Saat berumur lima tahun orang tua Santika membuangnya namun 12 tahun kemudian orang tuanya berusaha mencarinya. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.
Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah dengan pria tersebut.
Santika sama sekali tidak menyangka kalau banyak rahasia keluarga suaminya yang selama ini tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia apakah itu?
Apakah Santika bahagia menikah dengan suaminya atau berakhir bercerai mengingat keluarga suaminya sangat membenci suaminya dan juga dirinya? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayah Roberto
"Kak Diego." Panggil pria tampan yang bernama Dian sekaligus Adik Tirinya Diego.
"Adik Ketiga, apa kabar?" Tanya Diego basa basi.
"Aku mendengar kalau Kak Diego kondisinya sudah mulai membaik. Setelah Aku melihatnya hari ini sungguh menggembirakan karena Kak Diego sudah hampir sembuh." Ucap Dian sambil memaksakan untuk tersenyum.
"Terima kasih atas perhatian Adik ketiga. Kakak tidak tahu mengapa Adik ketiga datang menemuiku?" Tanya Diego sambil menatap ke arah Adik Tirinya tanpa basa basi.
"Kemarin Aku mendengar dari Ibu kita kalau Kakak Ipar berhasil menyembuhkan Kak Diego. Karena itulah setelah Aku pulang dari kantor, Aku langsung ingin menemui Kakak dan Kakak Ipar." Jawab Dian sambil menatap ke arah Diego lalu menatap ke arah Santika.
("Sepertinya orang ini datang dengan niat buruk." Ucap Santika).
"Tetapi Aku belum pernah mendengar kalau Kakak Ipar ternyata mengetahui tentang pengobatan. Karena itu Aku ingin mengundang Kakak Ipar untuk berpartisipasi dalam kompetisi talenta diantaranya tentang pengobatan yang diadakan di Perusahaan Costa Group yang di mulai besok pagi sampai sore." Ucap Dian.
"Aku ingin tahu, apakah Kakak Ipar bersedia untuk ikut berpartisipasi?" Tanya Dian.
Santika hanya terdiam sambil menatap ke arah suaminya yang ternyata juga sedang menatap dirinya.
"Aku sebenarnya mengetahui sedikit tentang pengobatan karena itulah Aku tidak berani ikut berpartisipasi dalam kompetisi pengobatan di Perusahaan Costa Group." Ucap Santika merendahkan diri.
"Tapi Aku dengar kalau Kakak Ipar bisa menyembuhkan penyakit Kak Diego." Ucap Dian yang ingin agar Santika bisa ikut.
"Itu karena kebetulan Aku mengetahui resep rahasia dan selebihnya Aku tidak tahu cara mengobati orang lain." Ucap Santika mencari alasan untuk tidak ikut.
"Kakak Ipar tidak perlu merendah. Jika Kakak Ipar bisa menjadi juara pertama terbaik di arena kompetisi pengobatan di Perusahaan Costa Group maka Kakak Ipar akan menerima hadiah lima ratus juta dollar dan bisa bergabung di perusahaan keluarga besar kita dengan gaji yang sangat besar." Ucap Dian berusaha mempengaruhi Santika agar bersedia ikut.
Santika yang mendengar hadiahnya berupa lima ratus juta dollar langsung matanya langsung berbinar-binar sama seperti Author jika dapat hadiah sebesar itu hehehehehe ....
"Tidak perlu, istriku saat ini sangat sibuk mera ...." Ucapan Diego terpotong oleh Santika.
"Aku setuju." Jawab Santika sambil tersenyum manis dan matanya bersinar terang sambil membayangkan dirinya berenang dengan mengunakan uang lima ratus juta dollar.
Santika kemudian menatap ke arah suaminya sambil tersenyum manis sedangkan suaminya hanya menatapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bagus. Aku tunggu kedatangan Kakak Ipar." Ucap Dian.
