Istri Untuk Tuan Simon

Setelah makan pagi dengan situasi nano nano yang sangat baru di mansion Mignolet. Sesuai ucapan Simon, hari ini Laura dan tiga kurcaci pelayan yang akan dilatih menjaga Laura pindah dari rumah itu menuju ke daerah perkotaan.

Karena jarak rumah yang jauh dengan kantor membuat Simon merasa harus memindahkan Laura dan tiga pelayan yang bisa dia percaya menjaga Laura agar hal yang sama tidak terulang pada Laura.

Nasib Vivi dan para pelayan yang merendahkannya entah sudah seperti apa, yang jelas mereka tak akan bisa melukai, menghina atau pun memukul Laura seperti yang mereka lakukan.

Ketiga kurcaci sudah mengepal barang-barang mereka seperti titah tuan mereka, Lautan pun demikian.

Dengan bantuan Ketiga pelayan yang sudah menjadi temannya itu, dia mengepal semua barang yang dia bawa ke rumah itu.

" Apa sudah semua?" tanya Simon yang tampak nya tidak mau jauh-jauh dari Laura mengingat ada Pebinor yang siap menyerang istrinya.

"Sudah tuan, sudah semuanya," jawab Laura sambil menunjukkan satu koper besar miliknya.

Simon terdiam, baru sadar kalau selama di rumah itu dia tidak memperhatikan kebutuhan Laura, bahkan barang-barang istrinya masih sama.

" Irvan bawa!" titah Simon yang dianggukkan Irvan dengan cepat.

Segera mereka semua pindah dar mansion gelap dan besar itu.

Mansion itu akan dipakai sebagai tempat berlatih tim khusus Aryn dan akan selalu di urus oleh pelayan yang tinggal di sana.

Tempatnya yang terisolasi sangat tepat untuk jadi tempat persembunyian yang sempurna jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

Simon dan Laura naik Van besar yang luas bersama Hendry yang duduk paling depan di samping supir.

Ketiga kurcaci baik di mobil lain bersama Lanang dan Dani.

Diego, Sadrakh dan Zayn membawa Kendaraan mereka masing-masing.

Sebenarnya ketiga pria ini bukannya tidak punya rumah, karena khawatir Simon melakukan hal-hal aneh seperti bunuh diri dan hal berbahaya lainnya mereka memilih mengekor pria itu ke manapun dia pergi.

...****************...

Perjalanan cukup panjang mereka lewati dari sekitar hutan lebat itu.

Laura menatap ke luar dengan tatapan takjub, matanya yang tajam dan jernih jelas bisa menangkap berbagai perangkap yang dipasang di hutan kelam yang melingkupi mansion Mignolet itu.

Tatapan takjub Laura saat mengintip ke luar Jendela menarik perhatian Simon. Mana bisa dia melewatkan hal menggemaskan di depan matanya.

Deg... deg... deg...

Lagi lagi jantungnya berdebar, hampir dia mengumpat dan meneriaki Zayn, beruntung dokter gila itu tidak satu mobil dengan mereka.

" Sialan kau Zayn!" Simon mengumpat dalam hati.

" Dia mengatakan kondisiku normal, tapi kenapa jantungku berdebar kencang lagi!? wajahku juga panas, apa aku demam!?" Simon tampak gusar, dia mengusap dadanya yang berdebar kencang tanpa sadar kalau debaran itu dikarenakan istrinya yang cantik dan manis.

Siapa yang tidak terpesona dengan wajah cantik dari Laura Khiel.

Berkas sinar matahari yang menerobos melewati jendela mobil, menyinari setengah wajah gadis itu.

Kali ini, Simon mendapatkan penampakan luar biasa indah. Kedua Netra Laura bersinar terang kecoklatan dengan gradiasi hijau dan kuning di bagian pinggirnya, sangat indah dan mengesankan.

Kulitnya yang putih bak porselen bersinar indah seolah ada bintang berkilauan mencuat dari pipi merah merona dengan bulu yang sangat halus yang terlihat di wajahnya.

pipinya yang penuh, dan bibir merah mudanya yang sangat indah membuat mata Simon terpaku dan membingkai Laura dalam pandangannya.

Seolah dia sedang menatap karya seni yang begitu indah. Rambutnya pun bersinar, anak rambut kecoklatan yang terkena sinar matahari membuatnya seperti tokoh dalam dongeng.

Laura menaruh dagunya di atas sekat jendela, menatap dengan kedua tangannya sebagai tumpuan dagu, sambil tersenyum dan merasakan angin yang berhembus menyentuh lembut kulitnya yang indah.

Bulu matanya yang lentik, hidungnya yang unik, bibirnya yang manis berhasil memenjarakan hati seorang pria yang termangu dengan kecantikan Laura.

Sepertinya Matahari memang sangat cocok untuk kepribadian Laura yang cerah dan ceria.

Simon tentu tidak ingin melewatkan kesempatan ini,dia mengambil ponselnya dan memotret Laura beberapa kali.

" Cantik sekali," batin pria itu dengan segurat senyum tipis di wajahnya.

