NovelToon NovelToon
Legenda Shinobi Satu Pukulan

Legenda Shinobi Satu Pukulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Daud Nikolas

Di dunia Bintang Biru, setiap manusia akan melalui ritual kebangkitan bakat. Mulai dari peringkat terendah Rank F hingga yang tertinggi Rank SSS, bakat inilah yang menentukan jalan hidup seseorang—apakah menjadi manusia biasa atau pahlawan yang mampu mengguncang alam semesta. Sejak lahir, Ye Chen dianggap tak memiliki masa depan. Bakatnya hanyalah elemen kayu dan aura rubah biasa. Namun, tak seorang pun tahu bahwa rubah di dalam dirinya adalah Rubah Ekor Sepuluh, eksistensi mitos yang melampaui seluruh makhluk sihir. Saat upacara kebangkitan dimulai, seluruh langit bergetar. Ye Chen justru memecahkan batas manusia dan memperoleh bakat misterius: Saitama—Fisik Tak Terbatas, kekuatan tubuh yang berkembang tanpa ujung hingga melampaui segala logika. Namun perjalanan Ye Chen tak sendiri. Kekasih masa kecilnya, seorang gadis berbakat yang selalu berada di sisinya, membangkitkan garis keturunan kuno Uchiha sejak kecil, lengkap dengan mata yang menyala bak api takdir. Tidak hanya itu, dia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daud Nikolas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8 menunjuk kan kekuatan yang sebenar nya

Di luar rumah, Ye Chen, Lan Shuang, Xia Long, dan Xia Zhou berkumpul di halaman yang luas. Udara sore terasa hangat, namun suasana di antara mereka perlahan menegang.

Wajah Xia Long dan Xia Zhou terlihat sombong, senyum mereka penuh rasa percaya diri. Mereka berdiri di depan Lan Shuang dan Ye Chen dengan gaya angkuh, seolah hendak memamerkan sesuatu.

“Kalian sepupu,” ucap Xia Long dengan nada tinggi. “Hari ini aku akan menunjukkan jurus baruku.”

Ia melangkah maju, mengangkat tangan kanannya ke langit. Dalam sekejap, bola-bola petir sebesar bola sepak muncul mengelilingi tangannya.

Cetar! Cetar!

Petir menggelegar, membuat udara di sekitar bergetar. Wajah Xia Long tampak puas, matanya melirik ke arah Lan Shuang, berharap melihat kekaguman di wajah gadis itu.

Namun, yang ia lihat hanyalah ekspresi datar. Lan Shuang menatapnya tanpa sedikit pun emosi, seperti sedang melihat permainan anak kecil.

Senyum Xia Long menegang, tapi ia segera tersenyum miring. “Heh, tidak apa-apa,” gumamnya pelan. “Setidaknya anak laki-laki itu tahu diri.”

Ye Chen hanya tersenyum kecil, pura-pura kagum agar tidak mempermalukan mereka.

Xia Long melanjutkan dengan nada bangga, “Ini adalah kemampuan yang bisa kalian capai jika sudah menembus alam Roda Energi. Dengan itu, kita dapat memanipulasi energi spiritual dan melancarkan serangan layaknya sihir. Lihat ini!”

Ia melempar bola petir itu ke arah pohon besar berdiameter dua pelukan orang dewasa.

Blar!

Petir menyambar pohon itu dengan keras, membuat batangnya gosong dan mengeluarkan asap hitam. Xia Long tersenyum lebar, menatap Lan Shuang dengan bangga.

Xia Zhou di sampingnya tampak jengkel karena saudaranya lebih dulu memamerkan kemampuan. Namun sebelum ia sempat berbicara, terdengar suara jernih dan tenang dari Lan Shuang.

“Itu hanya teknik kecil,” ucapnya ringan.

Suara lembut itu membuat ketiga laki-laki di sana terdiam sejenak. Namun, bagi Xia Long, ucapan itu terdengar seperti penghinaan.

“Apa yang kau katakan, gadis kecil?” Xia Long melangkah maju dengan wajah marah. “Seolah-olah kau sudah di alam ini dan bisa meremehkanku? Jangan karena kau cantik, kau pikir bisa berkata sesukamu!”

Lan Shuang menatapnya dingin. “Sejak kapan aku mengkritikmu? Aku hanya berkata jujur. Teknikmu lemah,” ujarnya datar. “Dan juga, kau mendekatiku dengan tujuan buruk. Apa kau pikir aku tidak tahu?”

Suasana mendadak hening, hanya suara angin sore yang terdengar. Tatapan Lan Shuang begitu tajam hingga membuat Xia Long mundur setengah langkah tanpa sadar.

Xia Zhou mengerutkan kening, matanya menatap tajam ke arah Lan Shuang. Saat pandangannya bertemu dengan mata gadis itu, tubuhnya sedikit gemetar.

“Mata… apa itu?” pikirnya dalam hati.

Di mata Lan Shuang tampak pola merah menyala yang berputar perlahan, seperti pusaran api hidup. Pandangan dingin gadis itu menembus jantung siapa pun yang melihatnya.

“Hehehe, sepupu cuma bercanda,” ucap Xia Long dengan tawa canggung, mencoba meredakan ketegangan. “Ngapain aku punya pikiran buruk tentangmu? Salah paham, salah paham.”

Xia Zhou akhirnya melangkah maju, mencoba menengahi. “Sudah, Long, jangan diperpanjang. Kita cuma mau berkenalan dengan baik, bukan bertengkar.”

