kaisar Kegelapan

Pengertian Sang Kaisar Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta setelah menikah / Aliansi Pernikahan / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:79.8k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Luna Arindya, pemanah profesional dari dunia modern, meninggal tragis dalam sebuah kompetisi internasional. Saat membuka mata, ia mendapati dirinya berada di dalam novel fantasi yang pernah ia baca—dan menempati tubuh Putri Keempat Kekaisaran Awan. Putri yang lemah, tak dianggap, hidupnya penuh penghinaan, dan dalam cerita asli berakhir tragis sebagai persembahan untuk Kaisar Kegelapan.

Kaisar Kegelapan—penguasa misterius yang jarang menampakkan diri—terkenal dingin, kejam, dan membenci semua wanita. Konon, tak satu pun wanita yang mendekatinya bisa bertahan hidup lebih dari tiga hari. Ia tak tertarik pada cinta, tak percaya pada kelembutan, dan menganggap wanita hanyalah sumber masalah.

Namun semua berubah ketika pengantin yang dikirim ke istananya bukan gadis lemah seperti yang ia bayangkan. Luna, dengan keberanian dan tatapan tajam khas seorang pemanah, menolak tunduk padanya. Alih-alih menangis atau memohon, gadis itu berani menantang, mengomentari, bahkan mengolok-olok

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Pagi menyingkap tirai malam dengan cahaya keemasan. Burung-burung berkicau di halaman istana, sementara embun masih menggantung di kelopak bunga plum yang bermekaran. Namun bagi Rui, malam yang baru saja berlalu seakan masih membekas.

Ia terbangun lebih awal, duduk di tepi ranjang dengan jubah hitam besar yang masih menyelimuti tubuhnya. Jubah itu… jubah milik Kaisar. Bau samar kayu cendana masih tertinggal di serat kainnya. Rui memandanginya lama, bibirnya melengkung tipis tanpa sadar.

Kalau orang lain tahu, apa yang akan mereka pikirkan?

Ia menggeleng pelan, menepiskan bayangan itu. Baginya, kelembutan bukan sesuatu yang bisa ia percayai begitu saja. Terlalu berbahaya untuk menyimpan ilusi dalam dunia penuh jebakan ini.

Namun, entah kenapa, setiap kali mengingat tatapan Tian Ze semalam, dadanya kembali terasa hangat.

---

Di aula utama, pagi itu diadakan rapat singkat. Para pejabat hadir dengan wajah tegang. Isu pengkhianatan Zhao Kun mulai beredar samar, meski belum ada yang berani menyebutnya terang-terangan.

Rui duduk anggun di sisi Kaisar, mengenakan jubah permaisuri berwarna perak dengan hiasan phoenix hitam. Senyumnya tenang, namun matanya menyapu seisi ruangan, mencatat setiap perubahan wajah.

Tian Ze, seperti biasa, duduk di singgasana utama dengan sorot mata dingin. Tetapi setiap kali Rui bergerak sedikit untuk merapikan gulungan atau mengangkat cawan teh, ia meliriknya tanpa sadar. Sekilas saja, cepat, namun cukup untuk membuat hatinya bergolak.

“Laporan dari perbatasan utara,” salah satu pejabat membacakan. “Sisa pasukan Sayap Hitam terlihat berkumpul di lembah He Yuan. Jumlah mereka tidak besar, tapi cukup untuk mengacau jika dibiarkan.”

Zhao Kun berdiri dengan tenang, suaranya mantap. “Yang Mulia, menurut hamba, kita sebaiknya tidak mengirim pasukan ke sana. Perjalanan terlalu jauh, persediaan kita tidak akan cukup. Biarkan mereka tercerai-berai dengan sendirinya.”

Beberapa pejabat mengangguk, setuju. Namun Rui mencondongkan tubuh sedikit, matanya menatap tajam ke arah Zhao Kun.

“Jika kita membiarkan ular kecil tumbuh, bukankah suatu hari ia akan berubah menjadi naga? Sayap Hitam mungkin tampak lemah, tetapi mereka masih bisa menjadi pisau di punggung kita.”

