NovelToon NovelToon
Anak Genius Milik Sang Milliarder

Anak Genius Milik Sang Milliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:258.4k
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

"Ma... Ma... Papa atu mana? Tata Dindin, Papa atu ladi dipindam ama ante-ante dilang di pelempatan. Matana ndak ulang-ulang," Seru seorang gadis cilik bernama Rachel Helene R dengan mata bulat polosnya.

"Diam, Achel. Mama nanti nanis," seru Ronand Oliver R, yang merupakan kembaran dari Rachel.

Perpisahan antara sepasang manusia yang saling mencintai, membuat dua anak kembar kekurangan kasih sayang terutama dari sang ayah. Diusir oleh mertua karena mengandung bayi perempuan, padahal sang suami belum mengetahui kehamilannya. Tak disangka oleh perempuan bernama Chiara Jane itu jika ia melahirkan anak kembar dan salah satunya adalah laki-laki.

Akankah kedua anak kembar itu bisa kembali menyatukan kedua orangtuanya? Dengan otak cerdasnya, ia berusaha menghalangi orang-orang yang ingin kedua orangtuanya berpisah. Akankah Chiara mau untuk mempertemukan kembali si kembar dan ayahnya? Ikuti kisah si kembar yang lucu dan menyebalkan namun berotak genius hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kompetisi 2

"Biarkan saja tu... anak ini ikut. Acaranya juga sudah mau mulai. Bisa dimarahi Pak Bos kita kalau sampai masalah sekecil ini buat molor acara," ucap John dengan sedikit meralat panggilannya saat mendapatkan tatapan penuh peringatan dari Chiara.

"Soal menang dan kalah, biar itu jadi urusan peserta. Kita hanya memfasilitasi peserta untuk ikut kompetisi ini," Lanjutnya saat mengetahui bagaimana tatapan Andini yang terkesan meremehkan Ronand. John pun sedikit tak percaya dengan kemampuan Ronand, hanya saja ia masih berpikir positif untuk tidak meremehkannya.

Sebenarnya Andini sedikit terkejut melihat bagaimana tatapan tajam dari Ronand. Tatapannya sangat mirip dengan Bosnya yang tak lain adalah Julian. Bahkan aura yang dikeluarkan saat berbicara juga berbeda dari anak seusianya.

"Baik, Pak." Ucap Andini dengan patuh kemudian memberikan selembar kertas dan bolpoint untuk mengisi data diri peserta.

"Terimakasih," ucap Chiara dengan gerakan bibirnya tanpa suara pada John.

John hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi dari sana. Chiara segera mengisi data diri milik Ronand kemudian menyerahkannya pada Andini. Ia hanya berharap kalau Ronand bisa membungkam orang-orang yang meremehkan kemampuannya.

"Lebih baik urungkan niat anak Ibu untuk ikut. Nanti malah malu-maluin kalau kalah," ucap Andini sambil menyerahkan nomor peserta pada Chiara setelah data diri peserta berhasil dirinya verifikasi.

"Janan melemehtan Abang Onand. Don jude pipel plom the apel," seru Rachel dengan menggunakan bahasa Inggris yang amburadul.

"Cover, Achel. Bukan apel," ucap Chiara membenarkan ucapan Rachel.

"Nah itu makcud Achel," ucap Rachel dengan raut wajah tanpa bersalahnya. Andini terlihat menahan gemas pada Rachel karena gengsi. Ia sudah meremehkan Ronand, masa terlihat suka dengan kembarannya.

"Bialtan caja, Achel. Bial dia nanti melongo talna temenangan Abang. Ndak ucah pedulitan olang yang cuka melemehtan temampuan anak tecil," ucap Ronand dengan percaya diri.

"Benar. Biarkan saja dia, Rachel. Belum tahu saja dia kemampuan abangmu ini. Biar nanti dia malu sendiri kalau abangmu menang," ucap Chiara dengan nada sinisnya.

