NovelToon NovelToon
Dosenku Canduku

Dosenku Canduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Karna sakit hati, aku merencanakan menggoda lelaki sok alim yang sering menesehati hubungan haram dan halal padaku. Tapi malam itu, harusnya aku berhenti dan mencibirnya setelah berhasil membuatnya tunduk dengan nafsu. Tapi bukan begitu yang terjadi.

.

.

Saat dia membuka mulut dan membalas ciumanku, aku merasakan ada satu rasa yang tak pernah kurasakan. Perasaan yang kuat hingga aku tak bisa berhenti melepaskannya. Tubuhku mulai meliuk-liuk ketika dia meletakkan tangannya di pinggangku.

"Ahh---" Cimannya terhenti saat aku mulai menggerakkan pinggul diatas pangkuannya.

.

.

"Maaf, semua ini tidak seharusnya terjadi. Saya salah, saya berdosa. Saya biarkan kita berzina."----Adam.

.

.

"Oh, setalah puas, baru Lo ingat dosa? Sedang enak-enak tadi Lo lupa? Cih! Gak usah deh berlagak sok alim lagi di depan gua! Munafik Lo!" Winda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mesum

"Shh. Saya tahu kamu kuat." Adam membujukku.

"Tapi aku gak tau harus melakukan apa." Jujur, selama ini aku tak pernah di libatkan dalam pertengkaran kedua orang tuaku. Aku akan di ungsikan mereka jauh-jauh, karna tak ingin mendengar keributan mereka. Dan ironinya, sekarang aku lebih memilih untuk di ungsikan mereka dari pada menghadapi semua ini.

Sakit. Itulah yang kurasa.

"Kamu kuat sayang. Tetaplah berada di sisi Mama, itu lah yang terbaik yang bisa kamu lakukan sekarang ini," bisik Adam sambil mengusap rambutku. Ubun-ubunku juga di kecup sekali.

Ketika kulerai pelukan, baru aku sadar kehadiran bik Ijah di dekat kami. Dia tersenyum saat aku menoleh padanya.

"Bik. Bibik harus ceritakan semuanya pada Winda. Apa yang terjadi tadi?" pintaku dan bik Ijah mengangguk.

Sebelum memulai cerita, bi Ijah membuatkan minum untukku dan Adam. Adam menuntunku duduk di kursi ruang tamu. Satu tanganku juga di genggamnya, memberi kekuatan.

"Bibi juga ndak tau asal mula pertengkaran tadi. Tiba-tiba saja mereka sudah bertengkar di ruang tamu ini. Bibi sudah coba menengahi, tapi tuan menegur bibi agar ndak ikut campur. Jadinya bibi hanya menunggu di ruang makan." Bi Ijah mulai bercerita.

"Yang bibi dengar, nyonya mempertanyakan kenapa tuan semakin jarang pulang kerumah sejak Winda menikah. Nyonya curiga tuan memiliki wanita lain. Mungkin di karnakan itu, tuan makin emosi dan dia bilang dia bosan setiap hari selalu bertengkar dengan nyonya."

Cerita bi Ijah membuat nafasku semakin sesak. Aku memang pernah mendengar mereka bertengkar, tapi tidak separah ini. "Jadi, sejak Winda tinggal di rumah Adam, mereka sering bertengkar?"

Bi Ijah mengangguk. "Iya, non. Malah makin sering, tapi baru kali ini pertengkaran mereka paling parah. Waktu tuan mengakui sudah memiliki wanita lain, nyonya makin emosi. Semua barang yang bisa di ambil di lampar ke tuan," sambung bi Ijah sambil mengedarkan pandangan ke segenap ruang tamu.

"Papa jahat! Tega dia melakukan hal ini pada mama," gumamku sambil menggeleng.

Nafasku semakin sesak. Jadi, selama ini papa memiliki wanita lain? Tapi siapa? Siapa wanita sial yang berhasil menggoda papa?

Tak dapat kubayangkan bagaimana perasaan mama saat mendengar pengakuan papa itu. Otakku turut membayangkan seandainya Adam melakukan hal itu padaku. Mungkin aku akan gantung diri. Atau minum racun sekalian. Sungguh, aku tak sanggup.

Adam memanggil namaku, tapi tak kupedulikan. Benakku masih di hantui pikiran buruk itu.

"Adam, aku gak bisa membayangkan bagaimana perasaan mama sekarang. Dan aku gak tau apa yang akan kulakukan jika ini terjadi padaku. Mungkin-"

Adam lansung menarikku kedalam pelukannya. "Winda, kamu bicara apa?"

"Aku gak mungkin kuat jika hal ini menimpaku-"

"Sshh. Saya tidak akan pernah melakukan hal itu. Jadi, please, jangan berpikir yang bukan-bukan? Sekarang ini, kamu harus kuat. Kamu harus membujuk mama. Oke?" Adam kembali menimpali sambil mencium keningku, lama.

"Non.... Ehm...sebanarnya masih ada yang belum bibi ceritakan," ucap bi Ijah.

