NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Anak Itu

“Tidak sopan atuh bu, panggil nama saja sama yang lebih tua”

“Bukan sus, Biem itu teh singkatan dari Bi Embang.”

Nesa melongo, bisa gitu ya namanya.

“Ya ampun Biem bisa saja, lucu banget namanya. Saya pikir itu nama asli”

Pinter juga Biem ini mengarang nama sendiri, wah sepertinya Nesa boleh berguru nih. Lumayan bisa dapat ilmu mengarang nama haha.

“Kalau soal itu mah Biem juaranya sus.”

Nesa terkekeh pelan, sepertinya Biem bisa jadi teman kerja yang asik. Teman yang asik salah satu support sistem dalam dunia kerja loh, bisa jadi tempat buang suntuk dan teman curhat yang klop.

Biem membawanya ke ruang tamu yang terlihat nyaman dan luas.

“Nah sus boleh tunggu disini saja, mau minum apa sus biar Biem buatkan” Biem menunjuk sofa putih. Dari bentuknya saja terlihat mahal.

“Tidak perlu repot Biem, saya bawa botol minum sendiri. Terimakasih bi, saya izin menunggu disini ya”

“Baik sus, kalau butuh apa apa boleh panggil Biem ya. Saya tinggal dulu sus”

“Okey Biem, aman”

Sesuai prediksi sofanya memang empuk dan nyaman. Nesa mengeluarkan hpnya dari tas selempang kecil yang biasa dibawa kemana mana. Ternyata ada pesan dari Oma yang memberitahu untuk datang sore saja karna Oma ada urusan mendadak. Ya ampun, kamuberdosa banget Nesa Callista sudah suuzon terhadap Oma. Tapi tetap saja sih, sepertinya pesan ini baru masuk saat tadi Nesa sudah dalam perjalanan kemari. Jari tangannya mengetik pesan singkat sebentar dan membalas pesan dari Oma.

Bosan menunggu tanpa melakukan apapun lebih baik Nesa melanjutkan tulisan novel online yang sudah dia geluti sejak kuliah sebagai pekerjaan sampingan. Dia baru saja menyelesaikan beberapa ribu kata untuk novelnya yang baru. Meski jumlah penghasilan tidak seberapa namun tapi lumayan untuk sekadar menutup pengeluaran pribadi setiap bulanannya. Jadi gajinya selama ini bisa full untuk ditabung. Meski kadang kesulitan karna sudah lelah duluan saat bekerja, Nesa tetap berusaha mengoptimalkan untuk tetap fokus update setiap harinya. Untungnya pekerjaan ini flexibel dan bisa dikerjakan kapan pun dan dimana pun. Selagi bisa menghasilkan cuan mah Nesa gas gas saja. Tak lama kemudian, gadis itu tenggelam dalam ide ide fiksi yang akan dituangkan dalam tulisannya.

Tangisan yang berdenging membuyarkan konsentrasi Nesa. ‘Sepertinya itu suara anak anak, apakah ada anak anak dirumah ini?’

Suaranya sesekali meringis memancing rasa kasihan dalam hatinya. Dia menutup aplikasi novel online di ponselnya setelah menyimpan cerita yang sudah dibuat dalam draft. Nanti Nesa akan mengeceknya kembali sebelum di upload per babnya. Ponsel dimasukkan ke dalam tas kemudian dia mencoba untuk mencari asal suara tangisan tadi.

‘Ah tidak, mending jangan penasaran. Ini rumah orang, tidak sepantasnya aku sembarangan keruangan lain.’

Nesa mengurungkan niatnya lalu kembali duduk disofa. Saat ini statusnya adalah seorang tamu di tempat ini, terlalu kepo dengan isi rumah orang lain termasuk tindakan yang kurang sopan kecuali jika dalam kondisi urgent maka etika itu boleh disingkirkan. Baru saja ingin mengembalikan fokus untuk kembali larut dalam cerita fiksinya pandangannya teralih pada Biem yang muncul dari tangga lantai dua diikuti balita laki laki yang mengekor dibelakangnya. Biem tampak kerepotan sedang mencoba menenangkan bayi yang menangis kencang dalam gendongannya.

Meski sudah coba ditenangkan bayi kecil itu tampak memberontak dengan tangis yang semakin menggelegar. Pertahanannya akhirnya patah juga, Nesa kasihan dan menghampirinya.

“Aduh kenapa ini sayangnya sus, kenapa sayang?”

