Di Ceraikan Suami, Di Nikahi Milliader

Arga mengangkat kepalanya dari layar komputer yang sedang menyala, matanya memancarkan aura dingin untuk beberapa saat. Membuat Celine kebingungan bagaimana caranya menghadapi pria itu.

"Aku harap kamu mengerti penjelasan sederhana ku" ucap Arga.

Celine tercekat, ia seakan tidak bisa bernapas untuk beberapa saat. Setelah menunggu begitu lama sikap Arga masih saja dingin. Tidak kah pria itu merasa kasihan padanya.

"Arga, aku ini tunangan mu, apa salahnya jika aku mengajakmu makan siang berdua ?. Aku melakukan ini supaya kita bisa saling mengenal lagi" balas Celine dengan nada marah.

Arga kembali menatap Celine, ia sebenarnya merasa kasihan pada wanita itu. Tapi Arga tidak bisa memaksakan perasaannya untuk mencintai Celine seperti yang di harapkan.

"Sebaiknya kamu pergi ! pintu nya ada disana" tunjuk Arga ke arah pintu ruangannya, tentu saja semua itu membuat Celine sedih. Kalau saja bukan karena Arga memiliki kekayaan berlimpah mana mungkin ia akan memelas seperti ini.

*

*

*

Sementara itu di tempat lain.

Arina tidak melepaskan Ghazi dalam pelukannya, ia terus saja memangku Ghazi dan memeluknya dengan erat. Ketakutan dan ketakutan terus merasuki pikirannya.

Bagaimana bisa seseorang begitu saja mengaku sebagai Ayah dari anak nya, mungkin wajah Ghazi dan Arga sangat mirip tapi bukan berarti Arga langsung begitu saja mengakui Ghazi anaknya.

Arina tidak terima hal itu, ia yang telah melahirkan Ghazi dan membesarkannya selama ini. Jadi sampai kapanpun Arina tidak akan memberikan hak asuh Ghazi pada Arga.

"Zi, berjanjilah pada Mommy ! kalau Zi hanya akan mencintai Mommy selamanya" ucap Arina dan menatap wajah Ghazi dengan intens.

Ghazi balas menatap wajah Arina, di raut wajahnya nampak sekali kalau anak laki-laki itu kebingungan. Tentu saja ia akan mencintai Arina selamanya karena Arina adalah Mommy nya.

Tapi Ghazi tidak bisa membohongi kalau ia juga mencintai Arga, ia sudah lama menunggu agar di pertemukan dengan Daddy nya. Membayangkan dirinya nanti akan di jemput dan di temani bermain oleh Daddy sudah membuat Ghazi bahagia.

Apalagi Daddy adalah orang yang tampan dan banyak yang bilang kalau wajah mereka mirip, itu semua sudah berhasil membuat Ghazi bahagia.

"Aku menyayangi Mommy tapi aku juga sayang sama Daddy" balas Ghazi dengan suara lembut "Tapi Zi janji hanya Mommy dan Daddy yang Zi sayang" sambungnya lagi.

Arina terdiam, begitu cepatnya Ghazi menyayangi Arga. Hanya dalam waktu satu malam anak laki-lakinya itu sudah menaruh rasa sayang pada Arga.

Arina kembali memeluk Ghazi dengan erat, air matanya kembali menetes. Jika seperti ini akan sulit untuk memisahkan Ghazi dari Arga karena anak itu sudah menganggap Arga Daddy nya.

Sekarang apa yang harus ia lakukan, Arina belum siap kehilangan Ghazi. Sementara Arga hanya memberi waktu selama 1 hari untuknya bersama Ghazi.

"Sebaiknya aku pergi saja dari kota ini, aku bawa Zi pergi jauh agar pria itu tidak menemukan kami" batin Arina.

Entahlah kapan ide itu muncul, tapi sekarang Arina sedang bersiap setelah menurunkan Ghazi di pangkuannya tadi. Arina memasukan pakaian dan barang-barang pentingnya kedalam koper. Setelah itu ia membawa koper itu ke bawah dan memasukannya ke dalam bagasi mobil.

Ghazi bingung saat melihat Mommy nya sibuk memasukan barang-barang ke dalam bagasi mobil.

"Mommy mau kemana ?" tanya Ghazi saat Arina sudah berdiri di dekatnya.

"Kita akan pergi sayang, kita akan meninggalkan tempat ini dan pergi yang jauh" jawab Arina. Ia menggendong Ghazi dan membawanya kedalam mobil.

Tapi sayang, tanpa sepengetahuan Arina. Seseorang melihat semuanya, sejak ia meninggalkan perusahaan tadi seseorang telah mengikutinya dan saat ini orang itu bersiap akan menelpon.