NovelToon NovelToon
PELURU

PELURU

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Angst / Bad Boy / Keluarga / Mafia / Balas Dendam
Popularitas:363
Nilai: 5
Nama Author: KEZHIA ZHOU

"KENAPA HARUS AKU SATU-SATUNYA YANG TERLUKA?" teriak Soo, menatap wajah ibunya yang berdiri di hadapannya.

*********************

Dua saudara kembar. Dunia dunia yang bertolak belakang.
Satu terlahir untuk menyembuhkan.
Satu dibentuk untuk membunuh.

*********************

Soo dan Joon adalah saudara kembar yang dipisahkan sejak bayi.
Soo diculik oleh boss mafia Korea bernama Kim.

***********************

Kim membesarkan Soo dengan kekerasan. Membentuknya menjadi seorang yang keras. Menjadikannya peluru hidup. Untuk melakukan pekerjaan kotornya dan membalaskan dendamnya pada Detektif Jang dan Li ayah mereka.
Sementara Joon tumbuh dengan baik, kedua orangtuanya begitu mencintainya.

Bagaimanakah ceritanya? Berhasilkah Soo diterima kembali di keluarga yang selama ini dia rindukan?

***********************

"PELURU" adalah kisah tentang nasib yang kejam, cinta dan balas dendam yang tak pernah benar benar membawa kemenangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KEZHIA ZHOU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AWAL BENCANA

( SEOUL, 10 MARET 2000 )

DOORR….!

DOORRR…!

“Letakkan senjata kalian..” teriak beberapa polisi yang berada di lokasi kejadian.

DOORRR..!!

Suara tembakan terus terdengan di langit Seoul hari itu. Kota Seoul malam itu tampak begitu mencekam. Banyak aparat kepolisian yang sudah bersiaga untuk mengamankan keadaan. Baku tembak terus terdengar menyesakkan telinga.

“BERHENTI DISANA, KALIAN SUDAH DIKEPUNG!!” teriak salah satu pria berseragam, yang masih menodongkan pistolnya.

Tidak lama setelah tembakan bertubi tubi itu, dari dalam sebuah bangunan yang sudah mulai rapuh, keluarlah beberapa pria berjas hitam, dengan kedua telapan tangan yang sudah terangkat keatas, tanda bahwa mereka sudah menyerahkan diri.

“Tangkap mereka. Bawa ke sel.” Ucap salah satu petugas kepada bawahannya.

“Siap komandan.” Jawabnya.

Beberapa polisi dengan sigap melingkarkan borgol ke kedua pergelangan tangan penjahat penjahat itu.

“Ada enam orang yang berhasil kita tangkap pak.” lapor salah seorang kepada pria berseragam yang nampak seperti atasan mereka itu.

Pria itu pun hanya mengangguk. Wibawa sebagai seorang atasan pun terlihat jelas.

...****************...

“1-2-3 Kamera.. action…!” ucap salah satu pria yang memegang kamera besar di depan seorang wanita paruh baya yang kini sedang membawa mikrofon besar di tangannya.

“Selamat malam pemirsa, kembali bersama saya, seperti yang anda ketahui bersama, bahwa kota Seoul malam ini terlihat begitu menegangkan. Dan malam hari ini saya sudha bersama dengan salah satu aparat keamana. Di samping saya sudah ada Pak Jang. Selamat malam Pak Jang.” Ucapnya kepada pria disampingnya.

Pria itu hanya mengangguk singkat tidak ada ekspresi berlebihan.

“Pak Jang, anda dan team sudah berhasil meringkus keenam penjahat penyelundupan obat terlarang. Bagaimana tanggapan anda pak?” katanya sambil menyodorkan microfon kepada pria berseragam itu.

“Benar sekali. Kami akhirnya berhasil meringkus keenamnya. Namun kami masih harus menyelidiki lebih lanjut siapa saja orang orang hebat dibalik penyelundupan ini. Karena kami sangat yakin bahwa ada otak dibalik tindakan kriminal ini. Bagi warga, jika ada orang yang terlihat mencurigakan disekitar anda, mungkin anda bisa melaporkan langsung kepada kami, pihak yang berwenang. Karena itu akan sangat membantu kami.”