"Menyebaltan. Atu aduin ntal cama Papa bial dipecat dali cini," ucap Rachel menatap sebal pada Andini. Rachel dan Ronand segera dibawa pergi oleh Chiara untuk masuk dalam aula perusahaan. Tempat diadakannya acara kompetisi robot ini.

"Dibilangin ngeyel. Kalau kalah, aku adalah orang yang akan tertawa paling keras." ucap Andini dengan ketus.

"Siapa juga yang bisa memecatku? Bapaknya? Emang siapa Bapaknya? Kalau Bapaknya itu Pak Julian, baru bisa pecat aku." Lanjutnya sambil menggelengkan kepalanya.

***

Aula perusahaan Juchi Tech begitu ramai. Banyak peserta kompetisi yang akan mencoba peruntungannya. Apalagi perusahaan ini sedang maju-majunya. Membenahi sistem robot yang belum sempurna. Kebanyakan peserta yang ikut adalah mahasiswa jurusan IT dan teknik robotika. Namun ada pemandangan mencolok di sana, Ronand berdiri di barisan peserta.

"Hei... Anak kecil. Ini bukan ajang lomba main robot-robotan. Ngapain kamu ada di sini? Sana main di playground saja," Seru salah satu peserta tampak menyindir Ronand. Dia adalah Victor Arastu, yang berdiri di belakang Ronand.

"Butan ulucanmu," ucap Ronand dengan nada datarnya.

"Astaga... Anak sekecil ini ternyata ngomongnya udah kaya orang gede. Nanti kalau kalah, nangis. Ngadu sama Mama dan Papanya," ledek Victor diiringi tawa dari beberapa peserta lainnya.

"Ngomong aja masih cadel begitu, kok ya lolos administrasi. Ini perusahaan perlu dipertanyakan kredibilitasnya. Apa jangan-jangan kita cuma disuruh benerin remote robot?" Ucap peserta lainnya yang terkesan menjelekkan perusahaan milik Julian itu, dia adalah Krishna Abida.

Sepertinya banyak peserta yang mulai percaya dengan ucapan Khrisna. Mereka menganggap kompetisi ini hanyalah permainan untuk anak kecil saja karena adanya Ronand. Sedangkan Ronand hanya bisa mengepalkan kedua tangannya. Merasa diremehkan dan diinjak harga dirinya. Walaupun wajahnya tak terlihat, namun aura kemarahannya begitu terasa.

"Kita butikan caja, ciapa yang atan menang. Ndak ucah banak nomong," ucap Ronand yang memilih pergi dari barisan itu dan duduk di kursi barisan depan.

***

"Selamat siang, semuanya. Terimakasih atas kehadiran dan antusias dari para peserta kompetisi pengaturan sistem robot ini. Nanti setiap peserta akan maju dan diberikan sebuah laptop untuk mengoperasikan sistem dari robot. Jika robot itu bisa bergerak dan mengerjakan pekerjaan sebagai seorang chef, maka peserta akan dinyatakan sebagai pemenangnya." Ucap pembawa acara mengatakan bagaimana keinginan dari Julian tentang kompetisi ini.

Robot yang dibuat Julian itu sistem operasinya belum sempurna. Hanya bisa digerakkan kedua tangannya saja, namun untuk mengenali jenis bahan dan apa yang akan dilakukan belum bisa. Julian ingin menciptakan sebuah robot yang bisa memasak. Robot itu nantinya akan digunakan untuk bekerja di restorant milik Julian.

"Siapa yang bisa membuat sistem operasi tersebut, akan mendapatkan hadiah sebesar 100 juta dan dikontrak eksklusif oleh PT Juchi Tech sebagai karyawan tetap." Lanjutnya.

Prok... Prok... Prok...

"Ini bukan lagi kompetisi main-main. Hadiahnya saja begitu fantastis," ucap Victor sambil melirik sekilas ke arah Khrisna yang langsung terdiam dan memasang raut wajah seriusnya.