Namun tatapan Lan Shuang tetap datar, tak sedikit pun melunak.

Ye Chen yang berdiri di belakangnya hanya menghela napas pelan. Matanya melirik pupil merah milik Lan Shuang yang kini sudah menampakkan pola khas — mirip dengan mata Sasuke, versi Sharinggan abadi.

Dalam hatinya, Ye Chen sudah menduga sejak lama. Lan Shuang memiliki dua jenis Sharinggan yang berbeda, dan gabungan itu memberinya kekuatan mata abadi yang tak biasa. Ia tahu, mata itu mungkin mewarisi kekuatan petir tingkat tinggi, seperti keturunan Indra Otsutsuki — kekuatan petir sejati setara dewa.

Melihat ekspresi gelisah di wajah Xia Long, Ye Chen tersenyum tipis, senyum mengejek yang nyaris tak terlihat.

‘Habis kalian dipukulin adik perempuanku,’ pikirnya santai.

Selama bertahun-tahun bersama Lan Shuang, Ye Chen sudah memahami sifat aslinya. Kecuali pada dirinya dan kedua orang tuanya, Lan Shuang selalu bersikap dingin seperti es abadi. Ia tidak pernah membiarkan siapa pun mendekat, apalagi yang memiliki niat buruk terhadapnya.

“Xia Zhou, jangan menghalangiku! Gadis ini sudah mengejekku, aku tidak terima!” teriak Xia Long sambil menepis tangan Xia Zhou.

Ia maju mendekati Lan Shuang dengan wajah marah, lalu mengangkat tangan kanannya. Bola-bola petir kembali muncul di telapaknya, menyala terang dan memancarkan suara “cetar cetar” yang menusuk telinga.

“Memangnya kenapa kalau aku punya pikiran buruk?” katanya sambil menyeringai. “Kau akan dewasa juga nanti, bukan? Aku, Xia Long, punya bakat rank SS—aku pasti pantas untukmu. Kau hanya bisa jadi istriku.”

Senyum jahat terbentuk di bibirnya. “Kau tahu, sepupu perempuan di keluarga besar biasanya dijadikan pernikahan politik. Jadi, lebih baik kau patuh saja.”

Ye Chen yang mendengar itu hanya menghela napas panjang, menatap kasihan ke arah Xia Long. Dalam hatinya, ia bahkan merasa iba—karena tahu betul apa yang akan terjadi setelah ini.

Seperti yang ia duga, Lan Shuang kini berdiri diam dengan wajah semakin dingin.

Tangan kirinya perlahan bersinar biru. Suara gemuruh petir terdengar di udara, diiringi suara seperti burung elang yang melengking tajam.

“Chidori.”

Lan Shuang maju selangkah demi selangkah, cahaya petir di tangannya menyilaukan mata.

“Kau bilang nasib perempuan sudah ditakdirkan?” ucapnya dingin, suaranya rendah tapi penuh tekanan.

Ia terus berjalan mendekat. “Dan kau bilang kau layak untukku?” Ekspresinya berubah jijik.

Mata Sharinggan-nya berputar cepat, memancarkan kilatan merah. Kekuatan petir di sekelilingnya mengamuk, membuat langit mendadak gelap dan guruh menggema.

Ye Chen tahu—itu kekuatan Sharinggan-nya yang mulai aktif sepenuhnya.

Xia Long dan Xia Zhou menatap dengan wajah pucat.

“Bagaimana mungkin?!” seru Xia Long. “Kau seharusnya baru di Alam Kebangkitan! Mana mungkin kau sudah bisa mengendalikan atribut? Bukankah atribut baru bisa muncul saat umur 13 tahun, ketika membangkitkan bakat?”

“Bagaimana kau bisa?” Xia Zhou ikut berteriak, matanya penuh kecemasan.

Lan Shuang hanya menatap mereka dengan dingin. “Kau terlalu sempit pemikirannya. Aku sudah membangkitkan bakatku di usia 6 tahun, bersama kakakku. Dan kau masih berani bilang kau akan menikahiku?”

Perkataannya membuat keduanya tertegun. Membangkitkan bakat di usia 6 tahun? Mustahil—bahkan jenius rank SS pun baru bangkit di umur belasan.

Namun sebelum mereka sempat bereaksi, mata Lan Shuang berkilat tajam.

“Cetar!”

Petir menyambar.

“Ahhh!”

Tubuh Xia Long dan Xia Zhou terpental, kejang-kejang di tanah, kulit mereka menghitam dan gosong akibat sengatan listrik yang mengerikan.

Lan Shuang menatap dingin kedua sepupunya yang kini pingsan. “Hmph.”

“Adik, sudah cukup.”

Ye Chen maju dan memegang tangannya. Lan Shuang menoleh, napasnya masih berat, namun perlahan wajahnya melunak. Ia menggenggam tangan Ye Chen erat, dan aura petir di sekelilingnya perlahan menghilang.

1
Daud Nikolas
guyss.izin off ya 5 hari mau persiapan uts bntr aja👍
Kaka Putra
tetap konsisten thor
Kaka Putra
jangan berenti update thor jarang²nih dapet novel menarik,dimari
Daud Nikolas: ok bg aman💪
total 1 replies
Daud Nikolas
ayo guyss baca
Daud Nikolas: jangan lupa like comment dan subrek ya guyss💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!