NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa / Tamat
Popularitas:56.7k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27 Ke Ada Yang Di sembunyikan.

Zahra saat ini berada di dalam kamar mandi yang duduk di bawah guyuran air shower yang terlihat mencakar kulitnya sendiri, sejak tadi mulutnya tidak berhenti mengumpat bahwa sangat merasa itu sangat kotor.

Zahra semakin jijik dengan tubuhnya ketika mengingat semua perbuatan Ferdi kepadanya. Laki-laki itu tidak memberi ampunan, tidak mempedulikan bagaimana dirinya, memaksanya dan mencuri kehormatan yang telah dia jaga selama puluhan tahun diambil begitu saja secara paksa dan tidak ada ikatan pernikahan.

"Akhkkkk ......" teriak Zahra dengan suara yang sekencang-kencangnya.

Dia menyalahkan dirinya atas kebodohan yang terjadi, merasa sudah tidak berharga lagi dan benar-benar sangat murung.

***

Namira berjalan bersama dengan Nayra di taman pesantren.

"Kamu lihat apa Nayra?" tanya Namira ketika sahabatnya terus melihat sebuah rumah.

"Zahra tidak pernah keluar rumah, kita bahkan sering ke masjid bersama dan juga mengikuti kegiatan pesantren bersama, tetapi dia selalu absen. Apa dia sakit?" tanya Nayra membuat Namira juga melihat rumah sahabatnya itu.

Pesantren itu memang sangat luas dan banyak juga rumah guru-guru atau ustadz di dalam pesantren itu yang hidup bersama keluarganya. Termasuk Zahra dan Nayra sahabat Namira yang kedua orang tua mereka juga merupakan orang yang ikut mengurus pesantren.

Meski tidak tinggal didalam rumah yang sama, tetapi mereka tinggal dalam lingkungan yang sama dan rumah mereka tidak berjauhan yang masih berada di dalam satu lingkungan pesantren.

"Benar juga bagaimana kalau sekarang kita temui dia," sahut Namira tiba-tiba mendapatkan ide.

"Ayo!" ajak Nayra setuju saja dan akhirnya mereka berdua menghampiri rumah sahabat mereka.

Nayra yang terlihat begitu murung duduk di atas kursi yang memeluk tubuhnya, tatapan matanya sangat kosong, dia tidak menceritakan apapun yang terjadi kepadanya berapa hari yang lalu.

"Zahra!" mendengar suara itu membuat Zahra kaget dengan cepat-cepat mengusap air matanya dan membalikkan tubuhnya ketika melihat Nayra dan Namira.

"Namira, Nayra," sahut Zahra dengan tersenyum yang berusaha baik-baik saja agar teman-temannya tidak curiga kepadanya.

"Kamu berapa hari ini tidak keluar rumah, kamu sakit?" tanya Namira.

"Tidak! Aku mendapatkan tugas dari Ayah. Aku harus menyalin banyak ayat-ayat Quran untuk dibagikan kepada anak pesantren," jawabnya memberi alasan.

"Kenapa tidak meminta bantuan kita. Kita berdua juga tidak punya pekerjaan belakangan ini," sahut Nayra.

"Aku takut merepotkan kalian," jawab Zahra.

"Ya ampun Zahra, kita seperti berteman 1 tahun saja sampai ada kata-kata merepotkan. Hey kita itu berteman sejak kecil," sahut Nayra.

"Benar apa yang dikatakan Nayra. Kamu biasanya juga tidak sungkan dengan kita berdua," sahut Namira.

"Iya, tapi aku masih bisa mengerjakannya, jadi aku kerjakan sendiri," sahut Zahra.

"Huhhhh, kalau tidak ada kamu beberapa hari ini rasanya aku sangat kesal sekali. Aku harus menghadapi Ferdi kemarin," ucap Nayra yang membuat Zahra tiba-tiba saja kaget melihat serius ke arah Nayra saat nama laki-laki brengsek itu diucapkan di depannya.

"Ferdi datang ke pesantren?" tanya Namira yang memang belum mendapatkan cerita dari Nayra.

"Benar! Dia memaksa masuk ke pesantren dan aku memberi ancaman jika dia melakukan hal itu maka aku akan berteriak, tetapi dia tidak mengatakan ingin bertemu dengan kamu, entahlah apa tujuannya," jawab Nayra yang membuat Zahra terlihat begitu panik dan bahkan sangat takut.

