NovelToon NovelToon
The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Putri asli/palsu
Popularitas:96.7k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sejak usia tujuh tahun, Putri Isolde Anastasia diasingkan ke hutan oleh ayahandanya sendiri atas hasutan selir istana. Bertahun-tahun lamanya, ia tumbuh jauh dari istana, belajar berburu, bertahan hidup, dan menajamkan insting bersama pelayan setia ibundanya, Lucia. Bagi Kerajaan Sylvaria ia hanyalah bayangan yang terlupakan. Bagi hutan, ia adalah pewaris yang ditempa alam.
Namun ketika kerajaan berada di ujung kehancuran, namanya kembali dipanggil. Bukan untuk dipulihkan sebagai putri, melainkan untuk dijadikan tumbal dalam pernikahan politik dengan seorang Kaisar tiran yang terkenal kejam dan haus darah. Putri selir, Seravine menolak sehingga Putri Anastasia dipanggil pulang untuk dikorbankan.
Di balik tatapannya yang dingin, ia menyimpan dendam pada ayahanda, tekad untuk menguak kematian ibunda, dan janji untuk menghancurkan mereka yang pernah membuangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia... Monster

Anastasia melangkah maju, matanya berair namun penuh kemarahan. “Tapi kau mendapatkannya dengan cara memaksa! Dengan tipu daya, dengan kebohongan! Kau pikir aku tak tahu? Kau pura-pura menghukumku agar aku tunduk, padahal semuanya sudah kau rencanakan!”

Wajah Lexus berubah kelam, urat di lehernya menegang. “Berhenti bicara omong kosong, Anastasia!”

“Aku bersyukur,” bisik Anastasia dengan getir, “aku bersyukur waktu itu aku meminum ramuan dari selir-selirmu iblismu yang lain. Ramuan itu membuatku tidak perlu menanggung aib seumur hidup, tidak perlu mengandung anak dari kaisar bejat sepertimu.”

Kata-kata itu seperti pedang menusuk dada Lexus. Mata sang Kaisar melebar, lalu merah membara.

“Apa katamu?” suaranya berubah rendah dan mengancam. “Kau tahu isi ramuan itu?!”

Anastasia tak menjawab. Ia hanya menatapnya dingin, seperti pisau yang menantang untuk dilukai.

“Wanita sialan!” bentak Lexus, tangannya mencengkeram leher Anastasia dan mendorongnya ke batang pohon. “Kau berani menghalangi penerus Imperial Agartha lahir ke dunia?!”

Anastasia meronta, jari-jarinya berusaha melepaskan cengkeraman itu. “Kau… tidak punya… hak…!” suaranya terputus-putus.

Lexus memandangnya, tapi di bola mata kelam itu ia melihat pantulan dirinya sendiri. Mata yang sama, luka yang sama dan kehancuran yang sama. Tubuhnya gemetar antara marah dan menyesal. Tapi genggamannya justru semakin kuat, napasnya memburu, matanya seperti diterkam oleh sisi gelap yang ia tak bisa kendalikan.

Anastasia menatapnya dengan pandangan yang semakin buram, antara ketakutan dan kebencian yang mendalam. “Kau… monster…” bisiknya lirih, sebelum napasnya nyaris habis.

Cengkeraman Lexus di leher Anastasia semakin kuat, wajahnya mendekat hingga napas mereka saling bertubrukan.

“Wanita sialan,” desisnya pelan tapi beracun. “Kau berani menghalangi penerus Agartha lahir ke dunia?”

Anastasia mencakar pergelangan tangannya, berusaha melawan.

“Kau pikir aku akan membiarkan anakmu ada dalam rahimku? Aku lebih memilih mati!”

Lexus menggertakkan giginya. Urat di lehernya menegang, matanya merah membara seperti api yang kehilangan kendali. “Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang bisa menolak darah kaisar!”

Tubuh Anastasia mulai melemah, pandangannya kabur, udara di sekitarnya seolah menjauh.

