NovelToon NovelToon
Reinkarnasi si Pelayan Setia

Reinkarnasi si Pelayan Setia

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Harem / Cinta Murni / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Di istana yang berkilauan, kebohongan adalah mata uang dan darah adalah harga dari kesetiaan. Seorang pelayan setia menyaksikan dosa tak terampuni yang dilakukan sang Permaisuri—dan dibungkam selamanya.
Atau begitulah yang Permaisuri pikirkan.

Langit yang menjadi saksi pilu mengembalikan Takdir si pelyan setia, mengembalikannya dari gerbang kematian, memberinya wajah baru, identitas baru—tubuh seorang selir rendahan yang terlupakan. Dengan jiwa yang terbakar dendam dan ingatan yang tak bisa dihapus, ia harus memainkan peran sebagai wanita lemah, sambil merajut jaring konspirasi paling mematikan yang pernah ada di istana. Tujuannya bukan lagi sekadar bertahan hidup, melainkan merenggut keadilan dari singgasana tertinggi.

Setiap bisikan adalah pertaruhan. Setiap senyuman adalah topeng. Di tengah intrik berdarah antara selir dan para menteri, mampukah ia meruntuhkan kekuasaan sang Permaisuri dari bayang-bayang sebelum identitas aslinya terungkap dan ia mati untuk kedua kalinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Ujian Etiket

Kekuatan peta istana yang tersembunyi di bawah lantai kamar tidur Selir Xia adalah rahasia terbesar Xiao Ling. Namun, rahasia itu tidak bisa melindunginya dari tatapan tajam dan pedang sosial yang diasah oleh Permaisuri Xiu Feng.

Undangan ke Istana Keagungan untuk pertemuan mingguan para selir tiba dengan segel merah tua yang mengancam. Itu bukan permintaan; itu adalah panggilan untuk diadili. Xiu Feng tidak akan membiarkan kenaikan mendadak Selir Xia, apalagi kedekatannya dengan Raja Long, berlalu tanpa hukuman yang memalukan.

Istana Keagungan terasa dingin, meskipun dihiasi dengan permadani sutra musim semi dan dupa mahal. Cahaya matahari nyaris tidak menembus jendela kaca patri yang tinggi. Di tengah aula, Xiu Feng duduk di singgasana phoenix kecil, memancarkan aura arogansi yang kaku. Di sisinya, duduk Selir Ning, sekutu Xiu Feng, dengan senyum predator yang siap melihat Xia jatuh.

Xia Fei, dalam balutan jubah giok pucat yang sederhana namun elegan, memasuki ruangan dengan langkah tenang yang telah ia latih selama berhari-hari. Ini adalah ujian pertama Xiao Ling sebagai Selir Xia di hadapan seluruh harem. Ia harus sempurna.

Xia melakukan busur salam standar, tetapi Xiu Feng mengangkat tangan, menghentikannya sebelum ia sempat berdiri tegak sepenuhnya.

“Selamat datang, Selir Xia. Atau haruskah aku memanggilmu Selir Agung yang baru? Gelar yang begitu tinggi untuk seseorang yang baru saja bangkit dari Istana Dingin,” sindir Xiu Feng, suaranya manis seperti madu yang dicampur racun.

“Hamba hanya menerima kehormatan yang diberikan Raja,” jawab Xia, suaranya datar dan menghormati, tidak ada nada defensif. Ia menyelesaikan busur dan duduk di kursi yang paling jauh dari singgasana, menunjukkan kerendahan hati yang dipaksakan.

Xiu Feng tertawa kecil, suara itu tajam. “Tentu. Namun, dengan kehormatan besar datanglah tanggung jawab besar, dan yang lebih penting, pengetahuan yang mendalam tentang aturan dan etika istana. Aku khawatir, karena kamu menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam kesendirian, kamu mungkin telah melupakan betapa rumitnya urusan istana.”

Selir Ning menyeringai. “Memang. Ada ribuan aturan, dan melanggar satu saja bisa membawa aib bagi seluruh istana.”

Xia tahu ini adalah jebakannya. Etiket istana dirancang untuk menjebak orang-orang baru dan mereka yang berasal dari latar belakang rendah. Sebagai Xiao Ling, ia telah menghabiskan hidupnya mempelajari gerakan setiap selir—bagaimana mereka minum teh, bagaimana mereka membungkuk, bahkan bagaimana mereka bernapas—dari balik layar. Pengetahuannya, meskipun tidak tertulis, jauh lebih praktis daripada teori yang dipelajari Xiu Feng.

