NovelToon NovelToon
Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Di Kekaisaran Siu, Pangeran Siu Wang Ji berpura-pura bodoh demi membongkar kejahatan selir ayahnya.
Di Kekaisaran Bai, Putri Bai Xue Yi yang lemah berubah jadi sosok barbar setelah arwah agen modern masuk ke tubuhnya.
Takdir mempertemukan keduanya—pangeran licik yang pura-pura polos dan putri “baru” yang cerdas serta berani.
Dari pertemuan kocak lahirlah persahabatan, cinta, dan keberanian untuk melawan intrik istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Suasana di aula utama istana Siu malam itu seperti langit yang diguncang petir. Para pejabat masih tertegun, mulut mereka setengah terbuka, menyaksikan kebangkitan seorang pangeran yang kabarnya telah mati.

Siu Wang Ji berdiri di tengah ruangan, jubahnya berkilau memantulkan cahaya obor, wajahnya tegas, mata tajam bagaikan pedang. Di sisinya, Bai Xue Yi berdiri dengan anggun, jubah putihnya seolah bersinar sendiri, sorot matanya tenang namun mematikan.

Di sisi lain, Pangeran Zhen terperangkap oleh tatapan puluhan pasang mata. Wajahnya pucat, peluh menetes di pelipis, dan senyum palsunya runtuh bagai topeng retak.

“Mustahil…” desisnya lirih. “Aku sudah memastikan sendiri… jebakan itu sempurna…”

Wang Ji tersenyum dingin. “Kesempurnaanmu runtuh oleh satu hal, Paman: kebenaran tidak bisa dikubur selamanya.”

Ia mengangkat gulungan bambu berisi surat bersegel hitam. Lan Er maju dan menyerahkannya kepada salah satu pejabat tinggi, Menteri He, yang dikenal jujur dan tak tergoyahkan oleh suap. Menteri itu membaca keras-keras isi ancaman yang ditulis tangan Zhen.

Setiap kata terasa seperti cambuk yang memukul telinga para pejabat. Saat nama Pangeran Zhen disebutkan, banyak yang bergumam, sebagian terkejut, sebagian lain hanya menunduk, seakan mereka sudah lama curiga.

“Aku… difitnah!” Zhen berteriak, suaranya pecah. “Itu bukan tulisanku! Semua ini rekayasa!”

Xue Yi melangkah maju, suara jernihnya menusuk hening aula.

“Kalau begitu, jelaskan mengapa kurir Serigala Hitam yang tertangkap membawa surat itu bersamamu. Jelaskan mengapa para saksi—” ia menoleh ke arah pintu, memberi isyarat.

Yi Chun dan Su Mei masuk, menyeret dua orang pria berpakaian lusuh dengan tangan terikat. Wajah mereka penuh luka, jelas habis diinterogasi.

“—mengakui bahwa mereka diperintah olehmu, dengan pembayaran langsung dari gudang emas pribadimu di barat kota,” lanjut Xue Yi tanpa ampun.

Pria pertama yang diseret jatuh berlutut. “Ampun! Aku hanya menjalankan perintah… kami dibayar oleh Pangeran Zhen! Semua orang di kelompok kami tahu itu!”

Pria kedua mengangguk ketakutan. “Dia… dia berkata kalau Putra Mahkota mati, jalannya menuju tahta terbuka! Kami tak berani menolak karena keluarga kami dijadikan sandera!”

Suasana aula makin panas. Suara gumaman berubah menjadi bisikan keras, pejabat saling pandang dengan wajah tegang.

Kaisar Siu Ming, yang sejak awal hanya terdiam, akhirnya bangkit dari singgasananya. Wajahnya tampak jauh lebih tua dari sebelumnya, garis kelelahan dan kesedihan jelas tergurat. Ia menatap lama pada putra nya Wang ji dan Adiknya Pangeran Zhen, satu berdiri tegak dengan aura seorang pemimpin, satu lagi terpuruk dengan mata liar penuh panik.

“Zhen…” suara Kaisar parau namun berwibawa. “Benarkah semua ini? Kau sanggup berkhianat pada darah dagingmu sendiri? Membunuh keponakanmu yang dibesarkan bersama sejak kecil?”