Aku menoleh padanya dengan kening berkerut.

"Ehm, sebenarnya.... Sebenarnya tuan sudah menikah dengan wanita itu, malah mereka sekarang sudah memiliki anak," ucap bi Ijah ragu-ragu.

"Tuan menikahi wanita itu, sewaktu non Winda masih di London. Dan setelah mengakui semua itu pada nyonya, tuan lansung pergi. Itu sebabnya tadi nyonya terdiam seperti itu. Bibi sudah coba membujuk, tapi Ndak di respon. Makanya bibi hubungi non."

Sungguh, aku kaget mendengar yang di sampaikan bi Ijah barusan. Tak dapat kubayangkan bagaimana perasaan mama waktu tau hal itu.

Adam merangkulku dan menarikku kedalam pelukannya, air mataku sudah mulai mengalir. Tidak hanya kaget mendengar papa sudah memiliki istri lain, tapi aku juga merasa sangat kecewa. Kini aku bukan satu-satunya anak papa.

"Non, bibi keatas dulu ya, mau lihat keadaan nyonya," ucap bi Ijah, lalu meninggalkan kami di ruang tamu.

Adam masih memelukku erat, sesekali dia juga mengecup ubun-ubunku.

"Aku tidur di sini ya? Aku gak bisa ninggalin Mama sendiri," ucapku setelah tangisku reda.

"Iya. Ini memang yang terbaik. Kamu harus menguatkan mama."

Kupandang dia dan mengangguk kecil.

"Winda, kamu tahu kan, saya begitu sayang kamu?" ucapnya sambil menyelipkan anak rambutku kebelakang telinga. Perlahan aku mengangguk. "Dan saya tidak akan pernah melakukan hal itu pada kamu. Saya harap kamu tidak lagi berpikir yang bukan-bukan. Sekarang kamu harus kuat, demi mama. Oke, sayang."

Aku Hela nafas panjang dan Adam me-lap pipiku yang basah. Matanya memperhatikan ke arah pembatas ruang tamu, kemudian memandangku lagi dengan mata yang sayu. Dan tiba-tiba dia menundukkan wajahnya mencium bibirku. Aku tertawa kecil dan mendorongnya.

"Iiih! Dalam keadaan seperti ini masih sempat aja kamu mesum!" omelku sambil mencubit perutnya.

Adam pura-pura mengaduh sambil mengusap perut.

"Apaan sih, lebay banget? Orang aku cuma cubit pelan aja."

Adam masih meringis, hingga kuhadiahkan ciuman kebibirnya barulah dia senyum.

"Iya iya, maaf ya." Kulanjutkan mengecup keningnya. "Masih sakit?" Pipi kanannya tak luput dari bibirku. "Makanya kalau di rumah orang jangan nakal." Kini pipi kirinya yang kucium.

Dan seketika Adam lansung menyambar bibirku dan menarikku kedalam pelukannya.

"Shhh. Adam." Aku mendesah menyebut namanya ketika mulutnya di buka dan mulai menggigit bibir bawahku.

Masih sempat kubalas ciumannya dan menjilat bibir merahnya sebelum tertawa, menghentikan kemesuman kami.

"Eh, ini bukan di rumah kita. Di ruang tamu lagi." Aku memukul pelan lengannya yang masih setia memelukku.

"Habisnya, kamu duluan yang menggoda saya," ucapnya sambil mencium pipiku. Tangannya masih erat memelukku.

Kemesuman kami ini bukan hanya semata-mata karna nafsu, hanya gurauan berkasih 2 hati yang mencintai.

Ya, aku memang mencintai dia. Kuakui itu.

"Aku sayang kamu," ucapku meluahkan apa yang kurasa.

Wajah Adam seperti kaget memandangku. Tapi kemudian dia tersenyum lebar. "Saya lebih sayang kamu," balasnya dan mencium kembali bibirku sesaat.

.

.

.

Adam pulang kerumah, meninggalkan aku di rumah mama. Katanya besok pagi dia datang lagi menjemputku. Tak lupa ia mengingatkan aku agar bangun subuh nanti.

Setelah mencuci muka, aku masuk ke kamar mama dan berbaring di sebelahnya. Meski sedang tidur, tapi wajah mama jelas terpancar rasa kecewa yang begitu dalam.

Sedang asyik memperhatikan wajah mama, ponselku berdering.

Pesan masuk dari Adam.

Saya sudah sampai di rumah. Tidurlah, ini sudah malam. I Miss u already. Sleep tight. I love u.

Sedang membalas pesan untuk Adam, layar ponselku menampilkan 1 lagi pesan masuk.

Dari nomor tak di kenal.

Sediakan 100 juta atau keranda untuk Adam. Pikirkan baik-baik. Selamat tidur Winda.

1
Nopi Agustin
ini???
Rike
cerita ny semakin bgung
Sasa Sasa: Kalau kakak bacanya gak loncat-loncat gak akan bingung.. Karna bab sebelumnya panjang. Mungkin kakak gak ngikutin yang sebelumnya, makanya bingung.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!