NovelToon NovelToon
IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

Status: tamat
Genre:Romantis / Duda / Balas Dendam / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu / Tamat
Popularitas:270.8k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Davian Meyers ditinggal oleh istrinya kabur yang mana baru saja melahirkan putrinya bernama Cassandra Meyers.

Sayangnya Cassandra kecil justru menolak semua orang, selalu menangis hingga tidak mau meminum susu sama sekali.

Sampai dimana Davian harus bersedih hati karena putri kecilnya masuk rumah sakit dengan diagnosa malnutrisi. Hatinya semakin hancur saat Cassandra kecil tetap menolak untuk menyusu. Lalu di rumah sakit Davian menemukan putrinya dalam gendongan seorang wanita asing. Dan mengejutkannya Cassandra menyusu dengan tenang dari wanita tersebut.

Akan tetapi, wanita tersebut tiba-tiba pergi.

Demi kelangsungan hidup putrinya, Davian mencari keberadaan wanita tersebut lalu menemukannya.

Tapi bagaimana jika wanita yang dicarinya adalah wanita gila yang dikurung oleh keluarganya? Akankah Davian tetap menerima wanita itu sebagai ibu susu putrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17. DIINTAI

Malam turun dengan perlahan, seperti tirai gelap yang menutupi segala hiruk pikuk dunia luar. Di rumah megah itu, sunyi menjelma sebagai teman setia, hanya dipecahkan oleh desahan lembut angin yang menyusup lewat celah jendela dan suara napas bayi mungil yang tertidur di pelukan ibunya.

Olivia duduk di kursi goyang yang ada di sudut kamar Cassandra. Lampu tidur berwarna kuning keemasan memancarkan cahaya lembut, menciptakan lingkaran hangat di sekitar mereka. Cassandra yang masih sangat kecil tampak damai, pipinya yang bulat merah muda berkilau oleh pantulan cahaya lampu, dan setiap hembusan napasnya membawa rasa tenteram bagi Olivia.

Namun di balik ketenangan itu, mata Olivia beberapa kali tertuju pada jendela besar di samping tempat tidur bayi. Tirai putih tipis hanya menutup setengah, memberi celah pandang ke halaman depan rumah dan gerbang tinggi yang kokoh berdiri. Dua kali ia merasa ada sesuatu ... atau seseorang di luar sana.

Awalnya, ia mengabaikannya. Hatinya berbisik, barangkali itu hanya orang yang kebetulan melintas. Mungkin seorang tetangga, mungkin sekadar tukang yang lewat setelah pekerjaan hariannya selesai. Tapi kali ini, ketika ia menoleh untuk ketiga kalinya, hatinya berdegup tak terkendali.

Di luar, di balik cahaya lampu jalan yang remang, berdiri sosok hitam pekat. Tidak bergerak. Tidak berbicara. Hanya berdiri di depan gerbang, menghadap ke arah jendela tempat Olivia dan Cassandra berada.

Olivia merasakan darahnya surut ke kaki. Tangan yang memeluk Cassandra tiba-tiba dingin, dan napasnya tertahan. Tubuh mungil bayi itu menggeliat sedikit, seolah ikut menangkap kecemasan ibunya.

"Tidak mungkin ...," bisik Olivia lirih, hampir tidak terdengar oleh dirinya sendiri.

Ia mencoba meyakinkan hatinya bahwa itu hanya bayangan, permainan cahaya, atau sekadar imajinasi yang terlalu liar. Tetapi semakin ia memerhatikan, semakin jelas bentuk tubuh itu: tinggi, tegap, tertutup pakaian hitam dari ujung kepala hingga kaki. Dan yang paling membuat Olivia merinding adalah tatapan itu. Meski ia tidak bisa melihat mata sosok itu dengan jelas, ia tahu betul bahwa orang tersebut sedang menatap ke arah mereka.

Cassandra mulai menangis pelan, tangisan khas bayi yang baru saja terusik dari tidurnya. Olivia langsung berdiri, memeluk erat putrinya, mencoba menenangkan dengan belaian dan bisikan lembut. Namun setiap detik yang berlalu, bayangan itu tak juga bergerak pergi.

Ketakutan yang selama ini menghantui batinnya sejak ia tinggal di rumah itu seakan menemukan bentuknya malam ini. Bukan sekadar mimpi buruk, bukan sekadar trauma masa lalu, tapi nyata. Ada seseorang yang mengamati.

"Tidak ... Tidak boleh ...." Olivia menggigit bibirnya, mencoba menyingkirkan rasa panik.

