Seorang pria bernama Boby Goloberg berusia 25 tahun, mati mengenaskan ditabrak oleh Truck-kun.
Bagaimana nasibnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13.10 V2: Newspaper
Trash-kun sampai dibuat ketakutan olehnya. Sepertinya apa yang dibicarakannya bukanlah kebohongan. “A-aku akan memberitahumu. Eeemm... i-intinya, ca-cari dewi Hirano secepat mungkin, dewi Misaki!” perintahnya.
Ia kembali seperti semula. Membalikkan badannya dan aura ingin memukul terlihat jelas disertai pergerakan tubuhnya lebih jelas lagi. Dirinya berkata, “Dasar si cengeng. Beraninya dia mencuri kekuatanku.”
Mata merahnya menjadi sangat-sangat menyala sambil berkata, “Saat aku menemukanmu, akan ku kubur kau hidup-hidup.”
Kata-katanya terlalu mengerikan. Trash-kun saja sampai pergi ke alam sana. Semoga dia bisa kembali seperti Boby pada umumnya saat menjadi pedagang.
Beralih dari situ, di dalam hatinya, Misaki berkata: “Walau aku bilang akan menguburnya hidup-hidup, tetap saja, apa yang diinginkan olehnya? Kenapa dia mencuri kekuatanku? Tikus pencuri, harusnya kau curi yang lain saja! Pertukaran itu tidak bergun__”
Tiba-tiba Misaki ingat sesuatu dan dalam bisikannya ia berkata, “Lupakan yang tadi Hirano. Akan ku maafkan saja kau. Sebagai temanku dulu, tak akan ku biarkan dirimu terus tersiksa.”
Boby yang mendengar akhir saja langsung bertanya: “Tersiksa? Siapa?”
Aura marah dari Misaki pun dikeluarkan. Saat melirik ke arah Boby berdiri, yakni belakangnya, Boby langsung gemetar ketakutan.
“Hahh...” embusan napas pelan. Senyum tipis dikeluarkan olehnya. “Boby jelek dapat harta apa?” tanyanya. Senyumnya manis sekali yang membuat Boby kembali seperti semula.
Ia menjawab, “Tak dapat apa-apa.” Auranya suram begitu saja. “Penjara bawah tanah ini miskin sepertinya. Jadi, kita untuk sementara akan tidur di jalanan, rumput atau manapun itu asal tempat terbuka, tidak bayar, dan aman dari makhluk buas.”
Wajah Misaki berubah seperti kehilangan semua harapan. “Ke-kenapa? KENAPA AKU MALAH DISELAMATKAN OLEH ORANG INIIIIII?!!!”
Setelah itu, keduanya keluar dari dungeon dan langsung tidur di sekitaran situ. Misaki sebelum tidur, air matanya tak bisa berhenti keluar.
“Ke-kenapa begini sekali nasib hidupku?” tanyanya seperti orang putus asa.
Boby tersenyum tipis. “Nasib ya? Hahaha.” Ekspresinya pun berubah menjadi datar. Ia lanjut berkata, “Misaki-san punya orang tua kah?” tanyanya.
“Tentu saja.” senyumnya lebar. ekspresinya langsung berubah jadi datar. “Orang tua brengsek. Aku sangat membenci mereka berdua. Kalau dipertemukan kembali, entah apa yang akan terjadi padaku.”
Walau Misaki marah, ucapannya terasa hampa. Entah benar atau tidak, kalau dia bertemu dengan orang tuanya kembali, mungkin emosinya tak terbendung lagi.
Boby tersenyum tipis. “Apakah ada moment baik bersama mereka?” tanyanya lagi.
“Sampai umurku 8 tahun. Di hari ulang tahunku... yahh... intinya berakhir di kastil raja itu.”
“Sepertinya nasib Misaki-san sangat buruk. aku merasa sangat beruntung.”
Ucapan senyum tipisnya terasa agak sedih. Misaki membalikkan kepalanya ke arah kanan dan kepala mereka berdua saling bertemu. “Boby jelek tidak punya orang tua kah!” tebaknya.
“Aku hanya punya kakek. kami tinggal bersama sampai usiaku 7 tahun. kesananya sendirian. Beliau meninggalkan banyak sekali harta benda serta sebuah kastil megah yang bisa tetap ku tinggali.”
Misaki tersenyum tipis. “Begitu ya. Aku turut berduka cita. Tapi... Boby jelek kalau berasal dari Jepang, kakekmu dari mana? Harusnya dia ada di suatu tempat di dunia... eemm... maaf. Ada batasan umur, aku... lupa.”
Ia begitu mendengarnya langsung melirik ke atas langit malam berbintang. “Entah di manapun beliau berada, aku akan terus menyayanginya. Tanpanya, aku ini apa? Mungkin sudah ke alam sana duluan.”