Zhen jatuh berlutut, suaranya histeris. “Gege! Itu tidak benar! Mereka semua bersekongkol melawanku! Wang Ji hanya ingin menjatuhkanku agar ia sendiri berkuasa!”

Namun, sebelum kata-kata itu sempat menancap di telinga siapa pun, Wang Ji maju satu langkah, suaranya menggelegar.

“Kalau aku ingin tahta dengan cara kotor, aku sudah melakukannya sejak dulu. Aku punya pasukan, aku punya rakyat yang setia. Tapi aku tidak pernah mengangkat pedang melawan keluargaku… sampai kau sendiri yang memaksa, Paman, taa aku minta pun aku sudah jadi putra mahkota dan akan menjadi penerus ayah lalu untuk apa aku memfitnah mu jika kau tidak mencelakai diriku duluan!”

Ia menghunus pedang hitamnya, mengarahkannya tepat ke dada Zhen. “Kalau bukan karena ibuku, Permaisuri Xu Jia, aku sudah menebas kepalamu di sini dan sekarang. Tapi aku ingin keadilan ditegakkan dengan mata rakyat sebagai saksi.”

Xue Yi menatap Wang Ji, lalu menambahkan dengan suara dingin.

“Kami tidak butuh darah lagi. Kami butuh pengadilan. Biarkan semua pejabat dan keluarga istana melihat siapa pengkhianat sebenarnya. Biarkan kebenaran menghukummu, Pangeran Zhen.”

---

Malam itu juga, Zhen digiring ke penjara istana. Semua pengikutnya yang tertangkap dilemparkan ke sel yang sama. Pasukan hitam Wang Ji menjaga setiap pintu, sementara murid-murid Xue Yi mengawasi gerbang luar.

Berita penangkapan itu menyebar lebih cepat daripada kabar kematian Wang Ji sebelumnya. Rakyat di ibu kota bersorak diam-diam, sebab meski mereka takut, mereka tahu siapa yang selama ini menekan dan menindas mereka.

Di paviliun pribadi, Permaisuri Xu Jia menangis haru ketika Wang Ji dan Xue Yi masuk. Ia memeluk putranya erat-erat, suaranya bergetar.

“Anakku… aku hampir kehilanganmu. Kalau kau benar-benar mati… aku tidak akan sanggup hidup lagi.”

Wang Ji menggenggam tangan ibunya. “Ibu, aku masih di sini. Dan aku bersumpah… tidak ada yang akan memisahkan kita lagi.”

Permaisuri menoleh ke arah Xue Yi, matanya penuh syukur. “Kau… kau menyelamatkan putraku.”

Xue Yi tersenyum lembut, sedikit menunduk. “Yang Mulia, aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan.”

Namun tatapan Wang Ji padanya mengungkapkan sesuatu yang lebih. Ia tahu, tanpa Xue Yi, ia mungkin benar-benar sudah terkubur di hutan utara.

---

Keesokan harinya, Wang Ji dan Xue Yi berkumpul bersama Jian, Luo, Yi Chun, Su Mei, dan Lan Er di ruang rahasia. Mereka membahas langkah selanjutnya.

“Pangeran Zhen akan diadili tiga hari lagi,” ujar Jian. “Tapi pengikutnya masih banyak berkeliaran. Kita harus membersihkan istana dari dalam sebelum sidang dimulai.”

Luo menambahkan, “Aku sudah memetakan siapa saja pejabat yang sering berhubungan dengannya. Ada tujuh menteri yang kemungkinan besar sudah disuap. Jika mereka tidak dipisahkan, mereka akan mencoba membela Zhen.”

Yi Chun menyeringai. “Biarkan aku dan Su Mei yang mengurus mereka. Kita punya cara membuat mereka bicara.”

Lan Er yang biasanya ceria kini serius. “Aku akan menyiapkan salinan bukti tambahan. Kalau ada yang membakarnya lagi, kita tetap punya cadangan.”

Xue Yi lalu mengangkat tangannya, menarik perhatian semua orang. “Tidak cukup hanya dengan menghukum Zhen. Kita harus memberi rakyat bukti nyata bahwa Putra Mahkota bukan hanya selamat, tapi juga mampu melindungi negeri ini. Maka setelah pengadilan, kita harus mengumumkan pembaruan besar.”

“Pembaruan apa maksudmu?” tanya Wang Ji, menatapnya dalam.

