CALON SUAMI YANG DI TUKAR

"berarti sebelum menikah Mas berpikiran jelek tentang aku ? apa semua kata-kata itu juga berasal dari Dita?" tanyanya.

"itu saja sayang!! Aku juga nggak tahu kalau kamu pacaran dengan mantan calon suami kamu itu. tapi aku syok waktu itu, aku tidak sengaja Mendengar pembicaraan Dita. setelah ia tahu kalau Marco mantan calon suami kamu itu adalah anak orang kaya, dia langsung menyusun rencana itu. aku sudah dengar jelas sih dia bahkan menjelek-jelekkanku dan mengatakan aku miskin dan tidak setara dengannya. tidak sengaja setelah ijab qobul selesai. makanya, aku langsung mengajak kamu kembali ke rumah waktu itu." Desi yang mendengar penuturan itu sontak terdiam.

dia terus meyakinkan diri kalau ini telah berlalu. rasa kecewa di dalam hatinya juga perlahan-lahan mulai terkikis. tapi perasaan dikecewakan seperti itu tidak akan pernah hilang dan dilupakan olehnya begitu saja..

"ternyata begitu.. Ya sudahlah mas."pasrahnya.

"Kamu jangan sedih ya..! jangan juga marah. nanti ujung-ujungnya aku disuruh tidur di luar lagi.." canda Devan. Desi yang mendengar penuturan polos suaminya itu langsung tersenyum.

"eh siapa juga yang mau suruh Mas tidur di luar. cemara dan sekesal apapun aku kalau belum kelewatan, aku pasti nggak akan menyuruh Mas tidur di luar. palingan aku yang keluar dari rumah dan pergi cari udara di luar."

"haik!! jadi minggat ceritanya itu.." serunya membuat Desi langsung terkekeh.

"Ya sudahlah.. maafin suamimu Ini istriku. jangan mingkat ya." ucap Devan yang tiba-tiba langsung mengambil tangan istrinya dan menciumnya. sementara Desi yang tidak refleks akan hal itu langsung menganga.

"astaghfirullahaladzim Mas.. nggak gitu juga kok.." Devan pun langsung tersenyum.

"tahu!! tapi aku yang mau." Desi pun kembali tersipu mendengar penuturan suaminya itu. dan akhirnya mereka pun kembali fokus memakan makanan mereka. bahkan Devan tak lagi memaksa istrinya untuk menceritakan sifat Dita di masa lalu.

Tentu dia sadar, perasaan perempuan itu sangat sensitif. jadi sebisa mungkin dia tidak ingin menyinggung perasaan istrinya.

*******

sementara itu, di kediaman mewah milik keluarga Marco, terlihat Dita sedang diomelin oleh ibu mertuanya. siapa lagi kalau bukan Nyonya Sarni.

"Kamu dari mana saja!!" seru Nyonya Sarni. tampaknya Nyonya Sarni memang menunggu kedatangan Dita. Dita tampak baru saja kembali saat waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. ini sebenarnya belum waktunya untuk pulang bagi Dita, biasanya dia akan kembali jam 01.00 malam atau hampir jam 04.00 dini hari.

tapi kali ini dia memilih untuk pulang jam 10.00 malam, Karena dia sudah sering mendapatkan ceramah dari mertuanya. dan tentu saja dia ingin menghindari hal itu.

mendengar itu sontak Dita langsung menghentikan langkah kakinya. dia mendengus kesal tatkala melihat keberadaan mertuanya di sana yang tampak duduk seperti sedang memang menunggu kedatangan dirinya.

"habis dari luar lah!! memangnya dari mana lagi.." jawabnya dengan sedikit judes. nyonya Sarni yang mendengar jawaban juga seperti itu langsung beranjak berdiri.