"Nayra kamu sebaiknya jangan berbicara padanya dan apalagi dekat-dekat dengannya, kamu menjauhlah

Dan jangan campuri urusannya. Begitu juga dengan kamu Namira, kamu jangan pernah dengarkan apapun yang dia katakan," ucap Zahra yang terlihat begitu sangat panik jika terjadi sesuatu kepada kedua sahabatnya.

"Zahra kamu santai saja dong. Aku juga males mencari masalah dengan laki-laki itu," sahut Nayra.

"Benar Zahra. Keputusanku sudah tidak akan bisa diganggu gugat lagi," sahut Namira.

Tetapi ekspresi Zahra tetap saja sangat berlebihan, si tampak seperti orang yang sangat takut dan wajar saja dia takut ketika sahabatnya berhubungan dengan orang yang sudah menghancurkan dirinya.

"Lagi pula aku akan ke Jakarta," sahut Namira tiba-tiba yang membuat Zahra dan Nayra melihat serius ke arah teman mereka itu.

"Untuk apa. Jangan bilang ini kabar baik atau kabar buruk," sahut Nayra.

"Kabar baik dan buruk bagaimana?" tanya Namira.

"Kabar buruknya kamu ke Jakarta dan ingin ke pengadilan atas resminya perceraian kamu dengan Bian atau kabar baiknya kamu akan rujuk dengan Bian?" tebak Nayra.

"Tidak dua-duanya. Aku ke Jakarta hanya ingin ke Bandara untuk menjemput Kak Ilham," jawab Namira.

"Kak Ilham akan kembali dari Kairo?" tebak Nayra yang membuat Namira tersenyum mengangguk.

"Wau itu benar-benar berita yang sangat baik dari hal apapun," sahut Nayra yang tampak begitu excited sekali.

Nayra dan Namira bahkan saling melihat satu sama lain dengan senyum penuh arti saat tatapan mereka melihat ke arah Zahra. Tetapi Zahra tidak sebahagia mereka berdua yang mungkin saja masih memikirkan apa yang terjadi padanya, wajahnya tetap murung dengan tatapan mata yang sangat kosong.

"Ehmmm, saat aku meminta izin kepada Umi dan Abi. Mereka berdua menyarankan agar aku memiliki teman untuk ke Jakarta," sahut Namira sepertinya memberi kode.

"Sayang sekali Namira aku tidak bisa ikut ke Jakarta karena aku banyak sekali tugas di pesantren, tapi sepertinya teman kita Zahra ini meski memiliki banyak tugas di pesantren dia sepertinya tetap ikut," sahut Nayra tampak menggoda Zahra yang membuat Namira tersenyum.

"Zahra jangan sampai aku berubah pikiran pergi sendiri, jadi mintalah kepadaku agar kamu ikut menjemput Kak Ilham," ucap Namira.

"Maaf Namira, aku tidak bisa menemani kamu," ucap Zahra menolak dengan suara datar yang membuat senyum dari kedua sahabatnya itu tiba-tiba saja hilang.

"Kenapa?" tanya Namira.

"Jangan jual mahal Zahra. Aku yakin di dalam hati kamu yang paling dalam sekarang sedang begitu bahagia sekali ketika mendengar kepulangan kak Ilham. Jadi jemputlah dia," sahut Nayra.

"Aku sudah mengatakan tidak bisa ikut, kamu pergi saja sendiri!" ucap Zahra yang berdiri dari tempat duduknya dan tiba-tiba saja meninggalkan kedua temannya itu.

Nayra dan Namira saling melihat satu sama lain, mereka berdua benar-benar kaget dengan apa yang terjadi pada Zahra.

"Kenapa Zahra tidak semangat sekali mendengar kepulangan Kak Ilham?" tanya Nayra.

"Aku juga tidak tahu dan aku pikir dia yang akan paling excited daripada aku adik kandungnya," jawab Namira.

"Atau jangan jangan Zahra sedang ngambek karena sudah ditinggalkan selama 2 tahun?" tebak Nayra.

"Sepertinya kakakku yang satu itu melakukan kesalahan, huhhh lihat saja jika dia berani menyakiti sahabatku," sahut Namira yang tampak begitu kesal dengan matanya menyipit.

