Follow Instagram aku ya : @authoranakkost
Luna Maria, seorang gadis muda yang sudah mengalami kerasnya hidup. Diperlakuan seperti seorang pembantu oleh bibinya merupakan hal yang biasa bagi Luna.
Sampai pada suatu ketika, takdir mempertemukan Luna dengan Winston, seorang pria arogan dan possesive. Dan pada akhirnya Luna menjadi simpanan Winston.
Awalnya semua terlihat baik-baik saja, karena Winston memang tertarik pada Luna. Sampai saat satu persatu rahasia rumit dan masa lalu yang menghubungkan mereka berdua terkuak, menguji hubungan mereka.
Dendam, rasa benci, cinta segitiga dan persahabatan akan mewarnai cerita rumit antara Luna dan Winston, akankah mereka tetap bersama setelah rahasia kelam itu terkuak?
Jika penasaran, ikuti terus ya ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siput
***
"Aku sudah tidak sabar ingin bertemu kelinciku." Ucap Winston, dia sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Luna.
Tapi sesampainya di mansion, tidak ditemukan nya Luna disana, dan barulah Winston tahu, jika Luna pergi ke acara sekolahan nya.
Bergegas Winston ke sekolah Luna, dia sangat tidak nyaman, Winston merasa ada yang tidak beres, dan pada saat Winston sampai di sekolah, dia melihat seorang pria sedang berlutut dihadapan Luna.
"Kurang ajar kau bocah, berani nya kau memegang tangan wanita milikku, tidak akan ku biarkan."
"Rean, nyalakan lampunya." Perintah Winston pada Rean yang memang sedang ikut bersamanya.
Setelah Lampu menyala,
"Sayang," Winston sengaja menguatkan suaranya agar Luna mendengar nya,
Winston berjalan dengan sangat cepat, dia sudah sangat ingin menghempaskan tangan priaria yang sedang menggenggam tangan wanitanya.
"Sayang, apa yang kau lakukan disini? aku sangat merindukan mu," Winston menarik Luna dan memeluknya dengan sangat erat.
Tapi pandangan mata Winston melekat pada Rendi, pandangan mata itu terlihat sangat menyeramkan, tapi Rendi tidak peduli.
"Luna, siapa Pria ini?" tanya Rendi.
"Heh cecunguk, kau masih bertanya. Luna adalah kekasihku kau dengar tidak? Jadi, mulai hari ini, jangan pernah kau muncul di hadapan nya lagi!" balas Winston dengan suara yang meninggi.
"Aku tidak sedang bertanya padamu, aku bertanya pada Luna," balas Rendi, seolah tidak menghiraukan peringatan Winston.
"Cecunguk ini ..." belum sempat Winston melanjutkan omongan nya.
"Rendi, dia adalah kekasih ku, maaf, aku tidak mengatakan nya padamu." Luna langsung menimpali omongan Winston, dia ingin segera mengakhiri perdebatan yang mengancam jiwa dan raga nya ini.
"Ayo pulang," bisik Luna ke Winston.
"Sayang, kau harus mengatakan 'sayang ayo pulang' padaku, kalau tidak aku akan mencium mu disini," bisik Winston dengan pelan ke kuping Luna.
"Sayang, ayo Pulang!" ucap Luna dengan Suara yang keras, tapi wajahnya sudah di benamkan dalam dada Winston, dia sudah tidak berani melihat sekitar. Luna sangat malu.
"Sayang, kau sangat nakal, kau bahkan memelukku di keramaian seperti ini," Winston terkekeh sembari memandang ke arah Rendi, seoalah mengatakan kau kalah.
Segera Winston mengangkat tubuh Luna ala bridal style, dan membawanya ke mobil.
"Yaampun, dia semakin mempermalukan ku, hiks," gumam Luna pasrah dengan hidupnya.
"Kyaaaaa ... aku sangat iri pada Luna, yaampun, ternyata pacar Luna sangat tampan, dia seperti titisan dewa." Semua gadis di acara itu histeris, seperti seorang fangirl yang bertemu Idol nya.
Sesampainya di mobil, Winston langsung menghempaskan Luna ke kursi mobil.
"Awww sakit." Keluh Luna, tapi saat ia menoleh ke arah Winston, Luna langsung terdiam. Winston sedang mengeluarkan hawa dingin yang mencekam, matanya sangat sinis dan melekat tepat ke arah Luna.
"Yaampun, baru kali ini aku berharap bisa pingsan, agar bisa lepas dari cengkeraman si arogan ini," benak Luna merasa was-was, apa yang akan Winston lakukan terhadap dirinya.
"Rean ayo jalan, selidiki pria yang tadi."
"Baik Bos."
Segera Rean melajukan mobilnya ke mansion Winston.
Selama di perjalanan, batin Luna seolah remuk, dia sangat takut, apa yang akan terjadi padanya malam ini.
"Kau, bersiaplah menerima hukuman mu." Ucap Winston dingin..
Hal itu membuat Luna semakin takut, dia sudah pasrah, apapun yang akan terjadi malam ini, biarlah menjadi kehendak Tuhan.
Tidak berapa lama, sampailah mereka di mansion Winston, "Hiks ... kenapa kali ini sangat cepat sampainya?" Luna merasa mereka terlalu cepat Sampai.
"Cepat turun, atau mau ku gendong lagi?" tanya Winston, saat melihat Luna masih terdiam dan tidak turun dari mobil.
"Ti ... tidak Tuan, Luna akan berjalan sendiri," Luna menjawab dengan sangat takut dan gagap, suaranya pun bergetar.
Luna mengikuti langkah Winston yang menuju kamarnya, langkah Winston sangat panjang dan cepat, jadi Luna harus berlari mengikuti langkah kaki tersebut.
Tiba-tiba Winston berhenti, karena Luna memang sedang berlari, dia pun menabrak tubuh bidang Winston.
"Memang aku harus menggendong mu, kau sangat lambat, sepertinya kau adalah siput, bukan kelinci, setidaknya kelinci Lebih cepat darimu." Ketus Winston yang langsung menggendong Luna ala bridal style.