Bahkan dia sampai memperbesar foto di bagian area mata, yang menurutnya sangat menakjubkan sampai tangannya yang sedang mengambil gambar Laura turun perlahan dan menatap Laura lebih intens ketika dia mengingat sesuatu tentang ciri khas yang dimiliki Laura.

" di mana aku pernah melihat ciri fisik yang unik ini!?!" batin Simon sambil menatap Laura terus menerus.

Rasanya dia pernah melihat seseorang yang memiliki paras indah seperti ini, tetapi siapa kiranya yang memiliki paras seperti Laura!?

Semakin keras dia berpikir, semakin sulit baginya menemukan siapa pemilik paras indah itu.

Tetapi Simon tak ambil pusing, dia hanya duduk bersandar dengan tangannya sebagai tumpuan, terus menatap Laura dengan tatapan yang tidak biasa.

Tatapan yang jelas memiliki benih benih cinta yang belum dia sadari dalam dirinya.

" Apa kau menikmatinya?" Tanya Simon dengan suara besarnya yang membuat Laura membuka kedua matanya dan menoleh ke arah Simon.

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum dengan penuh semangat," ini sangat indah tuan, ini sangat menyenangkan!" seru Laura sambil tersenyum merekah seindah bunga di ujung bukit.

Simon terkekeh ," Kau lucu, apanya yang indah dari hal ini? hanya sekumpulan sekam kering!" ucap Simon menunjuk Padang cokelat yang berada di dekat hutan itu.

"Tuan sepertinya tidak punya nilai seni, nanti saya ajari supaya bisa menikmati keindahan alam, tuan aneh!" celetuk Laura sambil menatap ke depan.

"pfthhhh..."

Dani dan Hendry yang duduk di depan terkekeh geli saat mendengar tuan mereka malah di ejek oleh istri sendiri.

Tidak ada yang berani melakukan hal itu pada Simon, bahkan teman temannya saja perlu berhati-hati jika ingin bercanda dengan Simon.

Tetapi Laura dengan gamblangnya mengejek Simon, siapa yang tidak terhibur.

"Ini sangat indah, mungkin tuan mengatakan ini biasa saja, hanya sekumpulan sekam kering atau apa pun itu," ujar Laura sambil menatap ke luar.

"Tapi bagi saya yang selama 25 tahun hanya hidup di sekitar perkotaan padat dan lingkungan rumah Raymond, ini adalah sebuah mahakarya yang sangat jarang bisa saya nikmati tuan," jelas Laura.

"ini kali pertama saya merasakan hangatnya sinar mentari, harumnya padang di hutan, dan aroma hutan yang begitu segar, semuanya menyenangkan, tidak seperti rumah penuh sesak itu," ucap Laura.

Simon, Dani dan Hendry tertegun mendengar ujaran Laura.

Benar kata gadis itu, tidak semua orang punya kesempatan menikmati indahnya alam seperti ini.

"Tuan," Laura menatap Simon yang juga masih menatapnya.

" hmmm..."

Laura tersenyum lalu mendekati Simon.

Pria itu hanya memperhatikan apa yang Laura lakukan saat ini, dia merasa nyaman dengan gadis itu.

Laura terus menatap Simon sambil tersenyum, dia merasa aneh dengan jantung nya. Jelas di mata Simon kalah wajah Laura saat ini sangat merah .

" Ada apa?" tanya Simon pelan.

"Terimakasih telah membawa saya keluar dari rumah itu," ucap Laura sambil mendekat ke arah pipi Simon dan..

Cup...

Sebuah kecupan lembut mendarat di pipi Simon.

Seketika Tubuh Simon bak terkena sengatan listrik, dia terdiam membatu, bahkan Laura juga sama. Cepat-cepat gadis itu berpindah dan menutup wajahnya saking malunya saat sadar dengan apa yang dia lakukan barusan.

Simon terdiam.

Dani dan Hendry menutup mulut tak percaya dengan apa yang terjadi.

" hahhh...... Wow!!!!" Seru Dani dengan mata membulat sempurna dan mengacungkan dua jempolnya ke arah Laura saking kagetnya dengan apa yang barusan gadis itu lakukan.

" Nyonya, aku padamu!!!" seru Hendry dan Dani bersamaan.

" Ya ampun, apa yang baru saja ku lakukan!!!!" batin Laura sambil meringkuk dan menutup wajahnya.

" Arrkkhhh tenggelam kan aku, maluuuu....." batin gadis itu berteriak histeris.

.

.

.

Hahahhaha.... Laura gercep.

Kira kira gimana ya reaksi bang Simon??

^^^little Dialog :^^^

Zayn : Bang istrinya gemesin boleh buat saya gak!? 🌚

Simon : Boleh boleh ( diam diam pegang celurit di belakang)

Sraaakhhhhh......

Seminggu kemudian...

Laura : Tuan, Dokter Zayn di mana??( menatap Simon)

Simon : 😈 Di bawah gundukan tanah dekat pohon pisang, di dalam sana!!🙂

Laura : 😶