NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Keponakan Tiriku

Terpaksa Menikahi Keponakan Tiriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Dendam Kesumat
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aerishh Taher

Kisah ini tampak normal hanya dipermukaan.

Tanggung jawab, Hutang Budi(bukan utang beneran), Keluarga, cinta, kebencian, duka, manipulasi, permainan peran yang tidak pada tempatnya.

membuat kisah ini tampak membingungkan saat kalian membacanya setengah.

pastikan membaca dari bab perbab.

Di kisah ini ada Deva Arjuno yang menikahi keponakan Tirinya Tiara Lestari.

Banyak rahasia yang masing-masing mereka sembunyikan satu sama lain.

____________

Kisah ini sedang berjuang untuk tumbuh dari benih menjadi pohon.

Bantu aku untuk menyiraminya dengan cara, Like, Komen dan Subscribe kisah ini.

Terimakasih

Salam cinta dari @drpiupou 🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aerishh Taher, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kilas Balik kematian Stefina Morgez

____10 Tahun Yang Lalu____

"Pa... Kak Stefina mana? Kok nggak keliatan?" tanya Kana.

Glans menjawab. "Kakak kamu udah berangkat bareng Tante Donita dari tadi."

Kana. "Hah.... Kok gitu sih, nggak ngajak aku."

Tamaya. "Dih kamu ini, jangan iri dong sayang. Lagian kan Tante Donita emang suka jodohin anaknya sama kakak kamu. Si Deva Deva itu loh."

Kana mencebikkan bibirnya. "Ya...ya..ya, lagian aku mah ogah kalau harus ketemu sama si Deva itu. Nyebelin orangnya, suka banget gombal sana sini!"

Glans terkekeh melihat anaknya yang kesal. "Sayang... Deva itu nggak nyebelin tau, malah Kata kakak kamu dia pria yang baik."

Tamaya mengangguk menimpali ucapan suaminya. "Iya pa, kata Fina emang Deva itu baik dan sopan. Kana saja yang suka sebel sama Deva.

Kana mendelik mendengar ucapan papa dan mamanya. "Sopan apaan! Suka gombal cewek di sekolah! Wong aku satu sekolah jadi tau lah! Kan kak Fina home schooling jadi nggak tau sifatnya Deva itu kaya apa."

Kana kekeh bahwa Deva itu anak yang menyebalkan dimatanya.

Tamaya tersenyum. "Emangnya gombalin cewek gimana yang nggak sopan?"

Kana berpikir sejenak. "Gini mah, Sayang aku suka deh lihat kamu senyum, Sayang kamu imut banget sih, Cintaku kamu manis banget." Jawab Kana sembari menirukan gaya Deva berbicara. "Nggak sopannya itu dia ngomong ke smua cewek di sekolah. Termasuk Kana! bener bener nyebelin!" Cebiknya kesal.

"Huss, kamu ini itu mah namanya laki-laki nggak asik lah kalau nggak goda godain cewek, namanya juga bujang.. Hahaha...." ucap Tamaya menanggapi ucapan putrinya di akhiri dengan tawa gelinya.

Author : (nggak tau aja Deva bakal jadi suaminya nanti)

"Yaudah kamu siap-siap gih sana! Kita berangkat setelah kamu siap! Malam ini pesta yang sangat penting karena di hadiri orang-orang penting dikalangan kita." titah papanya.

"Udah gini aja, ribet amat sih! Kana males banget harus pake gaun dan dandan cantik kaya kakak. Nggak banget deh!" Ucap Kana.

"Yaudah yuk!"

_____🌹____

Tak lama kemudian mobil Glans sampai di kediaman Stafonso, saat mereka ingin turun dari mobil.

Ponsel Glans berdering.. Lagu"Symphony Cinta" terdengar.

"Halo, oke saya akan kesana! Ya..... Siapkan dokumennya" ucap Glans yang sudah menjawab panggilan yang ternyata dari sekertarisnya.