"Kamu ini sebenarnya sadar nggak sih!! kamu itu sudah menjadi seorang istri. tapi kamu tidak pernah melakukan kewajiban kamu sebagai seorang istri untuk berada di rumah dan melayani suamimu dengan baik!! seenaknya saja kamu pergi, pergi pagi pulangnya langsung malam seperti ini. seolah-olah di rumah kamu tidak memiliki tanggung jawab. aku sudah berkali-kali mengingatkan kamu Dita!! kamu itu telah menjadi seorang istri untuk suamimu. seharusnya kamu berada di rumah dan melayani suamimu dengan baik. tunggu dia pulang, Dan Kamu urus dia.!! tapi apa? lihatlah perbuatanmu ini. benar-benar tidak mencerminkan sebagai seorang menantu yang baik." Dita sebenarnya sangat ingin melawan dan menjawab apa yang dikatakan oleh mertuanya ini. tapi dia memilih untuk menahan diri, karena dia tidak ingin diusir dari kediaman ini.

sementara Nyonya Sarni yang melihat menantunya diam begitu saja tanpa mau memandang ke arahnya semakin dibuat kesal.

"kamu ini ya!! dikasih tahu bukannya malah menurut, tapi malah semakin membangkang. kamu itu bukan seorang gadis lagi Dita!! kamu sudah punya suami..!!" seru Nyonya Sarni lagi yang terlihat kesal. Dita kembali mendengus.

"saya tahu mah?! saya tahu kalau saya ini sudah menjadi seorang istri. tapi percuma Saya berada di rumah, kalau Marco saja tidak mau memperlakukanku seperti seorang istri.!! dia bahkan tak pernah mau mengajakku berbicara!! ataupun menuruti keinginanku!! jadi percuma saja.. dia punya kesibukan sendiri, aku juga punya kesibukan sendiri.!! jadi kami berdua sama-sama sibuk. bukankah itu sudah impas!!" serunya yang tentu saja tidak mencerminkan dirinya sebagai perempuan yang baik. Nyonya Sarni yang mendengar itu semakin meradang.

"itu adalah risiko kamu?! dulu kamu yang memaksa menikah dengan anakku.!! sekarang kamu harus tanggung jawab dong. anak saya sudah menikahi kamu, dan kamu harus menunjukkan ketulusan kamu. apa jangan-jangan selama ini kamu memang sengaja ya ? agar kamu bisa masuk ke keluarga kami dan malah menghabiskan uang anak saya.!!" tuduh nyonya Sarni. Dita kembali mendengus. memang itu adalah tujuannya. tapi tentu saja dia tidak ingin memberitahukannya.

"terserah mama ajalah mau ngomong apa!! yang penting aku sudah pulang. aku kembali. dan terserah mama mau bicara seperti apa.. aku tidak peduli!!" serunya. dan benar saja, setelah mengatakan itu Dita langsung meninggalkan Nyonya Sarni begitu saja di ruang tamu.

Nyonya Sarni yang melihat kekurangan menantunya itu benar-benar dibuat marah.

"mau ke mana kamu Dita!! aku belum selesai berbicara kepadamu.!!" teriaknya. namun Dita tidak peduli, dia justru semakin melangkahkan kakinya dan mempercepat langkah kakinya itu agar cepat sampai di dalam kamarnya.

sementara Nyonya Dita yang marah itu langsung menepis dan mengempas tangannya.

"dasar menantu kurang ajar!! dosa apa yang aku lakukan di masa lalu, sampai mendapatkan menantu yang tidak bisa diatur seperti ini!! Dia sangat susah dinasehatin, dan juga maunya melakukan hal sesukanya. ini benar-benar tidak bisa dibiarkan.!! dia harus dididik dengan tegas.!" setelah mengatakan hal itu, Nyonya Sarni langsung beranjak pergi.

sementara Dita yang sudah masuk ke dalam kamarnya langsung membanting pintu dengan kesal.

"sialan nenek peot itu!! bisa-bisanya dia memarahiku dan mengataiku. salahkan saja anakmu, dia yang tak pernah memberikan perhatiannya kepadaku. terus apa salahnya aku mencari kesenangan di luar!! dasar tidak masuk akal!!" serunya yang juga tak kalah marahnya. Dita tentu saja tidak mau disalahkan, dari dulu dia sudah dibiasakan seperti itu.

BRAK

Dita membanting semua barang belanjaannya di sofa yang ada di dalam kamar tersebut. kemudian mendudukan tubuhnya dengan kasar Sambil mencoba untuk menenangkan perasaannya.

"cih!! terserah kamu mau bilang seperti apa. pokoknya aku tidak akan pernah menuruti apa yang kamu mau.!" ucapnya. dan setelah itu dirinya kembali beranjak lagi dari tempat duduk dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.