Santika hanya menganggukkan kepalanya kemudian Santika pamit lalu pergi meninggalkan Dian dan pengawal setia milik Dian.
Tanpa sepengetahuan mereka kalau sejak tadi ada sepasang mata melihat dan mendengar apa yang mereka bicarakan. Setelah melihat Santika dan Diego sudah pergi dari tempat tersebut barulah sepasang mata tersebut pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Tuan Muda Dian, Nyonya Besar secara khusus memerintahkan kita untuk mencari waktu yang tepat untuk membunuh Diego dan Tuan Muda Ke dua." Ucap pengawal setianya ketika melihat Santika dan Diego sudah tidak terlihat.
"Jika Nyonya Besar tahu tentang ini ..." Ucapan pengawal setianya terpotong oleh Dian.
"Apakah kamu tidak penasaran mengapa tiba-tiba Kakakku bisa sadar?" Tanya Dian sambil menahan amarahnya.
"Mungkinkah Nyonya Diego yang bisa membuat Tuan Muda Diego sadar?" Tanya pengawal setianya.
"Kita hanya bisa mengetahuinya di acara kompetensi. JIka seandainya Kakak Ipar yang melakukannya maka kita bisa memanfaatkannya untuk membantuku membunuh Kak Diego dan Kak Albert." Jawab Dian yang sangat membenci ke dua Kakak Tirinya.
Pengawal setianya hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti kemudian ke dua pria tersebut pergi meninggalkan tempat tersebut.
Sedangkan di tempat yang berbeda, lebih tepatnya di ruang kerja milik Ayahnya Diego yang bernama Ayah Roberto.
Di mana saat ini Ayah Roberto sedang duduk mengerjakan dokumen yang menumpuk di atas meja mengingat dirinya menggantikan pekerjaan Diego yang sedang terluka parah.
"Tuan Besar." Panggil Asisten Setianya.
"Katakan!" Perintah Ayah Roberto tanpa basa basi sambil masih melanjutkan pekerjaannya.
"Kepala Pelayan sudah bertanya ke dokter kalau racun yang menyerang tubuh Tuan Muda Diego, denyut nadinya sangat lemah dan sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh." Jawab Asisten Setianya.
"Karena itu Tuan Muda Diego meminta Nyonya Besar Kedua agar menghentikan mengirim para dokter untuk mengobatinya." Sambung Asisten Setianya.
"Baiklah. Sekarang kamu keluar dulu." Ucap Ayah Roberto.
"Baik, Tuan Besar." Jawab Asisten Setianya dengan patuh.
Kemudian Asisten Setianya pergi meninggalkan Ayah Roberto sendirian di ruang kerjanya.
"Dulu kamu adalah putra kesayanganku karena kamu telah membuat prestasi di perusahan yang awalnya kecil kini berkembang sangat luar biasa." Ucap Ayah Roberto sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Tapi sayang sekali karena putraku terkena racun ganas membuat nyawamu di ujung tanduk dan tinggal menghitung hari." Sambung Ayah Roberto.
Ayah Roberto sangat sedih karena putra kesayangannya sakit parah dan sebentar lagi akan meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Flash Back On
Walau dirinya dikaruniai empat orang putra namun dirinya sangat menyayangi Diego. Ayah Roberto juga menyayangi Albert hanya saja Albert lebih suka bekerja menjadi Pengacara.
Untuk Dian dan Deon, Ayah Roberto juga sayang hanya saja rasa sayangnya tidak seperti Diego dan Albert. Hal ini dikarenakan Dian dan Deon lebih menyukai kebebasan dan malas bekerja.
Ayah Roberto dulunya seorang Presiden Direktur yang sangat terkenal baik di dalam maupun di luar negri. Namun karena faktor usia membuat Ayah Roberto pensiun tapi karena putra sulungnya terluka parah membuat dirinya terpaksa menggantikannya.