Tanpa pikir panjang, Olivia berlari keluar dari kamar Cassandra. Pintu berderit terbuka, hentakan langkahnya menggema di sepanjang lorong lantai dua. Napasnya tersengal, rambut panjangnya terurai berantakan, dan seluruh tubuhnya hanya berfokus pada satu hal: mencari Davian.

Tangannya memeluk Cassandra erat-erat seakan dunia bisa merenggut bayi itu kapan saja. Ia sempat melirik ruang kerja Davian yang pintunya terbuka setengah, namun ruangan itu kosong. Panik semakin menjadi.

"Di mana dia ...Tuhan, di mana dia?!" seru Olivia.

Olivia hampir menangis. Kakinya yang gemetar memaksanya terus berlari menuju kamar utama Davian. Jantungnya seolah ingin meloncat dari dada ketika ia akhirnya mendorong pintu besar itu dengan bahu.

Davian baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih basah, handuk tersampir di bahunya, dan kemeja tidurnya baru dikenakan setengah. Ia sempat mengernyit heran ketika mendengar pintu kamarnya dibuka dengan kasar, lalu terbelalak melihat Olivia berdiri di sana dengan wajah pucat pasi, tubuh gemetar, dan mata yang penuh panik.

"Olivia? Apa yang-" Davian tak sempat menyelesaikan kalimatnya.

Olivia langsung berjalan cepat ke arahnya, hampir berlari, sambil mendekap Cassandra yang masih menangis tersedu. Suaranya pecah, terbata-bata, keluar di antara tangis dan ketakutan.

"A-ada orang ... di luar ... di depan gerbang," katanya tersengal. "Dia berdiri lama sekali. Dia ... dia menatap ke jendela. Menatap ke arah kamar Cassandra!" ucap Olivia seperti ingin menangis karena rasa takut.

Mata Davian langsung menajam. Dalam sepersekian detik, tubuhnya yang tadinya rileks langsung berubah tegang. Ia tahu Olivia bukan tipe wanita yang gampang bicara sembarangan. Meski emosinya sering tak stabil, ia bisa membaca ketakutan di wajah wanita itu dengan sangar jelas.

Tanpa pikir panjang, Davian meraih cardigan hitam yang tergantung di kursi, menyampirkannya sembari berjalan cepat ke arah pintu.

"Olivia, tetap di sini." Suaranya tegas, dalam, namun tetap berusaha tenang. "Kunci pintu setelah aku keluar. Jangan buka untuk siapa pun selain aku atau Peter."

Olivia menggeleng cepat, hampir menangis. "Jangan ... jangan tinggalkan aku sendiri! Cassandra ...."

Davian berhenti sejenak, menatap ibu dan bayi itu dengan mata yang tak biasa ditunjukkan: lembut, penuh rasa protektif. Ia mendekat, meraba pundak Olivia, menunduk agar sejajar dengan wajahnya.

"Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh kalian," ucapnya mantap. "Aku janji."

Setelah itu, ia berjalan keluar kamar, meninggalkan Olivia yang kini berjongkok di sudut ruangan sambil menenangkan Cassandra. Tangannya gemetar saat mengunci pintu, dan setiap detik terasa seperti mimpi buruk yang menjerat.

Di sisi lain, Davian menuruni tangga dengan langkah panjang. Tatapannya tajam menyapu seisi rumah yang remang, lalu ia membuka panel kecil di dekat ruang tamu, sebuah monitor CCTV yang langsung menampilkan halaman depan.

Dan benar saja. Di layar hitam-putih itu, terlihat sosok misterius berpakaian gelap sedang berdiri di depan gerbang, tak bergerak sedikit pun.

Rahangnya mengeras.

Davian segera meraih ponsel dari saku cardigannya, menekan nomor yang sudah hafal di luar kepala. Suara di seberang menjawab cepat.

"Peter, ada seseorang sepertinya mengintai di depan gerbang. Pakaian serba hitam. Aku ingin kau datang sekarang juga. Bawa orangmu," perintah Davian.

"Oke." Suara Peter terdengar waspada.

Davian menutup telepon, matanya masih terpaku pada layar. Sosok itu akhirnya bergerak, bukan pergi, melainkan melangkah lebih dekat ke gerbang, tangannya seolah menyentuh besi hitam yang dingin.

