Birahi Terlarang Suamiku

Exie menatap punggung suami nya dengan pandangan sendu, hatinya tiba-tiba sakit melihat perlakuan Edward pada nya. Pikiran nya menerka apa yang sebelum nya terjadi. Kenapa Edward jadi dingin pada nya?

"Aku buat kesalahan ya? " batin Exie sambil menatap punggung bidang suaminya. Pikiran Exie kemudian kembali memikirkan sejak kapan wajah dingin suami nya di pasang. Karena saat makan bareng mommy dan daddy masih sama dan berangkat masih sama. Namun tiba-tiba dingin saat di dalam mobil menuju hotel. Dan saat itu Exie hanya diam tidak melakukan apa apa.

Exie hanya diam memandang punggung suami nya sambil terus berfikir, apa kira nya yang membuat suami nya menjadi dingin seperti ini.

Tiba-tiba terdengar suara pengumuman, jika pesawat akan landing 15 menit lagi. Exie memegang tangan suami nya.

"Bangun. Sebentar lagi landing, Ed! " kata Exie sambil mengusap lengan suami nya.

"Hmmm! " gumam Edward menjawab istri nya tanpa merubah posisi nya sama sekali, yang sebenarnya Edward tidak tidur dari tadi. Edward hanya menghindari Exie dan kecanggungan di antara mereka.

Setelah pesawat benar-benar landing, Edward bergegas duduk dan berjalan keluar kamar. Exie hanya mengikuti Edward.

Mereka turun dan keluar menuju pintu kedatangan karena sudah di jemput di sana orang orang nya. Edward meminta orang nya sendiri, tidak orang daddy nya untuk menemani pekerjaan juga kehidupan nya di sini. Ya di ibukota perancis ini, Paris. Menjadi perjalanan awal dari sebuah perjalanan panjang juga kehancuran diri Edward sendiri. Sebuah kesalah pahaman yang berakar akan berakhir di sini dengan sebuah penyesalan. Entah ujung seperti apa yang di inginkan oleh Edward.

Exie hanya terus mengikuti langkah lebar suami nya dengan sabar dan tanpa ucapan. Sesampai nya di dekat mobil jemputan, Edward sudah masuk dan Exie masuk setelah dibukakan pintu oleh supir nya.

Exie masuk ke dalam mobil dengan nafas yang ngos-ngosan. Edward hanya melirik istri nya sebentar kemudian memalingkan wajah nya ke arah jendela.

Exie hanya melihat Edward dengan ekor matanya dengan semua perubahan suami nya. Exie hanya masih terkaget-kaget dengan perubahan signifikan suami nya.

Perjalanan kurang lebih 45 menit sampai di sebuah apartemen yang sangat mewah. Salah satu Apartemen yang elit dan mahal di sini. Kemudian mendapat kunci apartemen satu satu dipegang Edward dan Exie.

Mereka naik ke lantai paling atas yang akan dia huni sebagai pasangan suami istri yang bulan madu.

Namun Exie tak mau berfikir demikian, karena Edward saja tidak menunjukkan ada ketertarikan dengan diri nya. Bahkan menyentuh balon udara nya saja berhenti di tengah jalan. Ingin rasanya Exie operasi pasang implan saja agar seperti gunung meletus yang tumpeh- tumpeh.

Setelah sekian hari memikir kan kenapa Edward tak bernafsu pada nya, Exie telah lelah karena tak memiliki jawaban, karena dia merasa cukup sexy, cukup cantik, seputih susu dan juga selalu wangi saat bersama Edward. Tapi Edward tetap tak mau menyentuh nya.

Ceklek.

Edward masuk dan tanpa berkata sepatah kata pun dari turun pesawat masuk ke kamar nya dan langsung menuju kamar mandi.

Exie yang dibelakang nya hanya menatap sendu punggung suami nya yang hilang di telan pintu. Entah kenapa ada yang tidak enak di hati Exie. Exie duduk di ranjang sambil menunggu suami nya keluar.