Ruangan mendadak hening. Zhao Kun tersenyum, meski rahangnya mengeras. “Permaisuri berbicara benar. Namun hamba hanya khawatir pasokan—”

“Pasokan akan saya urus.” Tian Ze memotong tajam, suaranya menggema. “Kau hanya perlu menyiapkan strategi pertahanan kota. Atau apakah tugas itu terlalu berat bagimu, Zhao Kun?”

Nada dingin itu membuat Zhao Kun tak bisa menjawab selain menunduk. Rui menatap Tian Ze sekilas. Kata-kata Kaisar barusan… adalah perlindungan.

Ia menyadari, meski Tian Ze tak pernah menunjukkan terang-terangan, lelaki itu sudah mulai menempatkan dirinya bukan sekadar istri formalitas, melainkan partner sejajar.

---

Setelah rapat bubar, Rui kembali ke paviliunnya. Lan Mei segera mendekat, matanya berbinar penuh penasaran.

“Permaisuri… Anda tadi luar biasa sekali! Zhao Kun hampir tidak bisa membela diri. Tapi…” Ia menggigit bibir. “Saya juga melihat sesuatu yang berbeda.”

Rui menatapnya. “Berbeda bagaimana?”

Lan Mei menunduk, wajahnya memerah. “Kaisar… beliau… beberapa kali menatap Anda, Permaisuri. Itu bukan tatapan biasa.”

Rui terdiam. Ingatan malam itu kembali menari di kepalanya. Ia menarik napas panjang, menepuk lembut kepala Lan Mei.

“Jangan terlalu banyak menebak. Tatapan tidak berarti apa-apa. Yang penting adalah langkah kita berikutnya.”

Meski suaranya tegas, dalam hatinya sendiri ia tahu Lan Mei tidak salah.

---

Sore itu, Rui pergi ke taman istana untuk menenangkan pikiran. Pohon persik di dalam ruang dimensinya teringat lagi, buah-buah abadi yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan. Ia menimbang bagaimana dan kapan harus menggunakannya.

Saat ia melangkah melewati jembatan batu kecil, tiba-tiba angin kencang bertiup, membuat selendangnya terlepas. Kain tipis itu melayang, hampir jatuh ke kolam teratai.

Namun sebelum ia sempat meraihnya, seseorang sudah mendahului. Sebuah tangan kokoh menangkap selendang itu tepat sebelum menyentuh air.

Rui menoleh dan mendapati Kaisar Wang Tian Ze berdiri di hadapannya.

“Sepertinya kau suka membuatku datang tepat waktu,” ujarnya datar, menyerahkan kain itu.

Rui menerimanya, menunduk sedikit. “Saya tidak minta Anda repot-repot turun tangan, Yang Mulia.”

“Kalau aku tidak turun tangan, apa kau ingin masuk ke air itu?” balasnya, alis terangkat.

Rui terdiam. Ia hampir ingin tertawa, tapi tatapan serius Tian Ze membuatnya urung. Mereka berdiri di jembatan itu, hanya berdua, di bawah cahaya senja yang menyelimuti istana.

Angin kembali bertiup, kali ini lebih lembut. Selendang di tangannya berkibar, menari di udara.

Entah bagaimana, dalam keheningan itu, Rui merasa dinding dingin yang selalu melingkupi Kaisar perlahan retak. Ada sesuatu yang berbeda di balik sorot matanya bukan hanya kekuasaan, bukan hanya kehendak besi, melainkan… keinginan untuk menjaga.

“Yang Mulia,” akhirnya Rui berbisik, “jika Anda terus seperti ini, saya benar-benar akan salah paham.”

Tian Ze menatapnya lama, begitu lama hingga Rui harus menahan napas. Lalu ia melangkah maju, mendekat, hingga jarak mereka begitu tipis.

“Terserah,” ucapnya rendah. “Kalau kau salah paham, biarkan saja.”

Rui membeku. Kata-kata itu… persis sama seperti semalam. Dadanya kembali bergemuruh.

Namun sebelum ia bisa menanggapi, Tian Ze sudah berbalik, berjalan menjauh dengan langkah tegas. Meninggalkan Rui berdiri di jembatan, selendang di tangannya bergetar tertiup angin.

