Seorang janda bekerja di proyek, lingkungan di proyek banyak tantangan dan godaannya, apakah dia bisa menghadapi tantangan dan godaannya? Silahkan baca cerita ini😀😀😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(9) Cinta segitiga di proyek
Budi semakin cemburu melihat kedekatan Heru dan Mawar yang makin hangat. Dia merasa seolah-olah mulai tergeser dari posisi hati Mawar. Setiap kali Heru ada di sekitar Mawar, Budi sulit menyembunyikan perasaannya yang campur aduk antara iri dan khawatir.
Budi ingat dulu mereka selalu berbagi cerita dan tawa, tapi sekarang Mawar sering tersenyum pada Heru, membuatnya merasa sedikit tersisih. Dia mulai memperhatikan detail kecil, seperti cara Heru memperlakukan Mawar dengan perhatian lebih, atau bagaimana Mawar terlihat senang saat bersama Heru. Hal-hal itu membuat Budi bertanya-tanya, apakah ada harapan lagi untuk dirinya?
Meski begitu, Budi juga berusaha mengendalikan emosi. Dia sadar, cemburu itu wajar tapi harus dihadapi dengan kepala dingin. Budi mulai berpikir untuk berbicara jujur kepada Mawar tentang perasaannya, agar hubungan mereka tidak penuh dengan salah paham. Tapi hatinya juga takut kehilangan Mawar jika terlalu terbuka.
Di sisi lain, Heru sendiri mendekati Mawar dengan niat baik dan tulus, tanpa ingin mengganggu hubungan lama. Mawar pun merasa bingung dengan perhatian Heru, tapi juga tidak mau menyakiti siapapun. Situasi ini jadi rumit, penuh drama perasaan yang saling bertabrakan.
Budi mulai memberikan banyak pekerjaan kepada Heru, merasa ingin menguji kemampuan sekaligus membuat Heru sibuk. Tugasnya bertambah dari hari ke hari, membuat Heru harus bekerja ekstra keras agar semuanya selesai tepat waktu. Budi tampak serius, tapi ada rasa cemburu yang tersembunyi setiap kali melihat perhatian Mawar pada Heru.
Heru mencoba tetap profesional, menerima semua tugas dengan sabar dan semangat. Meski merasa lelah, dia tak ingin mengecewakan Budi atau tim. Pekerjaan yang bertumpuk juga jadi kesempatan buat Heru membuktikan diri dan menunjukkan kapasitasnya di kantor.
Mawar yang melihat ini, kadang merasa iba sekaligus kagum pada Heru yang tetap tegar. Dia juga tahu Budi sebenarnya sedang bergulat dengan perasaannya, yang tercermin lewat beban kerja berlebih untuk Heru. Situasi ini bikin suasana kantor jadi agak tegang, tapi juga memotivasi Heru untuk terus maju.
Budi merasa cemburu melihat kedekatan Mawar dan Heru, lalu berusaha menjauhkan mereka dengan berbagai cara. Dia mulai mengatur jadwal kerja Heru menjadi sangat padat, berharap Heru tak punya waktu lagi untuk bertemu Mawar. Budi juga menghindari mengajak Mawar ngobrol panjang agar hubungan mereka tidak makin dekat.
Namun, upaya Budi itu malah tidak berjalan mulus. Mawar dan Heru tetap bisa berkomunikasi dengan lancar, baik di kantor maupun di luar. Heru yang tulus dan sabar terus menunjukkan sikap baik tanpa beban, membuat Mawar merasa nyaman. Mereka sering bertukar cerita, dan kedekatan itu malah makin kuat karena kejujuran dan perhatian yang diberikan Heru.
Budi pun mulai sadar, usahanya menjauhkan Heru tidak berhasil karena hubungan Mawar dan Heru dibangun atas kepercayaan dan rasa saling pengertian. Bukannya menjauh, mereka makin sering berbagi waktu, seperti saat Heru tak sengaja ketemu anak-anak Mawar dan langsung akrab.
Pada akhirnya, Budi paham kalau cinta dan hubungan itu bukan soal menghalangi, tapi tentang membuka hati dan menghormati pilihan. Kesungguhan Heru mampu menyentuh hati Mawar dan anak-anaknya, sehingga kedekatan mereka terus tumbuh dengan alami.