Ketika ke empat putranya masih muda, Ayah Roberto melatihnya dengan keras namun di antara ke empat anak tersebut hanya Diego yang bisa menggantikan dirinya.
Saat itu Ayah Roberto sangat senang karena Diego bisa menjadi Tuan Muda terkenal seperti dirinya. Namun lima tahun kemudian Diego terluka parah dan terkena racun di saat melawan para musuh-musuhnya.
Ayah Roberto sangat terpukul mengetahui hal itu dan lebih sering berdiam diri di ruang kerjanya di saat Ayah Roberto pulang dari bekerja.
Sedangkan istri keduanya yang bernama Ibu Wulan berusaha memberikan nasehat agar suaminya tidak terlarut dalam kesedihan. Namun suaminya memintanya untuk memberikan waktu agar dirinya bisa menerimanya.
Flash Back Off
Karena lelah Ayah Roberto keluar dari ruang kerjanya dan berjalan ke arah kamar utama. Di mana kamar utama tempat dirinya dulu bersama istri pertamanya sekaligus Ibu kandungnya Diego dan Albert.
Istri keduanya yang bernama Ibu Wulan sekaligus Ibu Kandungnya Dian dan Deon. Tidak diijinkan sama sekali untuk tinggal di kamar utama. Ibu Wulan tinggal di kamar yang agak jauh dari kamar utama.
Hal ini dikarenakan Ayah Roberto masih mencintai istri pertamanya karena itulah Ibu Wulan sangat membenci ke dua anak tirinya.
"Sayang, Aku sangat merindukanmu." Ucap Ayah Roberto sambil berbaring di ranjang setelah dirinya sudah selesai mandi dan memakai piyama tidur.
Tubuhnya yang sudah tua dan lelah membuat dirinya langsung tertidur dengan pulas. Sedangkan di tempat yang sama hanya berbeda ruangan, lebih tepatnya di tempat kediaman Diego.
Di mana saat ini Santika dan Diego sudah selesai makan malam di meja makan. Dua orang pelayan setianya yang melihat mereka sudah selesai makan langsung merapikannya kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
"Pergi ke tempat Ibu Wulan sungguh sangat melelahkan." Ucap Santika sambil duduk di kursi dan menyandarkan kepalanya di meja makan.
"Hari ini Aku memaksamu untuk datang menemuinya. Maafkan Aku karena sudah membuatmu menderita." Ucap Diego dengan wajah bersalah.
"Aku tidak pernah merasakan di paksa untuk menemui Ibu Wulan atau merasa menderita, jadi suamiku tidak perlu meminta maaf." Ucap Santika sambil duduk dengan tegak kemudian menatap ke arah suaminya.
"Apalagi Aku percaya jika terjadi sesuatu denganku maka suamiku pasti akan membelaku." Sambung Santika sambil tersenyum manis.
"Apakah kamu benar-benar berpikir begitu?" Tanya Diego sambil membalas senyuman Santika.
"Tentu saja. Suamiku pasti membelaku dari orang-orang yang berniat jahat." Jawab Santika.
("Mulai sekarang dan seterusnya Aku tidak akan membiarkanmu menderita sedikitpun begitu pula dengan pemilik tubuhku ini." ucap Santika).
Santika berjanji dalam hati kalau dirinya ingin melindungi dan membalas perbuatan orang-orang yang sudah menyakiti pemilik tubuh dan juga orang-orang yang sudah menyakiti Diego.
("Mulai sekarang dan seterusnya Aku tidak akan membiarkanmu menderita sedikitpun." ucap Diego).
"Oh ya, kenapa kamu ingin ikut kompentensi?" Tanya Diego penasaran.
"Aku ingin mendapatkan lebih banyak uang karena itu Aku ingin ikut acara tersebut." Jawab Santika.
"Kenapa istriku menginginkan uang banyak?" Tanya Diego penasaran.
mudh membunuh mafia juga diego sdh siao sedia dgn pengawal bayangannya