NovelToon NovelToon
DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

Status: tamat
Genre:Poligami / Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:557.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Yeni Erlinawati

Wanita mandul, beban, miskin, tidak tau diri dan kata-kata cemoohan lain sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Laura Sabrina Puti. Tak hanya itu saja tetapi kekerasan dalam rumah tangga pun sering dia dapatkan tentunya dari sang suami juga dari ibu mertuanya. Laura, tentu saja dia hanya diam atas perlakuan kedua orang yang sialnya sangat ia sayangi itu.

Dia lalui semua kepahitan dan kesedihan menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak sehat ini sendirian. Hingga suatu ketika, rasa sayangnya kepada suami serta ibu mertuanya mengup begitu saja saat dengan tegasnya sang suami memperkenalkan wanita lain yang akan dijadikan istri kedua. Tentu saja tanpa persetujuan dari Laura. Laura hanya bisa menangis sejadi-jadinya setelah pertengkaran besar yang terjadi. Sungguh Laura benci perselingkuhan. Ia bertekad akan membalas dendam.

Mampukah Laura membalas perbuatan mereka? Dan apakah balas dendamnya akan berhasil? BACA SEGERA!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Erlinawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melawan Julio

Kini sudah larut malam tepatnya pada pukul 1 dini hari Julio baru kembali dari kantor. Wajah sayu nan lelah pun menghiasi wajahnya. Jika saja semua pekerjaannya ini bukan tugas yang diberikan oleh Maikel, ia pasti akan menundanya dan kembali mengerjakan di hari selanjutnya bukan malah memaksakan lembur sampai larut seperti ini. Apalagi mengingat batas waktu yang super singkat dari Maikel, ia harus bekerja dengan extra. Bahkan Julio tak jarang harus menginap di kantor dan meninggalkan istrinya tidur sendiri di rumah.

Julio menghela nafas kala ia memasuki rumah berlantai dua yang terlihat sudah sangat sepi. Ia melangkahkan kakinya lebih dalam lagi dengan tangan yang memijit pangkal hidungnya.

Julio terus melangkah, hingga tiba-tiba langkahnya itu ia hentikan tepat di depan anak tangga pertama. Kepalanya yang sedari tadi ia tundukkan, perlahan ia tegakkan kembali. Tangannya yang bertengger di pangkal hidungnya pun sudah ia singkirkan ketika kepalanya ia tolehkan kearah sisi kiri tubuhnya. Ia mengerutkan keningnya saat matanya melihat lampu di area dapur menyala. Ayolah rumah ini ketika malam dan jika sudah tidak ada aktivitas lagi, semua lampu utama akan di padamkan dan akan menyala lagi jika ada seseorang yang menggunakan salah satu ruangan di rumah tersebut.

Cukup lama Julio memperhatikan ruang dapur hingga saat terdengar suara benda jatuh, Julio mulai mendekati ruangan tersebut.

Julio mengerutkan keningnya ketika dirinya telah sampai di ruang dapur namun ia tak melihat ada seorangpun disana.

"Ck, kirain ada maling," gumam Julio lalu ia berniat kembali lagi. Tapi tiba-tiba suara seseorang menghentikan niatannya untuk melangkah.

"Haishhh kenapa bisa jatuh coba? Gak jadi makan kan jadinya. Ck, menyebalkan." Julio memincingkan salah satu alisnya. Tunggu, sepertinya ia mengenal suara seseorang itu. Tapi tidak mungkin kan jika orang yang memiliki suara yang sama persis dengan apa yang ia dengar barusan berada di rumah ini? Julio menggelengkan kepalanya, menghalau segala macam isi dalam pikirannya tersebut. Namun karena rasa penasarannya yang tinggi, ia memejamkan matanya sesaat dengan kedua tangannya yang ia kepalkan sebelum akhirnya ia memutuskan untuk memutar tubuhnya menghadap kearah seorang wanita yang berdiri membelakangi dirinya. Hingga beberapa saat, wanita itu juga memutar tubuhnya dan kini keduanya saling berhadapan satu sama lain dengan tatapan mata yang saling bertemu.

Terlihat jelas keduanya tampak terkejut akan pertemuan yang tak terduga ini. Namun dengan segara wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Laura mengalihkan pandangannya. Laura juga tampak mendengus tak menyangka jika pertemuannya dengan Julio akan secepat ini. Ia kira dirinya akan bertemu dengan mantan suaminya tersebut nanti pagi, tapi takdir berkata lain. Jadi mau tak mau Laura harus menghadapinya di malam yang sangat melelahkan ini.