Mawar dan Heru semakin dekat, dan hal itu mulai menarik perhatian banyak orang di sekitar mereka. Di kantor, rekan-rekan kerja tak bisa tidak mengamati bagaimana mereka sering berbagi tawa, saling mendukung dalam pekerjaan, bahkan sering makan siang bersama. Kehangatan dan kenyamanan yang mereka tunjukkan bikin suasana kerja jadi lebih ceria dan penuh energi positif.
Selain di kantor, kedekatan mereka juga terlihat saat Heru dengan alami akrab bersama anak-anak Mawar, Ammar dan Ririn. Heru yang perhatian bikin Ammar dan Ririn merasa nyaman, bahkan mulai memanggilnya dengan penuh kasih sayang. Hal ini membuat tetangga dan teman Mawar turut memperhatikan perubahan positif dalam keluarga kecil itu, menambah rasa penasaran tentang kedekatan mereka.
Tak dipungkiri, beberapa orang mulai berbisik, tak sabar melihat apakah hubungan mereka akan berkembang lebih serius. Namun, Mawar dan Heru tetap santai, menikmati proses tanpa tekanan, seraya membangun ikatan yang tulus dan hangat. Bagi mereka, perhatian orang lain justru jadi tanda bahwa hubungan ini istimewa dan bermakna.
Mawar dan Heru memilih cuek saja terhadap gosip yang bilang mereka dekat. Mereka justru lebih nyaman menjalani hubungan diam-diam di kantor, tanpa perlu pamer atau membuat heboh. Meski banyak yang mulai curiga, mereka tetap fokus menjalankan tugas masing-masing dengan profesional.
Di kantor, mereka saling memberi perhatian lewat hal-hal kecil, seperti saling mengirim pesan singkat yang hanya bisa dimengerti berdua, atau saat menyerahkan dokumen dengan senyum hangat. Tapi mereka sengaja tak menunjukkannya di depan umum supaya hubungan tetap tertutup dan aman dari gosip yang bisa bikin ribet.
Mawar merasa tenang karena Heru juga menghargai privasi mereka. Heru pun nyaman dengan cara itu, karena ia ingin membangun hubungan yang serius tanpa tekanan atau desakan dari orang lain. Dengan begitu, mereka bisa menikmati momen-momen kebersamaan tanpa harus dijadikan bahan pembicaraan.
Gosip di sekeliling memang tak hilang, tapi Mawar dan Heru memilih fokus pada perasaan dan komitmen mereka masing-masing. Mereka percaya, kalau memang jodoh, waktunya akan memperlihatkan semuanya dengan sendirinya. Jadi, untuk sekarang, mereka santai dan menikmati proses tanpa perlu takut pada kabar buruk.
Mawar dan Heru memutuskan untuk menjaga hubungan mereka tetap rahasia di kantor. Mereka sering kencan diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain supaya suasana tetap nyaman dan tak bikin ribet. Setiap pertemuan mereka rencanakan secara sederhana dan penuh perhatian, mulai dari makan malam di tempat yang tidak terlalu ramai sampai jalan-jalan sore di taman yang sepi.
Mereka sadar terlalu banyak orang yang mulai memperhatikan, jadi memilih untuk tidak memamerkan kedekatan itu. Heru dan Mawar saling mengirim pesan singkat untuk mengatur waktu agar bisa bertemu tanpa mencuri perhatian. Bahkan, mereka sering bertukar kode khusus agar obrolan tetap privat dan hanya mereka yang mengerti.
Kencan-kencan rahasia itu malah bikin hubungan mereka makin erat. Mereka bisa saling mengenal lebih dalam tanpa tekanan atau gosip yang mengganggu. Saat bersama, mereka benar-benar menikmati momen tanpa harus khawatir dilihat atau dibicarakan banyak orang. Anak-anak Mawar pun kadang ikut, tapi tetap dengan cara yang tidak mencolok, supaya privasi tetap terjaga.
Meskipun begitu, menjaga rahasia bukan hal yang mudah. Mereka harus tetap waspada, menghindari orang-orang yang terlalu penasaran atau memperhatikan setiap gerak-gerik. Tapi Heru dan Mawar justru merasakan keasyikan tersendiri dalam menjalani hubungan yang penuh tantangan seperti itu.