Tunangan Kesayangan Nadilla

Saat Nadilla sudah berada di tempat duduk Maurel, ia mendapatkan sebuah usiran yang tak mengenakkan dari gadis itu.

Padahal ingin sekali Nadilla menghiburnya, ia tau bagimana rasa perih yang menyengat jika kekasih tersayang nya direbut, karena mau bagaimana pun, Nadilla juga pernah menjadi korban perselingkuhan.

"Sudah pergi sana, saya mau sendiri"

"Sebentar aja Rel" Pinta Nadilla.

"Setelah merebut Disky dari saya, apa masih belum puas dil?!"

Disini Nadilla sedikit tersinggung. "Enggak ini maksut nya gimana?" Padahal Nadilla selalu menutup rahasia hubungan dengan Disky di depan Maurel. Lalu kenapa dia bisa tahu?

"Jangan pura-pura tidak tau, Rahma yang kasih tau kalau kamu selama ini tunangan Disky!"

"Rahma?" Nadilla menoleh ke arah Rahma, sedangkan si wanita itu membuang wajah ke samping pura-pura tidak mendengar.

"Mana buktinya? Jangan fitnah jadi orang!"

"Ada! selama ini Disky gak pernah berbohong. Semenjak kamu datang kesini, dia mulai berbohong."

"WHAT!" Nadilla mulai kemakan emosi.

"Bilang nya kemarin sepupu, nyatanya sih tunangan! Yang cowok pembohong, yang cewek nya juga diam aja!" Sembur Maurel.

Abaikan Maurel, Nadilla memilih balik ke tempat duduk untuk menanyakan sesuatu kepada Rahma. "Sebar hoax maksutnya apa?"

Sehingga tatapan tajam yang tak luput dengan aksi tarikan rambut yang dihunuskan Nadilla membuat Rahma terjungkal dari kursi.

Rahma tidak tinggal diam, ia membela diri bahkan membalas Nadilla dengan tamparan pipi.

Sesaat setelah itu perkelahian tidak bisa di hindarkan lagi.

Perkelahian antar kedua gadis itu semakin lama semakin intens. Dimana mereka bedua guling-gulingan di lantai saling tarik menarik rambut.

Nadilla marah kalau rahasia yang ia simpan dengan sengaja Rahma membocorkannya.

Kemudian perkelahian itu berhasil dipisahkan oleh kaum laki-laki yang ada di kelas itu.

Sebagian murid dari kelas lain bahkan penasaran lihat keributan di dalam kelas 12B

"Dikira saya kamu teman baik Rahma"

"Hah teman? Saya tidak butuh teman seperti kamu, pembohong!"

"Kalau tidak tau kebenarannya jangan sok tahu kamu!" Pekik Nadilla seraya ingin melepaskan diri dari kawalan Deon.

"Nadilla stop!" Kata Deon dengan nada tinggi.

Sayangnya di kelas tidak ada Disky, pria itu masih diizinkan untuk beristirahat dirumah.

Diluar kelas ternyata ada Novia yang melihat, gadis itu sedang mengabarkan abangnya kalau Nadilla dapat masalah di sekolah.

Situasi kelas mulai kondusif setelah guru pengajar biologi masuk kelas.

Hingga kedua gadis yang tadi berkelahi kini mulai tenang, sama-sama diam tidak saling ngobrol satu sama lain, walau mereka duduk nya masih berdampingan.

Jam pertama pun selesai, masuk ke jam pelajaran kedua. Nadilla memilih bolos keluar kelasnya, ia berniat pergi ke kelas Novia.

Sayangnya kelas itu kosong tak berpenghuni, Kelas novia saat ini adalah jadwal olahraga.

Nadilla sedikit berjalan menuju ke toilet, pas sekali berpapasan dengan Novia sehabis ganti seragam olahraga.

"Eh kak" Kata Novia.

"Saya tadi cariin kamu tadi di kelas" Jawab Nadilla.

"Ada apa kak?" Tanya Novia.

"Tadi saya habis berantem sama temen sekelas, tolong jangan kasih tau kakak kamu ya"

Hanya terlambat beberapa jam, Novia lebih dulu mengabarkan pertengkaran itu. "Aduh maafin novi ya kak, video berantem nya kakak udah dikirim ke abang"

"Ya ampun di videoin pula kau ini dek" Nadilla memejam mata sembari menarik nafasnya panjang, entahlah apa yang akan terjadi jika bertemu dengan Disky nanti.

"Kak maaf"

Nadilla cukup merespon dengan senyum.

"Oh iya kenapa kakak bisa berantem tadi?"

"Orang itu sudah menyebarkan hubungan pertunangan kakak dengan Disky de, tanpa izin"

"SERIUS!"

"Iya"

"Novia ga akan biarkan dia berbuat seenak jidat nya aja kak, ganggu privasi nya abang di sekolah!"

"Kamu jangan ikut-ikutan nov, biar saya aja yang urus"

"Ya tapi reputasi abang disini jadi jelek kak!"

Nadilla menoleh ke arah teman Novia yang berteriak memanggilnya untuk cepat.

"Udah mau diabsen tuh katanya, sana ke lapangan nov" Titah Nadilla.

"Iya" Novia pamit sekaligus melangkah, namun kembali terhenti dan berkata "Bentar kakak mau bolos?"