Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan mamah haidar
"masih pura pura nggak tau...mau maennin trik macam apa dia"gumam haidr di dalam hatinya.
Mamah haidar sedikit terkejut karena ternyata celin tidak tahu bahwa perusahaan tempat dia magang adalah peeusahaan milik suaminya sendiri.
"kamu seneng nak kerja di sana?"tanya mamah haidar.
"iya seneng nggak seneng mah...tetep harus seneng"jawab celin.
"Haidar kan juga kerja di sana nak.... kalau ada apa apa kamu bisa minta tolong sama suami kamu"kata mamah haidar.
"ahh iya mah....tapi nggak perlu celin masih bisa ngatasin sendiri.. Takutnya nanti malah celin bikin kak haidar di pecat lagi"kata celin.
Haidar yang sedang mwminum teh yang di sajikan oleh maid pun sedikit tersedak mendengar peekataan celin sementara mamah haidar malah tersenyum.
"apa dia beneran nggak tau kalau gue pemilik perusahaan ituu...atau dia sedang maenin trik pura pura nggak taunya"gumam haidar.
"kamu lucu nak"kata mamah haidar.
"hah..."celin sedikit terkejut mendengar pernyataan lucu dari mamah haidar.
"udah kalian bersihin diri kalian dulu sana"kata mamah haidar.
"iya udah mah...celin peemisi dulu"kata celinpamit undur diri.
"Lexi juga mau mandi dulu mah"kata lexi mengikuti celin.
"gituu ya pengantin baru...bawaannya pengen berduaan mulu...syukurlah kalau mereka baik baik aja"gumam mamah haidar yang slah sangka
Saat ini tengah memasuki jam makan malam.
Mamah haidar berencana memanggil anak dan menantunya itu untuk turun dan amakn malam bersama.
"tok...tokk...tokk...."mamah haidar mengetuk pintu kamar milik haidar.
"iya mah..."jawab hidar yang sudah membuka pintu.
"mana menantu mamah"tanya mamah haidar masuk nyelonong ke kamar haidar.
"ehh...anu...itu...mah"kata haidar sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"sial...kenapa harus mamah yang manggil...kemana para maid di rumah ini"gumanya kesal.
"celin...sayang...dimana kamu nak"panggil mamh haidar mencari keberadaan menantunya.
Mamah haidar menelusuri ruangan itu hingga ke kamar mandi namun tidak menemukan keberadaan celin.
"dimana menantu mamah sekarang "teriak mamah haidar yang sudah mulai kesal pasalnya dia mulai paham bahwa mereka tidak tidur satu kamar.
Mamah haidar tau karena di kamae itu tidak ada aatupun barang milik perempuan.
"di kamar sebelah mah"jawab haidar pelan.
"apa apaan kamu ini nak.... dia itu istri kamu...kenapa kalian malah tidur terpisah..."mamah haidar kesal dia kemudian menuju kamar milik celin dan haidar mengikutinya dari belakang.
"sayang"kata mamah celin.
"mamah"panggil celin sedikit bingung karena melihat exspresi mamah meetaunya yang nampak kecewa.
"apa haidar yang memintamu untuk tidur terpisah?"tanya mamah haidar.
"ahh anu...enggak mah ini kemauan celin sendiri"jawab celin gugup.
"mamah kecewa sama kalian berdua....harusnya kalian paham...harusnya kalian memikirkan semuanya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan sebesar ini... apa kalian berencana mempermainkan sebuah pernikahan.... mamah nggak mau tahu krena ini sudah menjadi keputusan kalian sebeumnya kalian nggak boleh cerai apapuun yang terjadi...dan kamu haidar...kalau sampai peenikahan ini gagal lebih baik mamah mati aja"kata mamah haidar dengan air mata yang sudah membaaahi pipinya.
Sebenarnya mamah haidar sudah tahu bahwa pernikahan anaknya mungkin akan seperti ini.Namun dia sengaja menekankan kata mati agar haidar mau membuka hatinya untuk celin. Walau bagaimanapun celin juga korban.Tidak swpantasnya dia mendapatkan hal semacam ini di usianya yang masih muda. Apalagi perlakuan haidar yang begitu dingin itu pasti sanagt mudah menyakiti hati perempuan.
"iya mah haidar janji"kata haidar yang kini memeluk tubuh mamahnya.
"kamu harus janji...kamu juga sayang"kata mamah haidar kini meraih tubuh celin bersamanya menerima pelukan haidr juga.
"iya mah...celin janji"kata celin sedikit ragu namun juga takut.
"pokoknya mulai sekarang kalian harus tidur satu kamar"kata mamah haidar.
"iya mah"jawab mereka berdua kompak.
Mamah haidar lega mendengar jawabna itu dan tersenyum senang karena tangisannya berhasil sedikit meluluhkan ke duanya.