“Aku setuju, Permaisuri. Mohon pencerahan, jika ada sesuatu yang hamba lewatkan,” tantang Xia, mencondongkan tubuhnya sedikit, menunjukkan perhatian penuh.

Xiu Feng menyandarkan diri, matanya berkilat jahat. “Hari ini, kita akan membahas ritual. Khususnya, Ritual Persembahan Kain Sutra Musim Gugur. Ini adalah ritual kuno yang jarang dilakukan, tetapi sangat penting dalam menghadapi duta besar dari Klan Utara.”

Selir-selir lain di ruangan itu, yang sebagian besar hanya mengetahui etiket harian, bertukar pandang bingung. Ritual itu begitu kuno sehingga hanya para guru etiket yang masih mengingatnya. Xiu Feng sengaja memilih hal yang paling kabur dan rumit.

“Selir Xia,” kata Xiu Feng, nada suaranya berubah otoritatif. “Jelaskan kepada kami, dalam urutan yang tepat, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Selir Agung saat menerima Kain Sutra dari Duta Besar Klan Utara di Pintu Gerbang Kemuliaan. Fokus pada posisi tangan saat kain itu diserahkan.”

Xiu Feng telah memberinya jebakan dengan tiga lapisan kesulitan: peran (Selir Agung), konteks (Duta Besar Klan Utara), dan detail fisik (posisi tangan yang sangat spesifik). Xia tersenyum tipis di dalam hati. Xiu Feng lupa bahwa Xiao Ling menghabiskan tiga tahun sebagai pelayan selir Hong, yang ditugaskan untuk mengurus semua barang upacara di Istana Kehangatan.

Xia Fei, mengambil napas dalam-dalam. Ia tidak hanya akan menjawab; ia akan membedah. Ia akan menunjukkan bahwa ia tidak hanya tahu aturannya, tetapi juga alasan di baliknya.

“Ritual Persembahan Kain Sutra Musim Gugur, Yang Mulia,” Xia memulai, suaranya jelas dan bergema. “Memang penting. Kain sutra itu bukan hanya hadiah; itu adalah representasi dari sungai yang membeku di Utara, menandakan kedinginan hati jika persahabatan tidak dihormati.”

Xiu Feng tampak terkejut dengan kedalaman jawaban Xia. Selir Ning mengerutkan kening.

“Posisi tangan adalah kuncinya. Jika Selir Agung berada di Pintu Gerbang Kemuliaan, ia harus berdiri tiga langkah di belakang Kasim Ketua, sebagai simbol Raja yang menerima secara tidak langsung. Tangan kiri harus berada di atas tangan kanan, membentuk simbol Yin di atas Yang—sebuah pengakuan atas kekuasaan pria Klan Utara, tetapi penekanan pada kelembutan Kekaisaran kita.”

Xia berdiri, dan dengan gerakan anggun, ia mendemonstrasikan posisi tangan itu. Jari-jarinya membentuk sudut yang sempurna, bahunya tegak, matanya menatap lurus ke depan seolah-olah Duta Besar Klan Utara benar-benar berdiri di depannya. Gerakannya begitu otentik sehingga udara di ruangan itu terasa berubah, seolah-olah upacara resmi sedang berlangsung.

“Setelah kain diterima,” lanjut Xia, “ia tidak boleh diletakkan langsung di atas nampan emas, tetapi harus disangga oleh siku, agar kehangatan tubuh Selir Agung dapat menyelimutinya sejenak, melambangkan janji kehangatan dari Raja kita kepada Klan Utara. Ini adalah tradisi yang berasal dari Kaisar Shi Long pada 300 tahun yang lalu.”

Keheningan mutlak melanda ruangan itu. Xia tidak hanya menjawab pertanyaan itu; ia memberikannya ceramah sejarah yang sempurna. Para selir lain menatapnya dengan kekaguman. Xiu Feng, yang wajahnya membeku dalam senyum palsu, tampak seperti baru saja menelan jarum.

“Benar. Semuanya benar,” gumam Xiu Feng, suaranya tercekik. Ia tidak bisa menyangkalnya. Pengetahuan Xia tidak hanya tepat, tetapi juga jauh melampaui apa yang ia duga dari seorang mantan selir terpinggirkan.

Xia kembali duduk, ketenangan di wajahnya tak tergoyahkan. Ia telah berhasil melewati ujian pertama Xiu Feng. Ia telah mengubah statusnya dari seorang pelayan yang hanya tahu cara melayani menjadi seorang intelektual yang memahami dasar-dasar kekaisaran.