Misaki tersenyum tipis dan membalikkan badannya. “Begitu ya. Karena ini sudah malam, ayo tidur Boby jelek! Besok adalah waktunya mencari dewi kedua.”
“Kedua!” teriaknya kecil. Ia melirik ke arah Misaki. “Eemm... aku ingin tahu lebih lanjut, tapi... terserahlah.”
Boby menutup matanya perlahan, begitupun Misaki.
Di dalam hati, Boby berkata: “Tolong kau jangan menyusahkan ku, dewi kedua!”
Setelah malam berlalu, pagi pun tiba. “Eemm...” Boby mulai membuka kedua matanya perlahan. “Hoamm...” menguap. “Sudah pagi.” Ia perlahan bangkit dari tidurnya.
Setelah berdiri tegak, ia mengangkat kedua tangannya ke atas serta sedikit olahraga agar otot-otot cukup kuatnya tak kaku.
“Huhh...” embusan napas pelan. “Yosh. Tenagaku sudah kembali dan sekarang waktunya untuk pergi mencari dewi kedua.”
Tiba-tiba, Misaki terbangun dari tidurnya dan saat berdiri tegak dirinya juga agak berolahraga sedikit agar otot-ototnya tak kaku.
“Eemm... sudah pagi. Boby jelek sudah bangun ya! Baguslah. Kalau begitu, apakah ada sesuatu yang harus kita lakukan sebelum pergi, Boby jelek?” tanyanya.
“Tak ada.” Ia pun teringat perkataan Misaki yang diucapakan kemarin saat masih di dalam dungeon. “Tersiksa. Siapa?”
Misaki yang mendengarnya langsung menjawab, “Tugasmu yang kedua adalah mencari seorang dewi bernama Hirano. Dia cengeng, namun baik. Aaa... dia tikus pencuri, jadi jaga uangmu dengan baik ya, Boby jelek!” nasihatnya.
“Kekeke...” tawanya kecil sambil menundukkan kepalanya. Ia mengangkat kepalanya, menatapnya dengan wajah tersenyum bangga, dan langsung berkata, “Tidak mungkin itu akan terjadi. Lalu, ayo pergi! Masih banyak hal yang ingin ku lihat di dunia Farland ini.”
Saat membalikkan badannya ke depan, Misaki agak penasaran dan langsung bertanya: “Kenapa Boby jelek bisa menyebut kata Farland? Itu bahasa inggris lho! Lalu... Trash-kun... Trash itu bahasa inggris. Apakah mungkin dirimu ini bisa beberapa kata bahasa inggris?” tanyanya.
Boby membalikkan badannya ke belakang. “Kurang lebih seperti itu. Aku agak merasa bersalah pada Trash-kun maupun Totto-jichan. Maaf kalian berdua. aku sedikit berbohong. Aku tahu arti dari Trash, Game, Farland, dan... lupa lagi, mungkin tak ada sih, hahaha.”
Mendengar hanya kurang lebih tiga kosakata inggris dan kemungkinan besar sesuai firasatnya tak akan lebih dari sepuluh kosakata membuat tubuhnya memutih hebat sampai terdiam seperti patung.
“Misaki? Eemm... kalau sudah selesai mematung ikuti aku ya!” serunya. Boby pun pergi duluan mendahului Misaki.
Setelah Boby ada di depan sana, Misaki kembali seperti semula dan langsung melihat ke arah sana-sini, dan diakhiri bagian depan. “Gerghh!” marahnya, kesal karena ditinggali olehnya.
“Boby jelek sialan! Beraninya kau meninggalkan aku.” Dengan nada marah, ia menghentakkan kakinya cukup keras sampai mengguncang setiap langkahnya.
Awalnya hanya berjalan pelan, mulai cepat, dan akhirnya lari terus sampai bertemu dengan Boby.
“Ohh! Misa__” baru saja membalikkan kepalanya sedikit karena mendengar lari super cepat, kepala Boby langsung dipukul keras olehnya.
“ORAAA!!” teriaknya keras dibarengi sesuatu terlempar jauh sampai menembus tiga batang pohon.
“Adududuh...” dirinya mendarat di batang pohon keempat yang untungnya masih baik-baik saja sebelum beberapa saat kemudian.
“Sakit seka__”
Brukk!
Pohon terjatuh begitu saja. Burung-burung sampai kaget yang menyebabkan kawanan langsung pada pergi ke segala arah untuk melindungi masing-masing.
Boby menelan ludah. Ia melirik sedikit bagian depannya. Wajah datar penuh amarah Misaki membuatnya menundukkan kepalanya lagi. “Menakutkan!” bisiknya kecil.
Ia melanjutkan, “Kalau ada orang jahat, sepertinya mereka bakal kabur hanya melihat kedua matanya saja.”