Sedangkan di sisi Julio, bohong jika laki-laki itu tak terpana dengan penampilan Laura saat ini. Dia laki-laki normal yang jika di hadapannya terdapat seorang wanita dewasa menggunakan lingerie berwarna hitam yang sedikit menerawang di bagian pinggangnya sekaligus memperlihatkan sedikit belahan dadanya, pasti dirinya akan tergiur juga.

"Jaga mata anda tuan Julio yang terhormat sebelum mata anda saya buat buta!" peringatan dari Laura membuat Julio menjadi gelagapan sendiri. Laki-laki itu segara mengalihkan pandangannya ke segala arah asalkan tak menatap kearah mantan istrinya. Ia sudah kepalang malu karena ketahuan sedang melihat lekuk tubuh Laura yang ia rasa sangat berbeda ketika wanita itu masih bersama dirinya dulu.

Julio berdehem sebelum bersuara, "Ehem. Kenapa kamu ada disini, di rumah saya?"

Pertanyaan yang dilayangkan oleh Julio membuat Laura memincingkan salah satu alisnya.

"Rumah anda? Apakah saya tidak salah dengar? Ayolah semua orang yang tinggal disini bahkan para tetangga pun tau jika pemilik rumah ini bukan anda, tuan Julio yang terhormat," balas Laura masih mempertahankan bahasa formalnya.

Kepalan di tangan Julio pun semakin mengerat, tak percaya jika mantan istrinya itu sudah bisa menjawab ucapannya. Bahkan jawabannya tak bisa ia pungkiri lagi.

"Mau siapa pemilik asli rumah ini, itu tidak penting lagi. Sekarang katakan kenapa kamu ada disini? Siapa yang menyuruh kamu kembali kesini hah? Apa kamu tidak memiliki urat malu sama sekali ketika kamu sudah angkat kaki dari rumah ini tapi kamu justru kembali lagi? Ohhh apakah kamu kembali untuk menjadi salah satu pembantu disini? Tapi saya rasa para pembantu disini sangat menjaga sopan santun ketika berada di kediaman utama keluarga Kail, bukan seperti kamu yang tak tau sopan santun berkeliaran di malam hari seperti ini dengan pakaian tidak sopanmu itu. Ahhh aku tau sekarang, kamu menjadi pembantu itu hanya sebagai alibi saja padahal niatanmu yang sebenarnya adalah menggoda saya agar kamu bisa kembali di sisi saya, manjadi istri saya seperti dulu lagi. Benar begitu bukan? Kalau niatanmu memang seperti itu lebih baik kamu kembali tidur, karena tujuanmu itu hanya bisa kamu capai lewat mimpi pasalnya saya tidak akan pernah memungut sampah untuk yang kedua kalinya. Jadi kubur harapanmu itu dalam-dalam dan lebih baik kamu sekarang pergi dan jangan pernah menampakkan dirimu di hadapan saya lagi juga jangan pernah menginjakkan kakimu di rumah ini lagi. Keluar! Mulai sekarang kamu saya pecat!"

Laura tersenyum sinis saat mendengar perkataan Julio yang membuat dia merasa mual sekarang. Dan dengan kedua tangannya yang ia lipat di depan dadanya sekaligus tatapan matanya yang menatap tajam kearah kedua bola mata Julio, ia membalas tanpa bahasa formal yang sedari tadi ia gunakan.

"Omong kosong macam apa yang sedang kamu katakan ini, Julio? Kenapa perkataanmu tadi justru membuat saya ingin muntah. Hah, saya tau kamu berkata seperti itu karena kamu tidak tau apa yang sebenarnya terjadi bukan. Jika begitu akan saya beritahu kamu sekarang. Tolong dengarkan baik-baik dan tolong siapakah hatimu karena mungkin setelah kamu mendengarkan penjelasan dari saya ini, kamu akan terkena serangan jantung."

Laura menjeda perkataannya, tubuhnya yang sedari tadi berdiri tegak kini mulai ia langkahkan mendekati keberadaan Julio.