Sementara Zahra masuk ke dalam kamarnya dan langsung menjatuhkan diri di atas tempat tidur dengan menangis.

"Bagaimana mungkin aku bisa menemuinya, apa aku harus pura-pura di hadapannya jika tidak terjadi apapun. Aku adalah wanita yang sangat kotor dan tidak pantas bersamanya," ucap Zahra dengan tangisnya yang terisak-isak.

"Ya Allah. Apa kesalahan hamba sehingga hamba harus mendapatkan semua ini. Hamba sudah menunggu kepulangannya dan engkau berikan ujian yang sangat berat. Hamba sekarang sudah tidak pantas lagi bersamanya,"

Dengan apa yang terjadi kepada diri Zahra membuatnya kehilangan rasa percaya diri. Ferdi yang benar-benar merusak kehormatannya.

Bersambung....

1
🌷💚SITI.R💚🌷
baru baca lg
Angga Gati
❤❤❤❤❤❤❤❤❤👍👍👍👍👍
Teh Euis Tea
wahhh tamat dan happy ending, makasih thor atas ceritanya yg luar biasa ada gemesnya, aku jg terbawa baper sm emosi sm namira pojoknya ceritanya keren
sehat selalu untuk othor
aku sudah baca novel othor baru
Teh Euis Tea
alhamdulilah nayra sudah ada jodohnya dan persahabatan mereka tetap terjalin, saling memaafkan, semoga bersahabatan mereka langeng punya anak sama2
Teh Euis Tea
syukurlah klu zahra udah ga panik lg, sudah iklas karna si ferdi jg sudah meninggal jd ga usah takut lg
Teh Euis Tea
innalilahiwainnailaihirojiun, turut berduka cita, ferdi yg tenang ya disana skrng aku jg sudah lega km punya anak wlu anak itu lahir karna kebodohanmu
Teh Euis Tea
si ferdy di bikin meninggal aj dari pd menganggu zahra sm rafa trs
zahra sudahi traumamu, kasihan suamimu beri dia hakmu sebagai suami dgn berhak nafkah bathin darimu
Teh Euis Tea
othor sayang, namanya suka ketuker tuker ya, ada beberapa dialog yg ketukar nama
Rieya Yanie
zahra harusnya diajak ke psikolog biar traumanya hilang
Endang 💖
udahlah pulangkan aja nayra tu ke tmpat orang tua nya tingkahnya udh kelewatan batas
Teh Euis Tea
nah hrs di bongkar semua bian, biar si nayra kapok
Oma Gavin
nah bener itu bian kuliti nayra didepan keluarga nya biar tau rasa dasar pelakor berkedok muslimah iri hati kok dipelihara bukannya tobat minta maaf malah sengaja jadi kompor buat pernikahan namira dan bian ricuh dan kamu dgn bangga nya akan nyusul sebagai penengah sambil menyelam mau bunuh namira sayang nya bian tetap kekeh mencintai Namira, sadar ngga loe pelakor malu tau ditolak mentah-mentah
Nifatul Masruro Hikari Masaru
kok nama pemeran sering ketukar ya
Endang 💖
aduh baik bgt Ilham,
Oma Gavin
bisa ngga nayra dijodohkan sama ferdi saja dua orang dgn kelakuan yg sama, gedeg banget lihat kelakuan nayra kok bisa namira dan zahra punya sahabat yg iri hati nya kelihatan banget
Teh Euis Tea
ilham suami yg sangat sabar dan mencintaimu zahra udahlah tutup masa lalumu hilangkan masa lalumu perlahan km pasti bisa zahra
nayra ngapain km nanya namira datang sm bian ga sopan bgt km
Teh Euis Tea
zahra jujur sm ilham biar ilham cari solusinya jgn biarkan ferdi menganggumu lg
Teh Euis Tea
mudah2an namira hamil ya kali ini
duhhh jgn sampe rafa anaknya ferdy ga iklas bgt klu sampe itu terjadi
Oma Gavin
feeling ku nayra tetap akan nekat selalu mendatangi bian di kantor tanpa sepengetahuan namira, tinggal nanti bian jujur tidak sama namira dan berani tegas mengusir nayra
Teh Euis Tea
nayra ya ampun ko km jd begitu sih ga tau malu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!