Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29_Anak kucing
Yuna berkacak pinggang melihat mobil Leo yang benar-benar meninggalkannya di pinggir jalan. Dia merasa sangat marah saat ini, dia tidak menyangka jika Leo akan benar-benar menurunkannya.
"Kau meninggalkan ku di pinggir jalan? Jangan menangis jika seseorang memungut ku," Yuna mengirim pesan pada Leo. Leo dengan cepat membacanya lalu tertawa dengan pesan yang di kirim Yuna.
'Memungut? Kau menyamakan diri mu seperti anak kucing,' batinnya.
"Leo... kau akan menyesal sudah meninggalkan istri cantik mu di pinggir jalan," Yuna mengirim pesan lagi. Leo kembali tertawa membaca pesan Yuna.
Yuna lalu menghubungi taksi, hanya butuh waktu tak kurang dari lima menit sebuah taksi datang menjemputnya.
"Apa dia pikir aku tidak bisa sampai rumah jika dia meninggalkan ku? Tunggu saja pembalasan ku Leo," Yuna bersungut-sungut. Dia benar-benar kesal dengan ulah Leo yang satu ini.
"Apa kau pikir akau akan menelfon mu? Memohon agar kau menjemput ku? Sorry... lihat saja, kau yang akan memohon pada ku, kau akan berlutut di depan ku untuk meminta maaf," Yuna berbicara sendiri, membuat driver senyum-senyum mendengar omelannya.
"Pak... kita muter-muter dulu ya."
"Baik Nona."
"Biar tahu rasa dia. Aku akan pulang sedikit terlambat dari dia, biar dia menunggu ku sampai berakar hahaaaaa."
"Kalian pasti pasangan yang begitu banyak cinta," Pak supir akhirnya berkomentar setelah sedari tadi hanya diam dan senyum-senyum mendengarkan Yuna mengomel.
"Ummm... ku harap seperti itu. Dia laki-laki yang sangat tampan, dia nyenengin meskipun lebih banyak nyebelinnya sih, dia selalu bilang kalau aku mirip bebek hahaa padahal aku tahu dalam hatinya dia memuji ku dan dia... laki-laki yang lembut," Yuna menunduk dan memperhatikan kakinya, sentuhan Leo masih terasa di sana.
Leo menjadi diam setelah kejadian teh hijau itu. Yuna sadar dia yang salah dan dia harus meminta maaf pada Leo.
"Pak... aku ingin segera pulang saja," Yuna berubah pikiran.
"Baik," Bapak supir mengangguk dan tersenyum, dia sangat setuju dengan keputusan itu.
Yuna diam memegangi pagar rumahnya, masih terkunci dan itu artinya Leo belum kembali, kemana dia? Yuna kemudian membuka tasnya, mencari remote gerbang namun dia tidak menemukannya. Kemarin dia sangat terburu-buru jadi dia lupa untuk membawanya.
Yuna mencoba satu cara lagi. Dia memasukkan sandi tanggal ulang tahun Leo, namun tidak berhasil. Nomor rumah beserta Rt/Rw namun tetap tidak berhasil, dia mulai menyesal saat ini karena dia tidak pernah menghafalkan sandinya.
Langit sudah mulai gelap saat ini, angin berhembus dengan kencang, suara geluduk begitu nyaring. Yuna segera menghubungi nomor Leo tapi hingga panggilan yang ke lima kali tidak ada jawaban dan bahkan saat ini Leo menonaktifkan Hpnya.
Gerimis mulai membasahi rambut Yuna. Dia segera memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dia mulai kesal lagi pada Leo. Geluduk masih bersahut-sahutan lalu, hujan... Hujan yang begitu deras dengan angin yang langsung mendinginkan tubuhnya.
Yuna tersenyum pahit. Dia sudah basah kuyub saat ini, hembusan angin membuat tubuhnya merasa lebih cepat kedinginan, dia kemudian jongkok memegangi kedua lututnya, sesekali menggosok-gosok telapak tangannya untuk mengurangi rasa dingin.
Ini membuat Yuna mengingat sebuah kejadian di masa kecil, ketika dia di hukum Ayahnya karena diam-diam kabur pergi ke pantai. Hukuman agar Yuna tidak mengulanginya lagi, namun Yuna tidak pernah berhenti hanya karena hukuman. Saat dimana Yuna di hukum ditengah hujan, seseorang pasti akan datang membawakannya payung, memayunginya dan menemaninya hingga Ayahnya membukakan pintu untuknya. Mengingat masa itu membuat Yuna tersenyum.
"Apa kabar mu sekarang? Sudah sangat lama kita tidak bertemu," gumamnya pelan.
Sorot mobil Leo mengenai wajahnya. Yuna tidak perduli, dia masih menekuk lututnya karena merasa sangat kedinginan.
"Apa yang kau lakukan disini?" Leo menghampirinya dan memayunginya. Yuna diam.
Leo melirik gerbang yang masih tertutup lalu kemudian dia segera membukanya. Melihat Yuna yang begitu kedinginan seperti anak kucing yang kehujanan membuat Leo merasa bersalah namun Leo masih merasa kesal dengan adegan tadi pagi.
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..
klu gk tertarik mna mungkin sampai cium😘
dr yg aku baca Yuna memang cantik banget Vano bahkan Karel jg suka Leo masih ketutup cinta buta Kiara .
novel sekarang gk ada yg menari pasti bacanya berhenti di tengah jlan udh bosen duluan para author hilang semua