"Yang pertama, mau saya dimana saja itu terserah saya karena ini hidup saya dan tidak ada seorang pun yang bisa mengaturnya termasuk kamu, Julio. Dan yang paling penting keberadaan saya disini atas izin dari pemilik asli kediaman Kail. Tujuan saya kesini juga tidak ingin menjadi seorang pembantu karena sudah cukup selama 5 tahun saya menjabat sebagai seorang pembantu dibalik status seorang istri namun sayangnya selama itu pula saya tidak mendapatkan sedikitpun imbalan dari manusia-manusia iblis yang tidak memiliki hati sepertimu. Maka dari itu kamu tidak bisa memecat saya karena saya bukan pekerja disini. Kamu juga tidak bisa mengusir saya karena yang berhak melakukan itu adalah sang pemilik rumah ini yang asli. Dan apa kamu bilang tadi? Kembalinya saya di rumah ini karena memiliki niatan terselubung dengan menggoda kamu agar saya kembali menjabat seperti istrimu lagi? Hahahaha, sungguh lucu sekali jika memang saya melakukan hal itu. Tapi sayangnya, saya tidak pernah memiliki niatan untuk menggoda kamu, apalagi ingin berada di sampingmu lagi menjadi seorang istri. Ayolah Julio, saat ini saya sudah memiliki laki-laki yang jika dibandingkan dengan kamu, dia lebih segalanya sedangkan kamu jauh dibawahnya. Kamu tidak ada apa-apanya dengan laki-laki saya saat ini. Jadi turunkan kepercayaan dirimu itu. Karena saya sungguh sangat muak ketika mendengar kamu membanggakan dirimu sendiri yang bahkan di mata saya kamu tidaklah lebih dari seorang pecundang dan pengecut," ujar Laura yang kini menghentikan langkah kakinya saat ia sudah berada di depan Julio.

"Beraninya kamu!" erang Julio. Bahkan tangan laki-laki itu kini sudah melayang bersiap memberikan tamparan kepada Laura. Namun sebelum tangan itu mendarat di pipi Laura, suara seseorang menghentikan aksinya.

"Mas, apakah itu kamu?!" Julio dan Laura menoleh bersamaan kearah sumber suara.

Laura tersenyum kala mendengar suara Almira yang mulai mendekati area dapur.

"Istri tercintamu saat ini sedang mencarimu. Kamu ingin saya yang keluar dari sini terlebih dahulu dan membiarkan Almira tau jika kita sudah bertemu bahkan di satu raungan yang sama dan hanya berdua saja tanpa orang lain yang pastinya akan membuat Almira ber---" Belum selesai Laura berucap, Julio lebih dulu bergegas keluar dari ruang dapur meninggalkan Laura yang tengah tersenyum miring kearah punggung Julio.

"Belum saatnya aku membuat kekacauan malam ini. Karena sungguh aku juga tidak memiliki tenaga lebih untuk beradu mulut dengan orang-orang sialan itu karena seluruh tenagaku sudah habis di makan Mas Maikel semua. Huh, dasar laki-laki tua itu," gumam Laura diakhiri dengan ia yang tersenyum ketika membayangkan pergulatan pantasnya tadi yang membuat ia menjadi kelaparan di tengah malam seperti ini. Tapi bukannya rasa laparnya terpenuhi ehhh ia justru bertemu dengan manusia jadi-jadian itu. Huh, menyebalkan.

1
Jamayah Tambi
Dah la tu Kucias.
Jamayah Tambi
Jesian juga kat Hulio
Jamayah Tambi
Kan dah mendapat kifarah kamu Beti,Julio dan Almira.
Jamayah Tambi
Beri je video tu pafa Julio.Baru padan muka Almura yg selau mengatakan Laura wanita murahan.
Jamayah Tambi
Menyewa saja.Cari rumah sewa yg mampu milik Klu ada uang beli saja
Jamayah Tambi
Wanita serakah.Sanggup membunuh suami sendiri
Jamayah Tambi
Lanjut aja.
Jamayah Tambi
Hanya anak tiri yg teeas
Jamayah Tambi
Oenjarakan Beti sebagai seoran janda.Julio tak tau lagi Almira hamil anak lelaki lain, bukan benihnya.Kesian kamu Julio
Jamayah Tambi
Siapa pulak.Tak kan Olivia masih hidup
Jamayah Tambi
Apa perasaanmu Beti.
Jamayah Tambi
Tak sabarnya
Jamayah Tambi
Percaya diri sekali
Jamayah Tambi
Rasakan Beti.Tak sabar nk lihat gelagat Beti Julio dan Almira bila dah ketahuan nanti
Jamayah Tambi
Deronok la dulu.Isteri dan ibu kamu mengandung anak lelski ug sama.Sungguh menjijikkan
Jamayah Tambi
Gila semua
Jamayah Tambi
Jgn salah Laura
Jamayah Tambi
Bahaya jugak budak ni.Ketua mafia ke
Jamayah Tambi
Sah Olivia dibunuh oleh Beti.Kata sahabat baik.Memang tak guna.Beti harus mati.Lucas kamu minta onat itu dari lelaki itu dan berikan pada Beti.Biar dia mati dgn cara yg sama
Jamayah Tambi
Apa la kepala otak Laura dan Kycias.Meman ta la Mak ljel setuju dgn rencana gila korang Geli,jijik Tak sudi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!