Suara langkah cepat terdengar dari arah pepohonan. “Kakak!” Alexius muncul dari balik rerimbunan dengan napas terengah. “Lepaskan dia, Kakak!” serunya lantang.

“Jangan ikut campur, Alexius!” bentak Lexus, suaranya seperti gelegar petir yang memantul di tebing.

Namun Alexius melangkah maju tanpa gentar. “Aku tak bisa berpura-pura tidak melihat. Bahkan jika kau adalah kaisar negeri ini, aku takkan diam melihat seorang pria melampiaskan amarahnya pada seorang wanita tak bersenjata!”

Dengan sigap, Alexius menarik bahu Lexus.

Desis marah terdengar, lalu jemari sang Kaisar melepaskan leher Anastasia. Tubuh Anastasia jatuh tersungkur di rumput lembap, terbatuk hebat ketika udara kembali memenuhi paru-parunya.

Lexus berdiri kaku. Matanya menatap Alexius dan Anastasia dengan pandangan gelap yang sulit diartikan antara marah dan terluka.

“Pergi dari sini,” ucapnya dingin. “Bawa wanita itu sebelum aku benar-benar kehilangan kendali.”

Alexius menatapnya dengan mata tajam, menahan banyak kata yang nyaris pecah dari bibirnya. Ia berjongkok, membantu Anastasia berdiri perlahan.

“Kakak ipar, tenanglah… kita pergi dari sini,” katanya pelan.

Anastasia menepis tangannya, tapi tubuhnya terlalu lemah. Tatapannya tetap menusuk ke arah Lexus, penuh amarah dan hinaan. “Monster,” desisnya lirih.

Lexus tidak menjawab. Hanya memandangi mereka menjauh, langkah demi langkah, sampai bayangan keduanya hilang di balik kabut air terjun.

Saat itu angin berembus pelan. Suara gemericik sungai menjadi satu-satunya saksi dari luka yang tak lagi bisa dijelaskan dengan kata. Kaisar Lexus menatap telapak tangannya sendiri, tangan yang barusan hampir mengambil nyawa seseorang yang berarti baginya lalu menatap ke langit yang berawan.

“Anastasia…” gumamnya getir. “Kau tak tahu betapa mudahnya aku kehilangan kendali saat menyentuhmu.”

Alexius menuntun langkah Anastasia dengan hati-hati, melindungi tubuhnya yang lemah di bawah naungan pepohonan. Sisa amarah Kaisar Lexus masih terpatri di udara, seakan setiap hembusan angin membawa gema bentakan terakhirnya.

Mereka berhenti di taman, tempat di mana angin membawa aroma ceri yang lembut. Anastasia terduduk di bangku batu, wajahnya pucat namun matanya masih menyala dengan bara yang menolak padam. Alexius berlutut di depannya tanpa berkata-kata. Tangannya bergetar ketika hendak menyentuh luka di leher wanita itu, bekas cekikan yang memerah jelas. Namun ketika jarinya hampir menyentuh kulit itu, Anastasia menepisnya.

“Jangan sentuh aku,” katanya pelan, tapi nadanya tajam.

Alexius menatapnya, menahan napas. “Aku hanya ingin membantu, Kakak Ipar. Luka itu…”

“Tidak perlu.” Anastasia menarik napas dalam lalu menegakkan tubuhnya.

Alexius terdiam, perasaannya sedikit… tidak nyaman saat Anastasia menolak bantuannya.

Dari kejauhan, langkah ringan terdengar tergesa. Lucia muncul dengan wajah cemas dan mata yang mulai berair.

“Putri! Saya mencari Putri… oh Dewa, leher Anda…”

“Lucia,” potong Anastasia tegas, “aku baik-baik saja.”

“Tapi…”

“Pergilah!” Nada itu lembut, tapi tak memberi ruang untuk bantahan.

Lucia menggigit bibir, menatap Alexius sebentar seolah memohon agar ia menjaga sang selir sebelum akhirnya menunduk dan pergi dengan langkah perlahan.

Kesunyian kembali turun, hanya suara daun yang bergoyang lembut di atas mereka.