“Baiklah, terimakasi Detektif. Terimakasi sudah berkenan memberikan tanggapan anda.” Ucap wanita itu sambil menyodorkan tangannya kepada Detektif Jang.

...****************...

PYYAARR…..!!!

Botol berisi alkohol itu dilemparkan ke televisi. Didepannya, seorang pria bertubuh kekar, berusia paruh baya, berdiri dengan nafas terengah menahan amarahnya.

Dibelakang pria itu ada pria lain yang sedikit lebih muda, yang seolah sudah bersiap menerima perintah dari atasannya.

“SIALANN….!!!” Umpatnya.

Lalu pria paruh baya itu perlahan berbalik. Matanya memerah karena amarah yang ditahan.

“DETEKTIF JANG..!! BERANI SEKALI DIA MENYENTUH PEKERJAANKU LAGI..” ucapnya dengan nada tinggi.

Pria itu tampak sangat marah setelah menyaksikan bahwa keenam anak buahnya tertangkap.

“Dia selalu saja merusak semuanya. Semua urusanku. Semua pekerjaanku. Bahkan menghancurkan hidupku dan adikku. Aku tidak akan tinggal diam.” Ucapnya kepada pria yang bediri tegap di hadapannya.

Ingatannya kembali ke beberapa tahun lalu, ketika adik laki lakinya ditangkap begitu saja oleh Detektif Jang, juga karena kasus obat terlarang, yang pada akhirnya merenggut nyawanya. Kejadian itu begitu membuat luka yang dalam bagi dirinya.

“Aku bersumpah, aku akan menghancurkan hidupmu Jang. Aku juga akan menghancurkan orang orang disekitarmu. Orang orang yang kau sayangi. Sama seperti kau menghancurkan hidupku dengan membuat adikku mati!” katanya kepada dirinya sendiri.

Kemudian dia melanjutkan ucapannya lagi, sambil memandang lelaki yang berdiri di hadapannya itu.

“Kau, carilah info orang terdekat yang bisa kujadikan alat untuk menghancurkan nya.” Ucapnya.

“Baik Tuan Kim.” Kata lelaki itu sambil membungkukkan badannya.

Kemudian pria itu keluar dari ruangan remang itu.

...****************...

Sementara itu di dalam sel tahanan, ke enam lelaki yang tadi tertangkap oleh detektif Jang itu tampak sedang diinterogasi.

“Ini adalah kesekian kalinya, kami menangkap penjahat seperti kalian ini. Katakan, siapa yang menajdi dalang ini semua? KATAKAN..?!” kata seseorang yang duduk di hadapan mereka.

Namun keenam lelaki itu sama saja dnegan penjahat penjahat yang sebelumnya sudha tertangkap. Tidak menjawab pertanyaan mereka. Mereka memilih bungkam. Tidak mengatakan apapun. Mereka selalu saja menutup mulut rapat rapat.

“Sepertinya percuma membentak mereka. Tidak ada apapun yang mereka ucapkan. Kita sendirilah yang harus mencari tau kebenarannya, dan siapa dalang dibalik ini semua.” Kata seorang detektif yang lain.

“Hufh! Membuat frustasi saja. Baiklah, bawa mereka ke sel.” Ucap pria yang tengah menginterogasi itu kepada salah satu petugas.

Keenam pria itu dengan patuhnya berdiri dan berjalan menuju sel yang sudah disiapkan. Mereka berjalan dengan kedua tangan mereka yang masih diborgol didepan.

“Detektif Jang, istirahatlah dulu, anda pasti sangat lelah. Sejak kemarin anda sama sekali tidak beristirahat. Jika mereka sudah mengatakan sesuatu, saya akan memberitahukan kepada anda.” Ucap salah satu bawahannya.

Pria paruh baya yang dipanggil Jang itu pun berdiri, lalu menepuk pundak bawahannya itu.