---

Malam berikutnya, Rui kembali ke ruang dimensi bersama Yu Zhi. Harimau kecil itu melompat-lompat di sekitar pohon persik, sementara Rui duduk termenung di bawahnya.

“Yang Mulia, wajah Anda hari ini… berbeda,” komentar Yu Zhi polos.

Rui menoleh, mengangkat alis. “Berbeda bagaimana?”

“Mata Anda tidak setenang biasanya. Seperti ada badai kecil di dalamnya.”

Rui tersenyum tipis, menepuk kepala Yu Zhi. “Badai kecil tidak akan meruntuhkan gunung. Ingat itu.”

Namun dalam hatinya sendiri, ia tahu badai kecil itulah yang justru paling berbahaya.

---

Di sisi lain istana, Tian Ze berdiri di ruang kerjanya, menatap peta besar di dinding. Namun pikirannya tidak fokus pada strategi perang. Setiap kali ia mencoba berkonsentrasi, bayangan Rui selalu menyelinap. Senyum samar, tatapan tajam, bahkan kehangatan tubuhnya saat berada dalam pelukannya semalam.

Ia mengepalkan tangan. Seharusnya aku tidak goyah.

Tapi kenyataan berkata lain.

---

Keesokan harinya, saat fajar baru menyingsing, Rui dipanggil untuk menemani Kaisar dalam pemeriksaan pasukan. Ia melangkah ke lapangan pelatihan, mengenakan jubah sederhana namun anggun. Prajurit membungkuk dalam ketika ia lewat.

Tian Ze berdiri di tengah, aura menggetarkan seperti biasa. Namun begitu melihat Rui datang, matanya melembut sepersekian detik sesuatu yang tidak luput dari penglihatan Jun Hao yang berdiri di dekatnya.

Rui berjalan ke sisinya, berdiri tegak dengan tenang. Hanya seulas senyum samar di bibirnya yang menunjukkan kalau ia menyadari perubahan itu.

Dan di bawah cahaya matahari pagi, dua sosok itu berdiri berdampingan. Kaisar Kegelapan dan Permaisuri yang licin dua hati yang perlahan saling mendekat, meski dunia sekitarnya masih dipenuhi racun dan pengkhianatan.

---

Malam romantis itu ternyata bukan sekadar kebetulan. Fajar berikutnya membawa perubahan kecil tapi berarti dalam hubungan mereka. Belum ada janji, belum ada pengakuan namun benih perasaan sudah tertanam, menunggu saatnya tumbuh di tengah badai yang lebih besar.

Bersambung…

1
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
gak oerlu di ajarin dong, agak lain emang putri kita yang 1 ini
tapi bikin suka /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pede sekali anda Rui, tapi emang bener sih gak ada dua nya 🤣
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
roh cantik dari jembatan ancol ya kan /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
aku padamu Rui 🤣
kalo Lan mei harus banyak² stok kesabaran untuk mengahadapi majikan dandom ini 😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
anti mainstream ngidamnya Rui 😂😂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
hamil barengan jd nanti anaknya gede barengan jg 😂😂
Yue Li MZy
Raja Yan terlalu pengecut bisa bisa nya dijadikan boneka oleh anak sendiri untuk kehancuran rakyat
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
semoga kalian bahagia selalu 😍😍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kerajaan Yan runtuh karna ulah anaknya sendiri 😏😏😤
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kasihan rakyat pemimpin nya egois 😤😤
Dian Susantie
wah.. bakalan ada demo rakyat ke pemerintah nya nih.. 🔥🔥🤭🤭
Dian Susantie
wah.. ada musuh baru lagi nih... 🔥🔥🔥
Atalia
mantap juga rencana Permaisuri🤭🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kalian akan hancur
Dewiendahsetiowati
A-Sian Hulk versi wanita
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Yan Fei gak th aja kl kaisar Tian Zhe marah pasti kerajaan ayahmu akan musnah 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
A- Sian kuat banget ya 😅😅
Dewiendahsetiowati
jodoh Bai Lang
nacho hong
Mcm movie cina kaisar pembinor
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
bai Long dpt teman baru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!