Hampir setengah jam menanti Edward tak kunjung keluar, Exie menuju walk in closet di sebelah kanan sambil mengamati kamar baru nya. Nuansa abu muda dan warna hitammdan gold itu membuat kamar tampak elegan dan misterius.

Kasur king size dengan nuansa silver itu menambah kesan elegan di sana sangat cocok dengan pembawaan Edward.

Exie masuk ke dalam walk in closet dan melihat baju, jam tangan, celana, semua baju lengkap dan full dengan barang mereka. Exie tersenyum untuk semua hal yang di atur suami nya. Ada meja rias di sebelah pojok lengkap dengan skincare dengan marek kenamaan dunia asal Italia yaitu channel.

Exie kemudian mengambil celana panjang, dan menaruhnya di kasur kemudian mengambil piyama nya dan keluar kamar untuk mandi di luar.

Setelah itu Exie menuju dapur dan melihat almari pendingin sudah penuh dengan paham makanan. Exie yang sejak kecil hidup tanpa mama nyatanya suka merecoki para maid di dapur dan belajar memasak. Exie sangat hoby memasak selain menggambar.

Kemudian Exie membuat steak tanderloin wagiyu A5 dengan potatoes wedges dan mustard souse. Exie memasak dengan penuh senyum dan semangat karena di kediaman Robinson Exie selalu dilarang membantu di dapur.

Setelah hampir 1 jam berkutat di dapur makanan nya jadi dan Exie menata di meja makan. Exie ke atas menuju kamar nya dan tidak melihat keberadaan Edward. Exie menuju balkon dan Edward sedang di ujung balkon dengan ponsel di telinga nya.

Exie akan berbalik takut mengganggu Edward yang sedang ber telpon dengan seseorang. Saat akan pergi Exie menghentikan langkah nya sambil membuka mulut nya lebar karena mendengar jawaban Edward untuk sang penelpon.

"Iya, aku tidak akan menyentuh Exie. Kamu tenang aja. See you satu bulan lagi ya! " jawab Edward pada orang di seberang sana yang tidak lain adalah Bella.

Jedaar

Tubuh Exie membeku di tempat, bagai semua tulang nya kembali rontok. Air mata nya menetes tak mau kalah untuk melupakan rasa di hati nya, dada nya seakan diremak kuat kuat oleh tangan raksasa. Exie berusaha sekuat tenaga untuk menguasai diri dan pergi menuju kamar mandi tanpa sepengetahuan Edward.

Exie menutup pintu kamar mandi nya dan seketika tubuh nya luruh lantai, air mata nya mengalir deras, dada nya semakin sakit lagi rasanya. Exie mengutuk hati nya sendiri kenapa mudah sekali mencintai laki-laki. Kenapa hati nya salah mencintai laki-laki yang sudah mencintai wanita lain.

Mendengar suami nya berjanji untuk tidak menyentuh nya, menyentuh istri sah nya pada kekasih nya nyata nya sangat menyakitkan untuk Exie. Hati nya patah berkeping-keping. Benih cinta yang hambar karena kejadian yang mengharuskan kehilangan papa nya, kembali tubuh disiram semua perbuatan dan perlakuan Edward yang sangat membuat nya yakin kini harus kembali diterpa angin hingga hampir tumbang.

"Apa yang harus aku lakukan pa? Hiks! " ratap Exie sambil menyandarkan diri nya di pintu dengan isak tangis yang tak mampu dia tahan.

"Apa aku sanggup menjadi istri seperti mama? jika seperti ini ternyata sangat menyakitkan! hiks! hiks! " ratap nya lagi sambil memukuli dada nya sendiri yang terasa sangat sesak.

"Papa, sakit sekali pa. Hiks. Kenapa dunia membawa Exie harus menikah dengan Ed?! "

.

.

.

.

Happy reading semua nya.