Xiu Feng dengan cepat mencoba mengalihkan serangan. “Baiklah. Pengetahuan ritualmu memuaskan. Tetapi kecerdasan tanpa hati adalah kekosongan. Baru-baru ini, kudengar kau sangat tertarik pada catatan istana kuno, bahkan sampai meminta peta rahasia dari Kasim Zhou.”

Ini adalah serangan yang lebih pribadi—menggunakan informasi yang ia dapatkan dari mata-matanya. Itu dimaksudkan untuk membuat Xia terlihat ambisius dan mencurigakan di mata selir lain.

“Aku hanya ingin memastikan keamanan istana sebelum Pesta Musim Semi, Yang Mulia,” jawab Xia. “Hamba, tidak bisa memimpin perayaan megah tanpa mengetahui setiap sudut yang bisa menjadi ancaman.”

Tepat pada saat ketegangan mencapai puncaknya, pintu Istana Keagungan terbuka, dan Raja Tien Long masuk, ditemani oleh Kepala Kasim Lin.

Raja Long, yang tampak lelah tetapi matanya berbinar, memindai ruangan. “Apa yang kalian lakukan di sini? Aku bisa merasakan ketegangan dari Balai Utara.”

Xiu Feng, cepat tanggap, segera berdiri. “Yang Mulia, kami hanya sedang berdiskusi. Selir Xia baru saja menunjukkan pemahaman yang luar biasa tentang Ritual Kain Sutra Musim Gugur. Kami semua sangat terkesan.”

Raja Long menatap Xia, tatapan yang kini lebih dari sekadar ketertarikan; itu adalah penghargaan. “Benarkah, Xia'er? Aku tahu kamu cerdas, tetapi ritual kuno? Itu adalah keahlian yang jarang ditemukan bahkan di antara para cendekiawan.”

“Hamba hanya melayani dengan segenap pikiran hamba, Yang Mulia,” jawab Xia, membungkuk dari tempat duduknya.

Raja Long berjalan menuju Xia, mengabaikan Xiu Feng yang berdiri di singgasana. Ia berhenti di samping kursi Xia dan meletakkan tangan hangatnya di bahu Xia. Sentuhan itu adalah pernyataan publik yang jelas tentang siapa yang sedang ia dukung.

“Malam ini, aku ingin kamu menemaniku untuk makan malam, Xia'er. Aku ingin mendengar lebih banyak tentang pemikiranmu mengenai sejarah arsitektur istana,” kata Raja Long, tersenyum. Itu bukan hanya undangan, itu adalah perlindungan. Ia secara terbuka menyelamatkan Xia dari sesi interogasi Xiu Feng.

“Dengan senang hati, Yang Mulia,” Xia menerima, mata mereka bertemu sejenak, dan dalam keintiman sekilas itu, Xia mengirimkan pesan yang kuat: Aku telah mengalahkan musuhmu di wilayahnya sendiri.

Xiu Feng berdiri kaku, senyumnya kini benar-benar hilang, digantikan oleh kemarahan yang membara. Dia telah berusaha mempermalukan Xia dan malah menyaksikan Raja memberikan kehormatan dan perlindungan tertinggi kepada Selir yang ia benci. Ini bukan hanya kekalahan etiket; ini adalah kekalahan otoritas.

Saat Xia Fei bangkit dan mengikuti Raja Long keluar dari Istana Keagungan, ia menoleh sedikit, menatap Xiu Feng yang kini gemetar di singgasananya. Tatapan Xia Fei dipenuhi kelegaan dan resolusi, namun di dalamnya terdapat rasa dingin yang mengingatkan Xiu Feng pada hantu yang baru saja ia ciptakan.

Ujian etiket telah dimenangkan. Tetapi di koridor Istana Naga, yang sunyi setelah kepergian Raja, Xiu Feng meninju sandaran singgasananya. "Dia... dia berani menantangku dengan pengetahuan! Dia bukan Selir Xia Fei yang bodoh itu! Ning, cari tahu siapa yang mengajarinya. Segera! Aku akan menghancurkan sumber kekuatannya sebelum Pesta Musim Semi tiba. Aku bersumpah, jika aku tidak bisa meracuninya secara fisik, aku akan meracuni reputasinya sampai ke akarnya!"

1
Ita Xiaomi
Kecerdikan utk melawan kelicikan.
Ita Xiaomi
Seramnya tinggal di lingkungan yg penuh intrik dan konspirasi.
Ita Xiaomi
Wah keren ceritanya. Menegangkan.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk. Insyaa ALLAH. Tq kk. Berkah&Sukses selalu.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!