Setelah panggilan ditutup. "Mama sama Kana masuk aja dan cari Stefina! Papa ada urusan di kantor secara mendadak." jelas papanya.

Glans kembali berjalan menuju mobilnya dan berlalu.

"Yaudah sayang kita masuk yuk, Stefina pasti udah nungguin kita." ucap mama Tamaya.

Saat mereka melangkah masuk ke kediaman Stafonso. Banyak pelayan yang tergeletak dengan luka tembak di beberapa bagian tubuh mereka.

Tubuh Kana bergetar hebat. "Ma–ma... Kana takut, jika kak Stefina—" belum sempat Kana melanjutkan perkataannya suara langkah beriringan keluar dari kediaman utama Stafonso memotong perkataan Kana.

Ibu dan anak itu membeku sejenak di tempatnya, mata mereka mengikuti gerak tubuh kumpulan beberapa orang yang mengenakan jas hitam dan ada tiga wanita berbeda usia yang mereka kenal dibali kerumunan itu.

"Kana... dengarin mama sayang." Ucap Tamaya berbisik di telinga Kana. "Jangan mengeluarkan suara sedikitpun, ikutin mama. Dan jangan lepas genggaman mama." sambung Tamaya yang kembali berbisik.

Kana hanya mengangguk mengikuti instruksi sang ibu.

Tamaya menarik anaknya mengikuti beberapa orang berjas hitam. Tamaya dan Kana mengenal sebagian orang yang ada di kerumunan itu.

"Pastikan tak ada orang yang hidup di kediaman ini!" Teriak Wanita yang dikenal mereka bernama Barbara Sema. Salah satu rekan bisnis keluarga Stafonso.

Jantung mereka berdebar saat mendengar teriakan Barbara.

Jemari Kana menggenggam tangan Tamaya erat.

Tak lama kemudian mereka berhenti dibalik pilar saat mereka melihat dari kejauhan Stefina berlari sambil menarik tangan seorang pemuda dari jarak 500 meter.

Tak lama kemudian. "Dor.... Dor..."

"Mama!" Teriak Stefina. Tubuhnya ambruk begitu saja. Sedangkan pemuda yang bersamanya menangis dan memeluk tubuh Stefina.

Beberapa detik kemudian, sebelum Barbara dan anak buahnya sampai ke tempat Stefina ambruk.

Pemuda itu berlari dan bersembunyi di balik semak-semak tinggi yang ada di sudut taman.

__

Kana membeku matanya membelalakkan menatap Saudari kembarnya jatuh ketanah dengan bersimbah darah, gaun putih Stefina kini tak lagi bersih.

Tamaya mendekap putrinya dengan erat, seolah menguatkan. Padahal ia juga hancur.

Yang paling membuatnya hancur, mata Stefina yang menatapnya sebelum ambruk ke tanah.

Tamaya lagi-lagi menahan sesaknya saat melihat anaknya yang sekarat, di tembak dibagian wajah dan kepala oleh Barbara. Tawa Susan dan Roselin menggema di telinga Tamaya bagaikan lonceng yang membawa kematian untuknya.

Kakinya lemas tak mampu menopang tubuhnya, dalam dekapannya Kana mengeluarkan air mata tanpa suara isakan. Tamaya ingin melindungi Stefina, tapi dia tau— jika dia mencobanya maka bukan hanya nyawanya yang ia tukarkan tapi nyawa Kana juga pasti akan hilang.

Dengan sangat tidak rela dia harus mengambil keputusan, dia memilih bersembunyi bersama Kana.

Tamaya menatap nanar jasad anaknya dari kejauhan, berharap Barbara dan yang lainnya segera pergi.

Dia tak tau sudah berapa lama waktu berjalan, yang pasti aliran waktu di sekitar Tamaya seolah berhenti saat buah hatinya Stefina meninggal ditangan mereka.

Lalu terdengar suara Barbara. "Kita pergi." Titah Barbara pada anak buahnya.