Xue Yi tersenyum tipis. “Penyatuan kekuatan Bai dan Siu. Murid-muridku, pasukanmu, dan rakyat yang setia… semua harus melihat bahwa keadilan membawa kekuatan baru. Bukan hanya hukuman, tapi juga harapan.”

Wang Ji terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Kau benar. Kita tidak hanya menjatuhkan pengkhianat… kita membangun masa depan.”

---

Tiga hari kemudian, halaman istana dipenuhi pejabat, bangsawan, bahkan utusan dari negara tetangga yang diundang untuk menyaksikan. Kaisar Siu Ming duduk di singgasananya, tampak rapuh tapi tetap berwibawa.

Di tengah aula terbuka, Pangeran Zhen digiring dengan tangan terikat. Wajahnya kusut, matanya liar, namun ia masih mencoba mempertahankan wibawa.

“Bawa saksi!” seru Kaisar.

Yi Chun dan Su Mei maju, menyeret kembali dua kurir Serigala Hitam yang sudah bersumpah akan bicara di depan umum. Mereka menceritakan semua detail: pertemuan rahasia, pembayaran, ancaman.

Kemudian Jian memaparkan catatan keuangan yang mereka temukan, lengkap dengan tanda tangan Zhen.

Setiap bukti dipajang di hadapan semua orang. Tidak ada yang bisa menyangkal lagi.

Akhirnya, Kaisar berdiri, suaranya berat.

“Zhen, kau lahir dari darahku, tapi kau memilih jalan pengkhianatan. Kau mencoba membunuh keponakanmu, merusak kehormatan keluarga, dan mengkhianati rakyat. Hukuman untukmu adalah pembuangan seumur hidup ke perbatasan, tanpa gelar, tanpa kehormatan. Mulai hari ini, kau bukan lagi bagian dari keluarga kerajaan.”

Zhen menjerit, tubuhnya meronta, namun pasukan hitam Wang Ji segera membungkamnya. Ia diseret keluar aula, meninggalkan jejak hina yang tak akan pernah terhapus.

----

Begitu pengadilan usai, rakyat di ibu kota bersorak gembira. Mereka melihat Wang Ji berdiri tegak di samping Kaisar, dengan Xue Yi di sisinya. Dua sosok itu bagai cahaya baru di tengah kegelapan panjang.

Malamnya, Wang Ji dan Xue Yi berdiri di balkon istana, menatap kota yang kini dipenuhi obor rakyat yang merayakan.

“Semua ini… baru permulaan,” ucap Wang Ji lirih.

Xue Yi menoleh padanya. “Ya. Tapi dengan kepercayaan rakyat dan kekuatan yang kita miliki, jalan ke depan tidak lagi sepi. Kau tidak sendiri.”

Wang Ji menatapnya lama, lalu menggenggam tangannya. “Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi, Xue Yi.”

Di kejauhan, suara genderang kemenangan bergema. Pasukan Bai dan Siu yang dulunya terpisah kini berbaris bersama. Penyatuan itu bukan hanya janji—ia sudah menjadi kenyataan.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dua kekuatan besar itu berdiri di bawah satu langit, siap menghadapi masa depan bersama.

Dan di antara semua itu, cinta dan tekad Wang Ji serta Xue Yi menjadi fondasi yang akan mengguncang sejarah.

Bersambung

1
Tiara Bella
wahhh jodohnya Bai Xiang ini mah...
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ciee pangeran dah ada hilal jodoh nih /Chuckle/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Oohh lama juga sampe bulanan
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaaahh manis naa 😃🫠🤗
Tiara Bella
ceritanya bagus
kaylla salsabella
lanjut Thor
Maria Lina
lgi thor kok 1 kn kurang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kirain hukum mati, kalo dibuang doang nanti bikin pasukan baru ga tuh
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaah strategina kereen /Determined//Determined/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Keserakahan mengalahkan segalana 😏 hhmm dasar sipaman ga tau diri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Jebakan ga sih itu /Speechless/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
😂🤣 Nunggu wangji menyatakan cinta kelamaan ya, jadi nembak duluan
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagi tuh yg mau bunuh wang ji 🤔
Hendra Yana
mantap
Tiara Bella
makasih thro upnya banyak.... semangat ya
kaylla salsabella
lanjut Thor
kaylla salsabella
lanjut Thor😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!