Di kamar atas, Olivia berjongkok di lantai, memeluk Cassandra yang mulai tenang di pelukannya. Ia mendengarkan detak jantungnya sendiri yang tak terkendali, telinganya menangkap setiap bunyi sekecil apa pun di rumah itu.

Ia tahu Davian sedang berusaha melindungi mereka, tapi bagian terdalam dari dirinya masih dihantui pertanyaan: siapa orang itu? Mengapa menatap ke arah mereka? Dan apa yang sebenarnya diinginkan darinya ... dari Cassandra ... atau dirinya?

Bayangan-bayangan masa lalu, pernikahannya yang hancur bersama Raymond, perlakuan buruk keluarga besar, semua itu kembali menyeruak, menambah berat rasa takut yang sudah menyesakkan dada.

Namun di sela ketakutan, satu hal jelas: ia harus menjaga Cassandra, apa pun yang terjadi.

Sementara itu, Davian sudah berdiri di ruang depan, hanya beberapa meter dari pintu besar rumah. Tangannya terkepal, matanya tak pernah lepas dari bayangan di layar CCTV. Tenyata itu tidak hanya terjadi malam ini. Ada yang mengintai sejak beberapa hari lalu.

Ketika akhirnya bel rumah berbunyi, bukan dari sosok misterius, melainkan tanda kedatangan mobil Peter dan anak buahnya, Davian menghela napas lega, namun tetap waspada.

Malam ini, ia tahu, bukan malam biasa. Ada sesuatu yang tengah mengintai, sesuatu yang lebih dari sekadar bayangan.

Dan ia bersumpah, tidak akan membiarkan apa pun mengusik ketenangan Olivia dan Cassandra.

1
Yeong_Chaaa
Alurnya jelas dan tidak membosankan
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya, semoga bisa menghibur waktu senggangnya ya kak 🥰
total 1 replies
Ranny
typo yg betul itu MPASI Lo Thor 🤭
Archiemorarty: Owalah, kuperbaiki. makasih udah dikasih tahu kak
total 1 replies
Ranny
kalian berjumpa dan bersatu dalam keadaan mabuk jadi wajar kalau di dalam tubuh Cassie mengalir darah kalian berdua ya kan Thor ☺️
Archiemorarty: Betull itu
total 1 replies
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
Healer
papa Olivia k.??
Healer
hebat thor karya mu
Archiemorarty: Terima kasih kak, ikut senang kalau kakaknya suka ceritanya 🥰
total 1 replies
Healer
perbezaan antara tin kosong berbunyi dgn tin ada isi berbunyi....
Healer
terbaiklah thor👍👍👍👍👍....d luar predeksi
Khansa Sutresno
da yg aneh gk sech, raymond gk curiga olivia di beli siapa... leah ap jga gk tny... knp raymon, leah dan ibuknya gk di munculkan...
RatuElla11: halo ka, mampir juga yuk kekaryaku, "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Healer
pendapat saya.. Olivia blm sampai tahap gila... perkahwinan yg tak bahagia/sering mengalami kdrt/suami berselingkuh dgn adik tiri pukulan paling dahsyat utk wanita yg sedang hamil....
Archiemorarty: betull /Slight/
total 1 replies
Healer
jalan cerita yg baik dari tema /tokoh atau watak d tambah lagi dgn susunan tata bahasa yg btl menjadikan novel ini btl2 menarik utk d baca.....😍😍😍
Archiemorarty: terima kasih udah baca ceritanya, semoga bisa menghibur waktu senggangnya ya kak 🥰
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
seharusnya raymond di.penjara biar tau rasa
Ririn Nursisminingsih
ayoo nikahin olivia devan
Ririn Nursisminingsih
devan punya kartu as mu rymond jg sombong dulu..
Alvi Divane
aku ikut ngos2an😄
Ririn Nursisminingsih
kereenn critanya penuh dg teka teki
Ririn Nursisminingsih
semoga anak devan sama olivia
Ririn Nursisminingsih
kasian olivia..kmu mlakukan jesalah fatal deVian..justru kmu yg mbuat gila
revasya alzila
Olivia hanya baby blues
Archiemorarty: Benarrr
total 1 replies
Bela Viona
WAH KARYA YANG LUAR BIASA. ALUR CERITANYA TIDAK BERTELE TELE,
walau ad sedikit ketemu typo tpi tdk mengurangi nilai ny.
semangat trs author..
saya tunggu karya² terbaru lain ny..
salam dari penggemar terbaru
Archiemorarty: terima kasih udah baca ceritanya 🥰 semoga menghibur waktu senggangnya ya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!