Setelah mereka benar pergi, barulah

Tamaya bangkit bersama Kana, mendekati jasad Stefina.

"Sa–ya..ng, ini mama..." isakannya pilu, sambil merengkuh tubuh tak berdaya putrinya. " Maafkan mama, maaf sayang. Mama tidak bisa melindungi mu." Malam itu Tamaya tidak hanya kehilangan putrinya tapi juga sebagian cahaya hidupnya.

Wajah Stefina tak lagi berbentuk akibat tembakan jarak dekat dibagian wajahnya, sebagian tulang rahangnya hancur, matanya terpejam rapat.

bibirnya terbuka sedikit. Ada jejak air mata di pipi bagian yang masih utuh.

"Hah ya Tuhan, anakku! Bajingan kalian! anakku anakku, hahkk hahhkkk.... Fina! Bangun nak! Ini mama, mama sudah datang sayang." Tubuh Tamaya bergetar hebat tanpa bisa dicegahnya.

Setelah hampir satu jam menangis, Tamaya mencoba menguatkan dirinya, walau rasanya ia ingin ikut bersama putrinya Stefina. Namun ada Kana yang harus ia jaga, Tamaya akhirnya menatap nanar jasad putrinya. Ia mencoba menata hatinya yang kini tercerai berai.

Sedangkan Kana menatap Mama dan kakaknya dengan mata berlinang air mata tak ada suara yang terdengar dari bibirnya. Hanya deru nafasnya yang berat yang menandakan ia ada.

"hikkss...hiksss..." Kana mendengar suara isakan dari arah semak. Kakinya melangkah mendekati sumber suara. Tanpa di duga seorang pemuda tampan tiba-tiba merengkuh tubuhnya. Pemuda yang sama yang tadi berlari bersama Stefina.

"Maafkan aku, maaf! Harusnya aku yang mati buka Fina.... Harusnya Fina tak menyelamatkan ku! Mama mati karena melindungi ku, lalu Fina juga—" ucapnya terhenti saat tubuhnya luruh, pemuda itu pingsan.

Tamaya mengalihkan pandangan dari jasad putrinya ke arah Kana yang tengah di dekapa oleh seorang pemuda.

"Kana..."panggil Tamaya. Yang melihat putrinya dipeluk oleh seseorang. "Dia Deva, anak Tante Donita kan?" Suara Tamaya masih bergetar matanya juga masih berair. Namun ia harus kuat demi anaknya yang masih hidup.

Kana diam, tak ada balasan dari pertanyaan mamanya. Tamaya memandang Kana gelisah, anaknya yang ceret dan ceria kini berubah.

"Kana kamu tunggu disini mama akan cek kedalam, dan menghubungi papa!" Kali ini Tamaya berusaha tidak terlihat hancur, Mereka harus keluar dari kediaman ini. Keselamatan anaknya adalah yang utama. Tamaya mencoba berfikir sejenak sebelumnya dan keputusan yang ia ambil adalah mencoba menghubungi suaminya.

Kana tetap tak mengatakan apapun, dia hanya menatap kepergian ibunya dengan matanya yang menggelap. Seolah dendam sedang membakar dirinya dari dalam.

Tak lama kemudian ibunya datang membawa seorang gadis muda, Kana mengenalnya dia anak salah satu pengawal setia Stafonso, Yasmin.

Gadis itu lebih muda dari Kana, matanya menatap kosong ke arah depan. Bibirnya sedikit gemetar seakan jiwanya telah meninggalkan tubuh gadis kecil itu.

"Yasmin, Kana.... Kalian bawa Deva bersembunyi di tempat aman! Papah dia dipundak kalian, Mama akan mencoba mencari sisa orang yang masih hidup. Jika kalian sudah mendapat tempat aman! SMS mama tempat kalian bersembunyi! Ingat Kana gunakan kode bukan kalimat biasa. Mama pergi dulu..... semoga masih ada keluarga Stafonso yang selamat." Jelas Tamaya pada mereka berdua. Sebelum berlalu pergi.