Nesa menepuk nepuk tangannya untuk mengalihkan atensi sibayi. Benar saja bayi kecil kecil itu langsung menoleh pada asal suara tepukan. Ini namanya teknik distraksi, suara atau aktivitas yang dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian anak. Anak akan cenderung fokus pada suara atau aktivitas yang menarik baginya. Selanjutnya Nesa menunjukan ekspresi cerah yang penuh ketulusan lalu mengulurkan kedua tangan. Meski terlihat sederhana namun ini berhasil, sibayi menyambut uluran tangannya. Nesa menggendongnya dengan hati hati, kemudian menepuk nepuk punggungnya pelan mencoba memberikan rasa nyaman. Jangan panik, transfer rasa nyaman dengan penuh percaya diri. Bayi merupakan makhluk perasa yang dapat merasakan bila seseorang menggendongnya dengan panik atau penuh keraguan. Panik malah akan membuatnya semakin gelisah dan tantrum.

“Lihat itu ada apa disana, cantik sekali pohonnya. Dede bisa lihat tidak? warnanya green” Meski dari usianya sepertinya belum paham sepenuhnya makna dari ucapan Nesa namun hal baru seperti pohon hijau itu pasti menarik baginya. Bayi itu sudah terlihat nyaman dan nemplok didada Nesa dengan tersengguk sengguk, mungkin karna sudah terlalu lama menangis.

“Namanya siapa bi?”

“Namanya Arav sus lalu yang itu kakaknya Aron. Trimakasih ya sus, Biem bingung dari tadi tuan muda menangis terus. Biem teh sampai mau ganti pampersnya juga tadi tidak bisa sus, tuan muda berontak terus. Lama lama kalau begini Biem bisa stress berat”

Keringat dikening Biem membuktikan mungkin sejak tadi sudah berusaha namun tidak berhasil. Maklum usia juga sudah tidak muda lagi. Mengurus dua anak bukan hal mudah. Perhatian Nesa teralih pada Aron yang fokus memperhatikan adiknya, dimatanya tersirat kekhawatiran. Anak ini mengingatkannya pada masa lalu dimana dia pun melihat adik adiknya dengan pandangan yang sama.

“Mungkin karna Biem panik duluan, jadinya anak juga ikutan gelisah haha. Kalau diizinkan saya boleh gantikan pampersnya Bi? Sepertinya pampersnya sudah penuh”

“Apa tidak merepotkan sus?”

“Tidak papa bi, santai saja mah”

“Kalau begitu boleh naik keatas saja sus, perlengkapannya semua ada dikamar tuan muda”

“Maaf Biem, kalau boleh disini saja. Saya tidak enak kalau ikut masuk kamar tanpa izin yang punya rumah”

“Baik sus, Biem mengerti. Biem ambil perlengkapannya sebentar ya sus”

Dengan cekatan Nesa mengganti pampers Arav diatas sofa yang sudah dialasi perlak bayi. Sesekali pandangannya memperhatikan Aron yang sejak tadi tidak pernah menjauh dari adiknya. Nesa tersenyum kepadanya, Aron mendengus lalu menolehkan kepala ke arah lain. Dasar bocah ini huh,

Pekerjaan ini sudah bisa dia lakukan selama bekerja di rumah sakit. Benar saja pampers Arav sudah sangat penuh bahkan rembes kecelana. Pantas bayi lucu ini merengek, pasti rasanya sudah tidak nyaman namun tidak mengerti cara mengungkapkannya secara langsung. ‘Tenang bayi gemes, ada Sus Nesa disini’

“Biem pasti kerepotan sekali harus mengurus dua bayi bersamaan” Ucap Nesa sembari memakaikan Arav pakaian yang baru. Bayi itu terlihat mengoceh pelan. Menurut taksirannya usia Arav sekitar 4 bulanan mungkin.

“Sebenarnya saya bukan babysitter mereka sus. Kedua babysitter tuan muda tiba tiba mengundurkan diri sejak kemarin. Jadi tuan besar belum ada persiapan untuk cari babysitter pengganti.”

“Oo begitu ya, maaf sebelumnya kalau pertanyaan saya kurang sopan bi, mamanya kerja ya bi?”

“Sudah minggat sus, selingkuh” Biem menjawab dengan bebisik. Wah wah… speechless. Nesa sponta melihat Aron dan Arav bergantian, duh Nesa jadi terenyuh kan. Hidup kedua anak ini pasti tidak mudah.

Nesa menutup pembahasan dengan Biem, Aron jangan sampai mendengar apapun tentang ini.

1
Putu Suciptawati
aku baru lihat cerita ini dan baca secara maraton, aku suka ceitanya bagus
Demar: Halo Putu, thanks sudah ikutin karyaku ya. Support terus dengan follow, like dan komen supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up Thor 👍
Demar: Thank you Elen, jangan lupa follow like dan komen karyaku supaya aku semakin semangat update. Ikutin terus ceritaku ya...
total 1 replies
Hesi Hesi
semangat thor
Demar: Thank you Hesi
Ikutin terus karyaku ya
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Elen Gunarti
lanjut thor
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Demar
Tujuh
Demar
Good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!