"Jangan suka meremehkan perusahaan yang lagi maju-majunya," lanjutnya yang tadi juga sebenarnya sudah meremehkan Ronand. Sepertinya Victor tak sadar diri kalau tadi juga sempat terpengaruh.

Satu per satu peserta maju ke depan. Ada 20 orang yang mengikuti kompetisi ini. Kini giliran Victor yang maju dengan tangan gemeteran. Entah mengapa, ia begitu gugup. Padahal dia adalah pemenang dari lomba merakit robot secara nasional. Ronand menatap Rachel dan Chiara yang berada di sisi penonton. Tampak Rachel diam karena memang tak boleh ada yang bersuara ketika peserta sedang mengerjakan.

Boom...

"Peserta atas nama Victor Arastu, gagal." Seru pembawa acara setelah Victor malah mematahkan tangan robot itu setelah mengklik acak keyboard.

"Sial..." gerutu Victor yang kemudian pergi ke tempat duduknya sambil mengacak rambutnya frustasi.

Krekk...

Brugh...

"Peserta atas nama Khrisna Abida, gagal." Seru pembawa acara lagi saat peserta bernama Khrisna gagal karena sistem yang dibuatnya malah menghancurkan kepala robot.

Julian yang melihat hampir 15 robotnya tak berbentuk pun hanya bisa menghela nafasnya kasar. John keluar, membawa robot baru yang telah disiapkan. Namun memang sistem operasinya belum bisa ditaklukkan oleh Julian sehingga membuat kompetisi ini. Ia sampai bingung sendiri karena banyak peserta berguguran.

"Apa memang susah membuat robot agar bisa menjadi juru masak?" Gumam Julian sambil mengacak rambutnya kasar.

"Padahal inovasi robot ini belum ada di negara ini. Kan jadi bisa menarik perhatian pengunjung restorant nanti," lanjutnya sambil menatap ke arah Chiara dan Rachel yang duduk di sisi penonton.

"Peserta terakhir, Ronand Oliver."

Abangna Achel pasti bica...

Cemanat, abang.

Achel lope-lope you,

1
Ary Wijayanti
😅😅😅😅 lucunya si achel..
Nie
nenet dayung tan bestina Achel ya,talo abang ma mama butan besti ladi 😁😁
Yati Jenal
klo mobilnya buat beli cabe dpt berkarung" bahkan bertin" achelll 😂
Ita Xiaomi
Tanpa disadari udah sayang banget dan akrab itu😁.
Ayudya
nah Oma juga yg di pikiran achel satu pemikiran ya ma achel
khadizah thea
hanya achel yg bikin nnk gayung rindu
ayudya
aku suka kalau ada bocah cadel.
ayudya
emang ada orang kek gini kalau marah lansung ngamuk² semua barang di pecah kan nya... kadang semua lampu di rumah di pukul pake sapu... ngeri well
irma hidayat
kresekmh lempar aja ke tong sampah oma marta
merry
aduh cucu gemoyku bu 4 cucu mu jgn fi lupain lohh 🤭🤭🤭
Arsyila Syafika
💪💪
Ita Xiaomi
Bakalan seru nih tiap hr Achel, Mama Martha dan Bu Kresya akan selalu bersama. Bs jd akrab 😁.
Agustina Amy
Komplit wes nenek sma cucu 11-12
Ayudya
ini yg aku suka dari seorang achel yg gemoy dan super jail.semangat achel buat Bu kresya darah tinggi/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Mineaa
wkwkwkwk.....
ternyata ada udang dan teri di balik bakwan......
kresek bekas..... selamat menikmati
huru hara di depan mata.....😂
Nie
wah Achel dapat kolban balu nih buat dikeljain,asyik 😂😂😂
@Resh@
asikkk rahelll
khadizah thea
bagus
Bilall
ok
Bilall
up
Penulis Eli: sudah update ya kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!