Mereka berdua masih tak mengatakan apapun, hanya suara isakan kecil yang terdengar di sunyinya malam itu.

Kesunyian yang di dapat atas terenggutnya suara-suara orang yang mereka cintai.

Kana dan Yasmin masih tanpa suara, memapah pemuda yang sedari tadi bergetar dalam isaknya.

Kana melirik ke pemuda yang bernama Deva itu. Tatapan gadis itu seolah berkata. "Diamlah! Atau kurobek mulutmu!" Suara tajam itu mungkin sudah menyapa gendang telinga Deva jika disituasi yang berbeda.

Kana mengarahkan langkahnya ke arah belakang, tepatnya Paviliun Stafonso, tempat ini cukup aman. Karena tersembunyi di balik Gedung utama mansion.

Selain itu paviliun itu berjarak agak jauh dari mansion serta pemandangan sekitar tak terhalang apapun, sejauh mata memandang hanya rumput hijau yang terawat yang memanjakan mata. Jika terjadi apa-apa mereka bisa melarikan diri dengan cepat.

Kemewahan Mansion ini telah tergantikan oleh genangan darah dan suara tembakan yang menjadi pelengkap.

Mulai malam itu Kana bukan lagi Kana yang cerewet dan ramai, begitu pula dengan Yasmin dan Deva. Kehidupan mereka semua tidak akan sama lagi.

"Kana! Oii... Kita itu lagi liburan! Kok Lo nggak fokus sihhh! Itu Lily lagi nungguin bola yang Lo lempar!" Teriak Yasmin yang seketika membuyarkan ingatan masalalu pada malam ia kehilangan sebagian dirinya.

"Maaf......" Bisik Kana lirih entah untuk masa kini atau masalalu.

________Tbc__________

Note :

Theresa Serafhim Maharani Gunadi ada ditempat berbeda dan kilas baliknya menunjukan kematian Donita, Oma dan Opanya, yang akan muncul di bab lain.

______🐦🐦🐦🐦______

Stefina Morgez Wafat di usia Enam belas Tahun bersama Donita Sandriana Stafonso dan keluarga Stafonso yang lain. Serta dua orang keluarga Gunadi.

1
Dewi Ink
gua udah postihink sama elu ah
Dewi Ink
waah,
Dewi Ink
emang gila!😂
Avalee
Ga usah membeku pak, udah bagus km tau istrimu itu rubah
Avalee
Dev, hati2. Udah itu aj yg mau aku bilang 😌😌
🌹Widianingsih,💐♥️
aku masih bingung sama Tiara./Right Bah!/
🌹Widianingsih,💐♥️
itu gimana nasib tiga perempuan yang jatuh ke jurang ?
selamat atau gimana Thor ?
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
wah tiara nih bner2 yah, brrt slm ini cm sandiwara aj dia
Author Sylvia
apa mungkin tujuan Deva menikahi Tiara cuma untuk balas dendam ya?
Author Sylvia
Tiara hatimu sebenarnya terbuat apa? kok kuat banget kamu jadi cewek/Scowl/
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
wah jgn2 di dlm nnt ketemu kunti cs lagi, ati2 deva 👻
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
jgn2 itu jebakan
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
Wah yasmin pinter bgt, yg lain bwa pistol dia bwa granat wkwkwk
Dewi Payang
Dan sayangnya.... kamu gak bakal memiliki keduanya, kamu zonk Tiara.....
Dewi Payang
Gak nyangka Yasmin sekuat itu.....😅
Afriyeni Official
suka sukamu aja thor /Facepalm/
Afriyeni Official
si mama gualak sama kayak anaknya tantrum juga
Aquarius97 🕊️
Yasmin jadi pawang demit, tenang aja...
Aquarius97 🕊️
betull tuh Yasmin, kenapa gak kamu gosongin aja sih tadi ayamnya
Iqueena
Ya gimana yak, cucumu hamil anak Robert tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!