“Baiklah. Terimakasi atas kerja kerasmu.” Ucapnya.

Namun seolah dia mengingat sesuatu, dengan cepat dia memandang kesekeliling. Mencari seseorang yang sejak tadi pagi tidak dia lihat.

“Tunggu. Sejak pagi, aku tidak melihat Li. Dimana dia? Bukankah istrinya akan segera melahirkan?”

“Beliau berada di ruangannya, pak Jang.” Jawab pria itu.

Seketika Jang langsung berjalan cepat keluar dari ruangannya dan melangkah menuju ke ruangan Li, rekan kerja sekaligus sahabatnya.

Setibanya di ruang kawannya, dia melihat bahwa Li tengah sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Wajahnya terlihat begitu tegang.

“Hei Li.. kenapa kau belum juga pulang? Bukankah Yejin, akan segera melahirkan? Kenapa kau masih sibuk menyelesaikan pekerjaanmu? Cepatlah bergegas, jangan melewatkan momen ketika putramu lahir.” Ucapnya.

Li tidak menoleh, dia hanya memandang jam kecil di tangan kirinya.

“Sudahlah Li, tinggalkan pekerjaanmu itu.” ucapnya.

Li mengangkat kepalanya. Tampak sedikit ragu.

“Apakah aku benar benar bisa menyelesaikan ini semua besok?” ucapnya.

Jang tersenyum dan mengangguk.

“Tentu. Lanjutkan saja besok.” Jawabnya.

Kemudian Li segera mematikan komputernya dan segera meraih jaket dan tas kerjanya, lalu melangkah keluar dari ruang itu.

“Aku akan memberikanmu tumpangan ke rumah sakit. Lagipula aku juga ingin melihat putramu. Aku ingin menjadi orang pertama yang melihat kelahiran keponakanku.” Katanya sambil tersenyum.

Li mengangguk dengan tersenyum.

“Terimakasi banyak Jang.” Jawabnya.

...****************...

Sementara itu, diwaktu yang bersamaan, salah satu anak buah Kim yang dia tugaskan untuk mencari tau tentang detektif Jang, segera meraih ponselnya dan memberikan informasi kepada Kim.

“Halo, Tuan Kim.. saya mendapatkan informasi dari orang dalam, bahwa Detektif Jang tinggal seorang diri. Tidak memiliki sanak saudara di Korea. Namun, dia memiliki seorang sahabat, bernama detektif Li. Mereka adalah rekan kerja. Bahkan menurut laporan dari orang dalam, mereka sudah seperti keluarga sendiri.”

Di tempat yang lain, Kim tampak terdiam mendengarkan informasi yang dia terima. Seolah sedang memikirkan sesuatu.

“Detektif Li?” ucap Kim mengulang informasi itu.

“Ya, Tuan Li. Dan menurut info yang ku dengar, istri Detektif Li akan melahirkan di Rumah sakit Songyang. Menurutnya, wanita itu akan melahirkan dua putra kembar.” Ucapnya menambahkan

Tanpa ucapan lagi, Kim mematikan sambungan telepon. Lalu dia mengangkat kepalanya menatap salah satu kaki tangannya. Ada senyum sinis di bibirnya.

“Rumah sakit Songyang? Bukankah kita punya orang dalam disana?”

Pria itu mengangguk.

“Benar Tuan Kim.” Jawabnya.

Kim tertawa keras. Seolah dia memiliki ide brilian yang mampu membuatnya menuju ke kemenangan. Dan hari itu adalah awal dari segalanya. Dimana takdir, dan kehidupan akan berubah. Dimana peluru peluru akan mulai melakukan tugasnya.

1
Aman Wijaya
lanjut Thor semangat semangat
own
gak heran kalau Soo tumbuh menjadi pria yang keras kepala atau arogan 👍
own
penasaran gimana mereka kalau udah gedhe🤭
own
Aku suka banget cerita beginian. Baru 2 bab aja dah kerenn.. lanjut Thor! Jangan kasi kendor /Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!