Anastasia menatap lurus ke depan, tidak lagi memedulikan luka di lehernya atau darah yang mengering di ujung jarinya.

“Dia menyebut dirinya kaisar,” katanya pelan, “Cih, tiran... Lihat saja, aku pasti akan bebas dari istana ini.”

Alexius ingin menjawab, tapi ia tahu dalam sejarah Imperial Agartha tak ada yang benar-benar bebas tanpa izin dari sang tiran.

Lexus berdiri terpaku lama di tepi sungai itu. Air terjun yang memantul dari bebatuan membasahi jubahnya, tapi ia tidak bergeming. Napasnya tersengal, berat, seperti setiap tarikan udara memanggil kembali amarah yang baru saja ia lepaskan.

Suara langkah Alexius dan Anastasia telah menghilang sepenuhnya, meninggalkan desiran air dan dengung lembut angin di antara pohon-pohon ceri.

Namun gema suara perempuan itu masih menggantung di kepalanya.

“Kau monster, Lexus.”

Lexus memejamkan mata, rahangnya mengeras. Tanpa pikir panjang ia melangkah ke sungai, menuruni bebatuan licin hingga air mencapai lututnya, lalu pinggangnya, hingga akhirnya ia berdiri tepat di bawah derasnya air terjun. Air menampar wajah dan kepalanya dengan kekuatan liar.

Ia menundukkan kepala, membiarkan tekanan itu menghantam tubuhnya seolah mencoba menekan amarah yang bersemayam di dadanya.

Tapi semakin keras air memukulnya, semakin jelas suara itu di kepalanya: “Monster…”

Tangannya mengepal, kuku-kukunya menembus kulit telapak tangan. Ia berusaha mengatur napas, namun dadanya justru terasa sesak. Lexus mengangkat wajahnya ke arah jatuhan air, matanya terbuka menatap langit kelabu di atas sana.

“Aku bukan monster…” bisiknya serak, seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Suara air menelan kalimatnya, tapi hatinya tetap berdenyut tajam. Air terus mengalir di wajahnya, menyatu dengan keringat dan sesuatu yang nyaris menyerupai air mata.

1
Yunita Widiastuti
angin lexusss...
Kustri
mana bala bantuaaaaan... cepatlah datang!
Kustri
qu koq lali wilhem i sopo yaa🤔🤔🤔
Kustri
waduh, anas mudun ng medan perang... ati" nduk! 💪
Aprilia Zakiah
ka bisa ngga update nyaa 5 bab? seru bgtt masaa/Scowl/ kurangg 3 bab wkwk
Be Mine
😍 aku bayangin pesona Lexus di medan peran.
Icka R
walaupun dah update 3 bab tetap kurang thor...suka banget sama tokoh yang g menye menye..semangattt thorrr
Be Mine
semakin menarik.. 🥰
Demar
Don’t forget to like and comment readers😍
Demar
Don’t forget to like and comment readers
Asriani Rini
Anatasia cepat bantu lexus untuk membasmi 3 kerajaan itujgn sampai imperial agtha kalah
Lauren Florin Lesusien
Yes, I always read if the actors are badass and not naive, stupid and weak, continue, keep up the spirit thur 😍😍😍😍
Mineaa
kereeeeennn Anastasia....💅
Asriani Rini
Semangat lafy walaupun kamu perempuan kamu harus buktikan jika kamu bisa ikut berprrang juga jadi ingat film india jodah akbar
Angeljahan
di tunggu berhari hari up cuma satu
Eskael Evol
kereennnn Lady 👍💪❤
Yunita Widiastuti
smangaaaaaatttttt💪💪💪
Be Mine
Keren dan semangat ya ka author.. 🥰
💜⃞⃟𝓛Jb.Adindaˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀§𝆺𝅥⃝©
ya putri kamu harus bangkit dan rebut apa yg menjadi hakmu
Lauren Florin Lesusien
lagi thur ya anastasya harus jadi satu satunya istri kaisar itu suka 😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!